Swiss, negara mahal bagi keluarga pelancong. Sekali kami kesana sekitar tahun 2006. Naik kereta malam dengan tiket murah meriah. Ke kota Zürich tujuan kami. Dua malam menginap dalam kereta api duduk berdua dengan Bapak, bergantian memangku Embak. Seharian kami habiskan di kota tersebut. Yang kami beli hanyalah tiket harian untuk transportasi umum di dalam kota. Sekalipun kami tak membeli makanan atau minuman selama disana. Semua kami bawa dari rumah. Semua yang ada di Zürich terasa sangat mahal bagi kantong mahasiswa seperti kami, di kala itu. Yang terpenting, kami sangat menikmati kunjungan kesana.
Akhir tahun 2011, sebagian liburan musim dingin kami manfaatkan untuk kembali mengunjungi negara mahal ini. Agak ragu pada awalnya. Franc, mata uang Swiss sedang sangat mahal dibandingkan euro. Biaya jalan-jalan akan terasa mahal juga, pikir kami. Alternatif lain yang jauh lebih murah tak kami temukan. Dan lagi, ada seorang sahabat berbaik hati membuka pintu rumahnya untuk kami tumpangi selama di sana. Alhamdulillah, paling tidak kami tak perlu mengeluarkan biaya penginapan.
Kami menggunakan kendaraan sendiri untuk pergi kesana. Sekali jalan sekitar 600 kilometer. Jarah terjauh kami dengan kendaraan sendiri. Ini juga salah satu cara berhemat. Ongkos pesawat plus kereta api selama di Swiss kami hitung berkali-kali lipat dibandingkan dengan ongkos bensin yang kami keluarkan. Meski tentu saja bakal lebih capek di perjalanan, namun menghemat ongkos perjalanan jauh lebih penting bagi kami.
Di musim dingin di akhir tahun, Swiss terlihat ramai. Jalan-jalan tolnya hampir selalu dipadati kendaraan bermotor. Kota-kotanya apalagi. Kami ke Luzern tepat di hari Natal. Walau semua toko tutup, orang tetap saja berseliweran. Di tepi danau terutama.
Berbicara tentang danau, Swiss punya banyak. Menurut Bapak tuan rumah tipikal sebuah kota di Swiss adalah terletak di tepi danau dengan pegunungan di sekelilingnya. Bisa dibayangkan bagaimana indahnya, bukan? Di musim dingin, salju putih menyelimuti sebagian besar puncak pegunungan tersebut. Kami melewati beberapa pegunungan, melalui pusat-pusat wisata musim dingin yang sedang ramai-ramainya. Setiap tempat parkir dipenuhi mobil-mobil panghobi main ski.
Kesimpulannya, Swiss ini indah. Sebuah keindahan yang harganya sangat mahal. Akan tetapi, kami suka negara mini ini. Insyaallah suatu saat nanti jika ada rejeki ingin datang lagi. Mengunjungi Jenewa dan Lugano yang tak sempat dikunjungi.