Mendaki Menuju Istana Naga di Königswinter

Cuaca akhir musim dingin yang sudah mulai menghangat membuat kami tak tahan untuk memperbanyak acara jalan-jalan. Kali ini kami pilih yang tak terlalu jauh dari rumah. Yakni menuju kota kecil dekat Bonn bernama Königswinter.

Kota kecil ini cukup dikenal di barat Jerman sebab memiliki sebuah istana indah bernama Drachenburg alias Istana Naga. Karena keindahannya, banyak yang menjulukinya sebagai Neuschwanstein di tepi Rhein. Neuschwanstein adalah istana bak negeri dongeng di Pegunungan Alpen, negara bagian Bavaria. Hanya dalam dua tahun dibangun, dia berdiri tegak di tahun 1884. Pemiliknya adalah Baron Stephan von Sarter, seorang bankir dan pialang saham kaya raya. Setelah berganti pemilik dan fungsi berkali-kali, pemerintah negara bagian Nordrhein-Westfalen melindunginya sebagai sebuah monumen, merenovasi serta menjadikannya museum serta salah satu atraksi wisata di barat Jerman. Satu paket dengan tempat wisata ini adalah reruntuhan benteng bernama Drachenfels, sekitar 15 menit jalan kaki di atas Drachenburg.

Kendaraan pribadi pengunjung tempat wisata ini tak bisa parkir dekat istana. Melainkan di kaki bukit, dekat stasiun kereta khusus, di bawah sebuah jalan layang. Harga tiket kereta khusu tersebut mahal menurut ukuran kami. Berempat beserta kereta dorong anak sekitar 25 euro pp (naik-turun). Jika naik atau turun saja, hanya terpaut sedkit yakni sekitar 21 euro. Kami memilih jalan kaki. Di satu papan petunjuk disebut bahwa lamanya perjalanan kaki sekitar 30 menit.

Tanjakan awalnya sungguh terasa sangat terjal. Baru beberapa langkah, kami sudah ngos-ngos-an dan sering berhenti untuk istirahat. Tanjakan setelahnya tak seterjal yang pertama. Saat berhenti, terlihat pemandangan indah tepi sungai Rhein hingga beberapa pencakar langit di kota Bonn. Hari itu lumayan cerah, semua terlihat indah.konigswinter

Tak sampai setengah jam, kami sudah sampai di kompleks istana Drachenburg. Tak sebesar bayangan Emak sebelumnya. Jauh lebih kecil ukurannya dibanding Neuschwanstein. Namun terlihat megah dan dikunjungi lumayan banyak turis. Kami berputar lewat gerabng besar. Sebagian sedang direnovasi dan tertutup pagar besi. Kami pikir karena renovasi. Kami hanya memotret bagian depan sebentar lalu membeli souvenir di toko sekaligus kafe di depan istana.

Menurut informasi seorang teman, di taman istana memang sengaja dipagar besi. Mereka yang mau masuk taman dan bagian dalam istana, harus membayar riket masuk terlebih dahulu. Agak kecewa selama disana sebenarnya, sebab kami tak bisa mendapatkan foto dengan hasil memuaskan. Kami juga tak melanjutkan jalan kaki menuju reruntuhan Drachenfels. Tak memungkinkan memanjat kesana dengan kereta dorong anak. Sayang sekali!

Leave a Reply

%d bloggers like this: