Makanan Halal di Swiss

dari-restoran-singapore-zurichSebelumnya Emak pikir, memperoleh makanan halal, semisal kebab, seperti di Jerman bakalan mudah. Lha sama-sama berbahasa Jerman. Ternyata oh ternyata, menurut tuan rumah kami, di Swiss relatif lebih jarang penjual doner kebab ini. Salah satu penyebabnya adalah di Swiss tidak diperbolehkan adanya tempat penyembelihan hewan. Makanya daging-daging mesti diimpor dari negara lain. Dan ini mempengaruhi juga pola makan muslim disini. Mereka lebih suka makan ikan, imbuh tuan rumah kami di Zurich. Yang banyak, kami perhatikan adalah rumah makan China-Thailand.

Alhamdulillah, selama kami di Swiss sih bisa dibilang jarang membeli makan di luaran. Kecuali saat kami berada di perjalanan. Selain susah mencari makanan halal, kendala lainnya adalah harga makanan di sana yang mahal menurut standar keluarga pelancong. Makanya kami lebih memilih membeli makanan di supermarket dibanding di rumah makan.

Nah di supermarket ini pilihan sangat terbatas. Satu alternatif murah dan halal adalah sandwich isi tuna. Tak semua mereka halal. Kami harus memeriksa bahannya satu persatu. Lupa mereknya apa, tapi kami beli di supermarket bernama Coop. Rasanya kurang mantap. Rotinya roti tawar putih. Tunanya disajikan dengan mayones. Hambar. Hanya sedikit rasa asin dari tuna. Berhubung pilihan terbatas, ya itulah yang lumayan sering kami beli selama bepergian di Swiss.

Anak-anak untungnya gak ribut soal makanan jika sedang di perjalanan. Ketika ke Bern, kami beli roti bundar dan keju irisan. Dimakan begitu saja di dalam kendaraan. Murah dan halal.

Sekali kami membeli makanan di Restoran Singapore. Ada rendang dan gulai ayam. Mahal untuk ukuran Jerman. Tapi porsinya banyak. Anak-anak lebih suka sate ayam. Rasanya tak terlalu Indonesia. Enak lah, yang penting tinggal makan saja. Tak perlu masak dulu… hehehe

2 Comments

Leave a Reply

%d bloggers like this: