
Skopje, ibukota Makedonia Utara, berjarak kira-kira sejam perjalanan mobil dari Tetovo, tempat kami meyaksikan dari dekat keelokan Sarena Dzamija. Hari sudah sore, saat kami berangkat dari Tetovo. Sampai di Skopje pasti sudah gelap.
Dua malam di Skopje, kami pesan apartemen lewat salah satu langganan kami pesan penginapan. Nyari alamatnya agak membingungkan. Sebab kami berbekal navigasi di hape. Setelah menggunakan GPS (gaul penduduk sekitar), ketemulah apartemen tujuan. Tapi, gak tau gimana masuknya. Gak ada petunjuk di bukti booking. Emak kirim sms ke nomor telefon yang tertera. Tak lama, pemilik apartemen datang, memberikan kunci dan menujukkan kamar. Gotong-gotong koper ke lantai 4 malam-malam. Assoy.
Hanya seharian kami punya waktu jalan-jalan di Skopje. Besoknya kami sudah mau pindah negara lagi. Seharian kami jalan-jalan di pusat kotanya saja. Yang gak terlalu jauh dari penginapan. Bisa ditempuh dengan jalan kaki.
Emak sengaja tidak banyak melakukan riset mengenai destinasi wisata kota Skopje. Hanya satu yang ingin Emak datangi: Memorial Bunda Teresa. Emak tuliskan sekelumit tentang beliau dari catatan biografi di halaman nobelprize.org.
Bunda Teresa terlahir dengan nama Agnes Gonxha Bojaxhiu di kota Skopje, Makedonia, pada 26 Agustus 1910. Beliau terlahir dari keluarga asal Albania. Saat itu, Makedonia masih berada dalam kekuasaan Turki Usmani. Di usia 12 tahun, beliau sudah merasakan panggilan Tuhan untuk menjadi seorang misionaris.
Di usia 18 tahun, Agnes muda meninggalkan Skopje untuk bergabung dengan Sisters of Loreto, komunitas biarawati Irlandia yang memiliki misi ke India. Usai beberapa bulan pelatihan di Dublin, Agnes bertolak ke India, dimana pada 24 mei 1931 beliau menjadi biarawati. Dari 1931 – 1938, beliau mengajar di St Mary High School di Calcutta.

Kemiskinan dan penderitaan yang dilihatnya di luar tembok biara, mengguncang hati Bunda Teresa. Tahun 1948, beliau mendapat izin meninggalkan biara. Untuk mendedikasikan dirinya bagi kaum papa di wilayah termisqueen dan terkumuh Calcutta. Tanpa dana, beliau membuat sekolah open bagi bagi anak-anak di tempat kumuh. Tak lama setelahnya, beliau didukung oleh para voluntir dan dana bantuan mulai mengalir.
Bunda Teresa kemudian mendapat izin dari Holy See, pada 7 Oktober 1950, untuk membentuk order sendiri, The Missionaries of Charity. Tugasnya menyayangi dan menjaga mereka yang tidak punya siapa-siapa. Tahun 1990-an, The Missionaries of Charity punya sejuta co-workers di lebih dari 40 negara.
Hasil kerja Bunda Teresa diakui di seluruh dunia. Beliau banyak sekali mendapat penghargaan. Selain Nobel Prize Perdamaian tahun 1979, beliau mendapatkan Pope John XXIII Peace Prize (1971), the Nehru Prize (1972), The Balzan Prize (1979), the Templeton and Magsaysay award. Bunda Teresa meninggal dunia 5 September 1997 di Kolkatta, India.
***
Di Dalam Memorial Bunda Teresa
Berbekal peta yang Emak simpan di hape, kami tidak kesulitan mencari lokasi Memorial Bunda Teresa. Tempatnya sudah di pusat kota. Di Jalan Macedonia St bb. Sebuah patung Bunda Teresa berdiri di depannya. Lokasi ini tidak dipilih secara random. Di tempat ini dulunya berdiri Gereja Katolik Sacred Heart of Jesus. Di mana Agnes Gonxha Bojaxhiu dibaptis sehari setelah kelahirannya.
Memorial salah satu wanita paling dikenal di dunia ini berdiri sejak 30 Januari 2009. Bangunan memorialnya agak unik menurut Emak. Bagian luarnya terdapat tembok batu beserta gerbangnya. Tembok ini hanya menutup bagian depan dan sedikit bagian samping. Jadi masuknya gak harus dari gerbang tersebut.
Bangunan utama memorial berlantai tiga, terlihat moderen. Lantai paling atas, dikelilingi kaca. Di lantai dasar terdapat amphitheater mini. Di dekatnya terdapat toko buku eh, atau jualan cinderamata juga, ya. Emak ndak terlalu memperhatikan.
Memorial satu ini buka setiap hari. Jam bukanya bisa dicek di dalam jaringan. Kami menghabiskan waktu setidaknya satu jam di tempat. ini. Kami langsung naik ke lantai dua, ruang utama memorial. Tiket masuknya gratis. Kalau mau bisa masukin duit buat charity. Sesuai dengan semangat yang ingin ditularkan sang Bunda.

Ruangan utama ini tidak teralu luas, terdiri dari satu ruangan. Sisinya tidak terlalu padat. Malah enak dinikmati. Saat kami di sana, pengunjungnya tidak terlalu banyak. Temboknya memajang foto-foto kuno. Di pinggir ruangan berdiri meja-meja pajangan tertutup kaca.
Di beberapa bagian ruangan dipajang mebel kuno seperti meja dan kursi makan lengkap dengan peralatan makan, tempat tidur, lemari pakaian. Mereka ingin menambilkan kondisi kehidupan masyarakat Balkan di awal abad 20, zaman Agnes lahir dan tumbuh menjadi gadis remaja. Sebuah budaya campuran antara timur dan barat ketika itu.
Foto-foto di dinding menampilkan alur kehidupan Agnes dari muda, saat beliau mulai menjadi biarawati, dan ketika beliau sudah dikenal lewat berbagai charity works bagi kaum duafa Calcutta. Pun foto-foto Bunda Teresa bersama orang terkemuka dunia seperti Ronald Reagen, Lady Diana, Dalai Lama.
***
[…] Baca juga: Memorial Bunda Teresa Skopje […]
[…] Baca juga: Memorial Bunda Teresa Skopje […]