Ketika mencari berbagai artikel mengenai genre satu ini, perhatian saya langsung tersedot oleh tulisan Kelby Hartson Carr, ibu tiga anak sekaligus penulis kisah perjalanan mumpuni. Judul tulisannya : Three Steps to Break into Travel Writing. Beberapa tips-nya sungguh mengena. Cocok buat mereka yang ingin serius mendalami dunia penulisan ini. Saya, dengan senang hati akan membagi sari artikel tersebut di sini.
1. Sebelum menjadi penulis kisah perjalanan, yang pertama dilakukan tentu saja, menjadi pelancong, memulai perjalanan itu sendiri. Sebelum disibukkan oleh ide bagaimana bisa menembus media atau menulis sebuah buku perjalanan, orang hanya punya passion untuk melakukan perjalanan. Passion ini begitu kuatnya sehingga dia tak khawatir akankah perjalanan tersebut bisa menghasilkan uang atau tidak. Tak perlu ke tempat-tempat eksotik atau naik kapal pesiar mewah, kata Carr. Perjalanan sehari ke kota-kota sebelah pun jadi. Yang penting adalah kita menikmati betul perjalanan tersbut.
2. Menjadi Penulis Kisah Perjalanan
Selanjutnya, tentu saja menuliskan apa yang telah dialami selama perjalanan. Menarik sekali kata-kata Carr tentang ini. You don’t need a class to tell you how to do it. You need practice. You need to write, a lot. Sama seperti melancong diatas, dia harus cinta menulis. Seakan-akan tak bisa hidup tanpa menulis. Setelah terbiasa menulis, biasanya kita akan temukan gaya tersendiri. Sesuatu yang khas. Sehingga jika orang membacanya dia bakal tahu bahwa itu tulisan kita.
3. Menembus Media Massa
Meski menembus media massa bukan perkara mudah, saat ini ada beberapa hal yang lebih mudah karena adanya media bernama internet. Beberapa tips ini mungkin berguna :
– Mulai membuat sebuah blog tentang perjalanan
Salah satu langkah mudah untuk mempublikasikan karya. Gratis, walau tak dibayar. Sesekali berkunjunglah ke blog-blog sejenis. Tinggalkan komentar untuk menarik komentar balik di blog kita. Komentar-komentar dari pembaca merupakan salah satu cara jitu untuk memotivasi diri supaya menulis lebih banyak lagi. Saya sendiri sudah sejak lebih dari tiga tahun lalu memulai blog khusus kisah perjalanan keluarga. Niatnya memang sebagai ajang latihan. Alhamdulillah ketika saya putuskan untuk menjajal kemampuan menulis di media massa, jadi terasa lebih mudah.
– Menulis untuk situs pengiriman artikel
Beberapa situs seperti Helium dan Hubpages memperbolehkan anggota untuk mengirim artikel dan memperoleh honor darinya. Saya tak pernah punya pengalaman di sana. Sepertinya artikelnya harus berbahasa inggris.
– Menemukan situs pencari travel writer / travel blogger
Banyak situs mencari penulis yang kaya pengalaman bepergian, walau miskin pengalaman menulis. Seperti about.com dan suite101.com. Yang ini juga saya belum ada pengalaman sendiri.
– Mendekati koran lokal
Koran lokal cenderung memuat berita-berita lokal. Cobalah menulis tentang tempat-tempat menarik di sekitar kita. Koran lokal biasanya tak punya cukup staf untuk meliput semua berita atau artikel. Tingkat persaingan di koran lokal biasanya juga lebih longgar dibanding koran nasional.
– Mengirim tulisan ke majalah kecil / majalah daerah
Siapa tak ingin karyanya masuk majalah jalan-jalan terkenal seperti Tamasya, Jalan Jalan atau National Geographic Traveler. Sama seperti koran nasional, persaingannya pun sangat ketat di sana. Cobalah mencari informasi mengenai majalah-majalah beromzet kecil. Walaupun bukan majalah jalan-jalan, biasanya mereka punya rubrik khusus buat artikel perjalanan.
Semua tips di atas tampak mudah dilakukan. Akan tetapi, untuk serius di bidang penulisan perjalanan yang dibutuhkan adalah passion dan kemauan keras. Tak gampang menyerah. Terutama ketika tulisan sering ditolak penerbit, tak kunjung tembus media massa.
Selamat berkarya!!!
Menjadi pelancong modalnya harus gede ya mbak?hhehe
Tidak selalu.. Kalau yg dekat2 saja kadang cuma keluar uang buat bensin. Makan bawa bekal dari rumah. 🙂