Membangun Data Pribadi

Eh, saya sudah sering menulis catatan perjalanan, nih. Kadang di blog pribadi. Kadang di note facebook. Kadang oret-oretan di rumah. Perasaan nih, tulisan sudah layak naik kelas. Muncul di halaman sebuah media cetak. Tapiii…. dikirim ke mana, ya? Aduhh…. butuh informasi nih. Media cetak mana saja sih yang punya rubrik untuk catatan perjalanan?

Pertanyaan ini, mungkin akan menghampiri mereka yang ingin mulai mengirimkan tulisan ke media massa. Atau mungkin sudah pernah, tapi belum tahu alternatif media massa lainnya. Saya pun demikian. Dulu sekali ada kenalan di satu media. Media tersebut punya rubrik perjalanan di edisi hari Minggu. Setelah bertahun tak pernah kirim, rubrik tersebut tiada lagi sekarang. Saya harus mencari alternatif media cetak lainnya.

Tulisan ini berhubungan dengan artikel sebelumnya berjudul Kenali Media, Kenali Medan. Yakni tentang riset pasar. Tapi satu ini lebih pada pencarian contact person suatu media. Mencari informasi tentang media massa mana saja yang memuat tulisan genre ini, bukannya hal sulit. Cuma butuh ketelatenan saja. Semua bisa dilakukan online.

Cobalah ikut satu grup kepenulisan. Simak tulisan-tulisan mereka yang berhasil tembus media massa. Jika ada tulisan bergenre perjalanan, tanyakan kepada yang bersangkutan. Apa alamat email redaksi, apa saja syarat-syarat penulisannya, siapa nama editornya, berapa foto yang mesti dikirim, dll. Saya seringkali mendapat informasi sejenis dari grup ibu-ibu penyuka tulis-menulis.

Cara lain adalah berlayar di dunia, mencari pulau-pulau informasi. Jika rajin dan ulet mencari, pasti akan ketemu. Saya sering mencoba-coba banyak kata kunci untuk menemukannya. Kadang ada penulis lain memajang tulisan yang dimuat di media massa di blog pribadinya. Kita bisa belajar dari sana. Jika beruntung kita tak hanya mendapatkan alamat email koran secara umum, namun juga alamat redaksi khusus untuk rubrik perjalanan. Tak jarang mereka punya alamat email tersendiri.

Banyak surat kabar punya epaper gratis. Republika, Suara Merdeka, Pikiran Rakyat adalah beberapa di antaranya. Dari sana jadi ketahuan, jika dia punya rubrik wisata/perjalanan. Biasanya muncul di koran minggu. Epaper adalah cetakan koran digital. Tampilannya sama dengan edisi cetak. Ada informasi tentang alamat redaksi di dalamnya.

Gunakan media sosial. Facebook dan twitter jangan hanya dipakai untuk menulis status dan berkicau. Gunakan untuk memancing informasi. Hampir semua media massa, terutama ynag berpengaruh luas, punya akun di media sosial. Ikuti twitternya, jadilah fan atau teman di facebook. Cari tahu apa mereka punya rubrik wisata. Tanyakan apakah mereka menerima tulisan perjalanan dari penulis luar. Bertanya itu gratis. Alias tak ada ruginya. Paling apes dicuekin. Pengalaman pribadi, ada beberapa yang senang hati menjawab pertanyaan kita. Disertai beberapa tips penulisan. Jadi jangan segan bertanya langsung.

Bagi pemilik ipad, iphone, dan telefon pintar/pc tablet berbasis android, instal aplikasi SCOOP atau Wayang Force. Penyedia majalah dan koran digital. Saya gunakan Scoop karena bisa membayar pakai Paypal. Harga media massa versi digital lebih murah dari media cetaknya. Sebab kita tak perlu beli kertas. Jika tak mau beli pun, beberapa media punya contoh gratisan. Saya unduh majalah-majalah prospektif secara gratis. Contoh tulisan dapat, alamat email dapat, dapat info lain pula.

Kumpulkan semua informasi tersebut dalam primbon khusus. Buat data khusus di komputer pribadi. Ekspan datanya sedikit demi sedikit. Tetap kontak teman dengan hobi serupa. Menulis kisah perjalanan. Beri catatan untuk hal unik. Misalnya media X gak pernah balas email. Media Y lebih suka dikontak lewat fb. Lama-kelamaan dia menjadi koleksi data penting dalam jaringan pribadi. Jaringan penulisan perjalanan. Jangan lupa, jaga hubungan baik dengan para editor.

Apa sih keuntungan punya data semacam ini? Ada beberapa saya rasakan.

Pertama, kita bisa punya alternatif. Jika satu artikel ditolak oleh media A, kita sudah tahu bakal mengirim kemana selanjutnya? Sebab kita punya data media B,C,D.

Setiap media punya ciri khas dan sasaran pembaca tertentu. Media A adalah majalah untuk wanita lajang, B majalah keluarga, C untuk wanita karier dan matang, D majalah khusus perjalanan, E majalah keluarga muslim. Kondisi ini tak jarang memunculkan ide dalam proses penulisan. Sering sebelum memulai manulis satu artikel, di benak sudah tertanam, eh kayaknya tulisan ini lebih cocok dikirmkan ke B, deh.

Dengan teknik rewriting, kita bahkan bisa memproduksi beberapa tulisan sekaligus dari satu kali perjalanan. Tinggal memainkan point of interest, plot, sudut pandang, dan beberapa hal lain yang menurut kita menarik buat masing-masing media cetak.

5 Comments

Leave a Reply

%d bloggers like this: