Seorang sahabat menyarankan sebaiknya kami mampir sejenak di kota Freiburg ketika melakukan perjalanan ke arah selatan Jerman. Dalam perjalanan menuju Swiss, kami mempair ke kota ini sebab kelaparan. Ingin mencari makanan hangat di sana.
Di hari menjelang Heiligabend alias Christmas Eve, kami lihat hanya satu dua toko masih buka. Toko-toko selain makanan bahkan sudah pada tutup. Hari hujan, mendung masih lumayan tebal. Kami sudah agak kecapekan berjam-jam dalam kendaraan mini kami.
Awal sampai, kami berdebat hendak parkir dimana, serta apakah kami harus membayar ongkos parkir atau tidak. Tanggal 24 Desember di Jerman, biasanya perusahaan atau toko buka setengah hari. Sisanya dianggap waktu libur. Tapi kami tak yakin, apakah benar dianggap libur sehingga bisa parkir gratis atau tidak. Kami dapatkan satu tempat kosong dekat kota tua Freiburg. Agar hati tenang, kami pilih bayar saja ongkos parkir tersebut. Dari sana, kota tuanya hanya tinggal 200-300 meter saja.
Syukurlah kami masih punya waktu untuk membeli makanan. Kedai-kedai makan cepat saji sudah tutup. Hanya petugas kebersihan terlihat mondar-mandir di dalam toko. Namun kedai kebab dan beberapa resto Asia masih buka hingga setengah empat sore. Sebab waktu belum jam tiga, kami putuskan menikmati secuil dari pemandangan kota tua Freiburg.
Freiburg terlihat basah oleh hujan. Saat kami disana, gerimis sesekali masih turun, langit kelabu. Kami masuk ke kota tua melalui Gerbang Martin atau Martinstor. Gerbang ini sebenarnya adalah satu menara jam kuno dengan terowongan di bagian bawah. Bentuk terowongannya mirip gerbang. Sebelahnya adalah bangunan tua juga dengan bagian bawah juga gerbang-terowongan, namun bagian atasnya ditempati oleh sebuah jaringan restoran cepat saji terkenal.
Freiburg adalah salah satu kota mahasiswa utama di selatan Jerman, dan memiliki salah satu universitas tertua di negeri ini. Walau toko-toko sudah tutup, masih terlihat relatif banyak orang berseliweran di pusat. Mungkin para pekerja yang bersiap kembali. Tram-tram sesekali lewat. Kendaraan umum satu ini lewat di jantung kota.
Sedikit di belakang Gerbang Martin, orang bisa melihat satu keunikan lagi dari Freiburg, yaitu selokan air. Selokan air terbuka sudah sangat jarang ditemukan di pusat kota Eropa saat ini. Dulunya saluran terbuka ini diduga untuk mengalirkan air bersih atau air buangan. Sekarang, selokan ini menyejukkan kota tua Freiburg di musim panas, serta tempat bermain menyenang buat segala umur. Airnya terlihat sangat bening. Anak-anak terlihat sangat ingin bermain air atau mencelupkan kaki di dalam sana. Namun harap berhati-hati, barangsiapa berkunjung ke Freiburg dan mencelupkan kaki ke selokan, konon katanya, akan datang lagi ke Freiburg. Wallahualam.
Emak memotret beberapa gedung kuno. Kami datang tanpa persiapan sebagai turis kemari. Tak ada buku wisata atau sekedar membaca tentang atraksi wisatanya. Sebab memang kunjungan ini tak diagendakan secara resmi. Dari secuil tadi, tertanggap kesan Freiburg yang tua, namun bersih dan rapi. Kami tak tahu jika tak jauh dari situ ada Rathaus, Freiburg Münster, dsb. Insyaallah lain kali ada kesempatan lebih panjang kemari.