Meknes

makam-moulay-ismail-meknesPuas menggali sejarah di situs tua Volubilis, makan siang dan berziarah di makam Moulay Idriss I di Moulay Idriss Zerhoun, hari itu kami akhiri dengan kunjungan ke kota Meknes. Meknes adalah salah satu dari empat kota kesultanan di Maroko : Fes, Meknes, Rabat dan Marrackech. Raja yang berkuasa saat ini juga bertahta di kota ini.

Nama Meknes berasal dari nama suku Berber, Meknassa. Berdiri resmi sejak pembangunan benteng oleh Dinasti Almoravid tahun 1063 masehi. Sempat mengalami masa keemasan di akhir abad 13, kota ini mundur di abad 13. Akibat pertarungan dinasti Almohad dan Merinid, serta berkembangnya kembali kota Fes. Hingga abad 17, kota ini mundur, sampai Moulay Ismail membangunnya kembali di abad 17. Moulay Ismail membangun istana megah yang sebagian materialnya diambil dari kota Romawi kuno, Volubilis.

Lewat Meknes sebelum menuju Volubilis, Emak perhatikan kota ini terlihat jauh lebih modern dibanding Fes. Ville Nouvelle-nya terlihat sangat luas. Apartemen-apartemen mewah standar Eropa berdiri di banyak tempat. Di kejauhan kota tua tertutup tembok tebal berwarna kekuningan.

Sebentar saja kami berada di kota ini. Karena relatif baru dan ‘hanya’ digunakan saat Moulay Ismail berkuasa, kota ini punya lebih sedikit peninggalan bersejarah dibanding Fes. Demikian tutur adik-adik mahasiswa. Maksud kami hari itu adalah mengunjungi makam Moulay Ismail di kota tua.

Melintasi pinggiran tembok kokoh dan masuk ke beberapa gerbang kota tua, Pak Sopir memarkir mobil tak jauh dari makam Moulay Idriss. Di sebelah sebuah tempat luas seperti alun-alun yang ternyata adalah sebuah penjara bawah tanah. Sepertinya sekarang sudah berubah menjadi museum. Serombongan orang masuk ke sana saat kami tiba. Di bagian atas penjara terdapat banyak tonjolan seperti cerobong tapi pendek. Itu adalah celah angin, agar ada pertukaran udara dari dalam sana. Kami coba mengintip dari atas. Gelap, sebab penjaranya cukup dalam ke bawah, kata Pak Sopir.

Makam Moulay Ismail dibangun megah. Beberapa muda mudi bercanda di dekat gerbang. Sepi sekali. melewati beberapa pintu, sampailah kami di dalam bangunan makam. Berbeda dengan makam Moulay Idriss I dan II yang dibangun mesjid di sekitarnya, makam Moulay Ismail hanya bangunan indah tanpa masjid. Kami melongok melalui sebuah jendela. Ada tanda tak diperbolehkan menggunakan kamera.

Saat kami mau masuk, penjaganya, lelaki enam puluhan bilang, boleh saja memotret di dalam. Yang tak boleh adalah menggunakan kamera video. Kami masuk ke ruangan megah berukir, bermosaik cantik. Satu keluarga kulit putih sedang berfoto dengan aneka pose. Tampak sekali kekaguman mereka akan ruang ini.

Letak makam terdapat di ruangan lain. Tak kalah indah dengan ruang sebelumnya. Sebuah ruangan dengan kuburan di tengah. Sekelilingnya berkarpet merah. Ada pembatas, larangan untuk masuk ke ruangan makam. Kami memotret dari pintu ruangan. Ada empat makam. Entah, yang mana makam Moulay Ismail sebenarnya. Tak kami tanyakan ke Bapak Penjaga.

Usai ziarah, kai berkendara, lewat Makhzen atau istana Raja Maroko saat ini. Tak boleh memotret di daerah ini. Beberapa penjaga terlihat di beberapa tempat. Kami sempat berfoto sejenak di sebuah pemandian Romawi kuno. Hari ini panas dan melelahkan. Namun juga menyenagkan dan banyak sekali pelajaran. Alhamdulillah…:)

3 Comments

Leave a Reply

%d bloggers like this: