Mentang-mentang lagi musim dingin, dan lagi belajar olah raga ski, yang diomongin pun soal ini melulu. Kali ini Emak mau sedikit membahas tentang perlengkapan olah raga musim dingin. Emak juga bukan ahli, sih. Baru kenal sedikit saja.
Beda dengan ice skating yang sudah Emak kenal sejak kuliah, saat nyoba beberapa kali di Tunjungan Plaza dulu, Emak baru kenal mencoba meluncur di papan ski waktu kami ke Bodenthal, di Austria. Kami sempat kursus satu sesi. Trus jadi pengen belajar lebih lanjut.
Tahun lalu sempat mandeg kami belajar. Nyaris tak ada salju tebal dan tahan lama di Pegunungan Eifel. Sementara mau ke Winterberg malas. Dan liburan natal kami gunakan mengunjungi Bosnia dan Montenegro.
Alhamdulillah tahun ini kesempatan belajar datang lagi. Emak ingin membahas dan menuliskan berbagai pengalaman kami. Siapa tahu ada yang berminat belajar juga. Makin lama kan makin banyak warga Indonesia pelesir ke luar negeri. Siapa tahu mereka juga tertarik berwisata musim dingin. Bisa ke Jepang, Korea, Selandia Baru, Himalaya, atau mungkin malah datang ke Eropa untuk belajar ski. Oh ya, backpacker dengan bujet cukup bisa juga menjajal olah raga ski di India. Di daerah Kashmir atau Gulmarg.
Perlengkapan ski, bisa dimulai dari outfit atau baju dulu. Kalau mau main ski, bajunya harus sesuai. Karena kita bakal berada di tengah kulkas raksasa dalam jangka waktu lama. Normalnya suhu bisa mencapai hingga minus 8 derajat celcius. Atau mungkin lebih dingin. Minus delapan adalah suhu minimal keluarga pelancong bermain ski. Kurang dari itu belum pernah. Agar tahan dingin, bajunya harus sesuai.

Untuk baju dalaman terdapat baju dalam lengan panjang dan celana long john khusus. Di sini disebut sebagai thermal underwear. Memang lebih hangat dibanding memaki manset. Manset yang Emak bawa dari Indonesia malah terasa dingin di kulit saat dipakai di musim dingin. Di atas thermal underwear, atasan kita bisa langsung mengenakan sweater. Biasanya berbahan fleece. Celana bisa pakai celana kain, atau langsung pakai celana ski. Atasan jaket ski. Serta sarung tangan Thinsulate, kaos kaki ski, helm dan kacamata.
Pemakaian helm sangat disarankan. Terutama anak-anak. Saat meluncur di atas papan ski, kecepatannya bisa sangat tinggi. Apalagi mainnya di track warna hitam, track ski buat pemain ski mahir. Dengan kemiringan lereng entah berapa derajat. Emak nggak meluncur, ngeliat ke bawah ajah ngeri banget. Lha baru berani meluncur di track warna hijau dan biru ajah buat pemula banget.
Nah saat meluncur itu tak jarang terjadi tabrakan. Makanya setiap tempat main ski harus sedia regu penolong. Mereka biasanya punya mobil khusus salju. Dan ada tempat buat korban. Pas ada kecelakaan, mobilnya jadi semacam ambulan. Untuk mengurangi risiko gegar otak, kita perlu pakai helm.
Alat-Alat Ski
Sekarang kita kenalan dengan alat skinya. Alat ski yang Emak maksud adalah ski alpine atau alpine ski. Selain ski alpine, terdapat jenis olah raga ski lainnya. Seperti Nordic sky, Free style, dan cross country ski. Sepatu dan alat luncur ski-nya juga berbeda.
1. Papan ski
Di persewaan, papan ski ini sudah satu set dengan ski binding-nya. Kalau beli baru, papan dan binding bisa beli terpisah. Ukuran panjang papan ski macam-macam. Ukuran yang kita pakai disesuaikan dengan tinggi badan. Biasanya kira-kira papan ski tingginya jika berdiri setinggi hidung kita. Binding bisa disetel berdasarkan tinggi dan berat badan kita. Ada grafik khusus untuk menyetel binding.
Pada saat meminjam, di tempat peminjaman yang profesional dan lengkap, ditanya dulu tinggi dan berat badan juga. Gak perlu baper ditanya bb, hehe. Tujuannya biar dapat papan ski yang pas. Dengan setelan binding yang pas juga. Kalau kita jatuh, papan ski bakal lepas sendiri. Jadi risiko kecelakaan lebih parah bisa dikurangi. Papan ski yang susah lepas saat kita terjatuh, konon bisa memperparah cedera. Kalau di tempat ski kecil, pinjamnya lebih santai. Paling disuruh nyari sendiri mana papan yang cocok dan sepatunya juga tak banyak pilihan. Binding-ya tidak disetel sesuai tinggi dan berat badan.
2. Sepatu ski

Sepatu ski berat dan susah dipakai berjalan. Apalagi awal-awal. Jadi kayak robot deh kita jalan pakai sepatu ski. Ia didesain khusus agar bisa menyatu dengan binding. Bangian luarnya keras, bagian dalamnya lumayan lembut. Bagian atas sepatu ski mencengkeram hingga betis bawah. Awal-awal biasanya kaki agak sakit dan pegal-pegal.
Ukuran sepatu ski sebaiknya pas banget dengan kaki kita. Saat nyoba langsung pakai kaos kaki tebal, kaos kaki musim dingin. Terlalu sempit tentu bikin sakit. Terlalu longgar juga bakal gak nyaman dipakai main ski. Saat meminjam, jangan sungkan meminta ganti ke petugas jika dirasa sepatunya kurang nyaman di kaki.
3. Tongkat ski
Biasanya yang ini opsional. Waktu belajar pertama malah gak disarankan pakai tongkat. Kita malah gak konsentrasi belajar keseimbangan badan di atas papan ski karenanya. Di tempat persewaan, tongkat ski biasanya disewakan sepaket dengan papan ski dan sepatu ski.
Kalau buat pemula kayak Emak, tongkat berguna banget. Karena Emak belum berani meluncur deras, kadang malah, gak bisa jalan papan skinya. Tongkat Emak pakai, biar tubuh bisa mengayun, dan meluncur.
***
Agar tahan lama, tentu saja, peralatan ski perlu perawatan. Biasanya papan dan sepatu ski dibersihkan setelah sesi main ski berakhir. Disapu sia-sisa salju dan tanah yang menempel. Biar gak gampang karatan. Sebelum sesi baru dimulai, orang biasanya melakukan service papan ski. Service-nya bisa dilakukan sendiri maupun di service ke tukang khusus.
Service papan ski meliputi waxing bagian bawah papan ski. Papan ski yang sering dipakai, lapisan lilinnya akan aus. Ski-nya jadi kurang kencang dan salju mudah menempel. Selain waxing, satu lagi adalah menajamkan pinggiran papan ski. Pinggiran papan ski berguna saat mengerem atau belok. Jika tumpul, tentu kedua fungsi tersebut akan terganggu.
Suka banget main ini, tapi aku ga kuat dingin mbak. Jangankan minus, 3 DC aja sudah berasa kayak mau mati. Mungkin aku terlalu kurus, daging di badan tak cukup tebal melindungi tulang 😀
Nggak bisa main ski. Coba main ini kepleset terus terusan. jangankan main ski, jalan diatas salju aja sering kepleset, padahal dah pakai boot khusus. hehehe. Pingin keliatan kayak professional gitu, meliuk liuk dari ujung. keliatannya ‘gampang’ tapi waktu coba sendiri, laaa da lahhhh susah ternyata. Mungkin karena badanku yang langsing +++ 🙂
@Mbak Rien: Mbak Rien, aku juga gak tahan dingin dan bukan penyuka dingin. Aku lebih suka kepanasan dibanding kedinginan.
Mungkin selain kurang lemak, hehehe, outfit Mbak Rien kurang sesuai. Outfit ski kan khusus. Mulai pakaian dalamnya saja sudah khusus. Aku dah ngerasain bedanya. Pakai manset dari Indonesia ama pakai daleman khusus ski. Pakai manset beli di tanah air malah kedinginan. Trus sweater, jaket, kaos kaki, sarung tangannya juga khusus, Mbak. 🙂
@Zulfa: Aku main ski yo ora iso sepisan pindho. Soale aku wedhian. Bojoku, anak2ku “fast learner”. Mereka cepet isone dan gak wedhian. Nah lek maen, biasane pisah. Aku nang panggonan gawe pemula banget, mereka wes meluncur nang bukit2. hehehehe.
[…] harga peralatan ski jika membeli baru? Macam-macam, tergantung merek dan kualitas, tentu saja. Kalau lagi diskon, harga […]
Salam kenal..
trims, jadi sedikit ada bayangan soal perlengkapan ski dan perkiraan suhu nya
ada toko untuk perlengkapan ski?
ada no tlp yang bisa dihubungi?