Tidur di bandara itu merupakan bagian pengalaman hidup bagi backpacker. Jadi jangan ngaku dan berbangga-bangga jadi bekpeker jika belum pernah mencicipi rasanya tidur di bandara. hehehe.
Keluarga pelancong berkali mencicipi bobok-bobok gak cantik di airport. Bahkan kisahnya pernah Emak tulis khusus, dan dimuat di Gado-Gado Majalah Femina. Alhamdulillah. Waktu itu Emak cerita pengalaman keluarga pelancong bobok di bandara Helsinki, Kuala Lumpur, ย Changi, Singapura. Trus terakhir lalu, Emak juga pernah bobok di bandara Soekarno Hatta.
Emak perhatikan, artikel tentang bermalam di bandara KLIA Kuala Lumpur, Malaysia, banyak mendapat kunjungan pirsawan blog. Berarti banyak yang membutuhkan informasi tidur di bandara ini. Banyak yang hobinya sama lah dnegan keluarga pelancong. Sebagian masuk lewat kata kunci tidur di KLIA2.
Tahun ini, alhamdulillah Emak mengalami sendiri tidur di KLIA2. Sengaja Emak membeli tiket pesawat dari Jerman ke Kuala Lumpur. Disambung naik AirAsia ke Surabaya. Sebab harga tiketnya lebih miring. Dan pesawat AA dari KL ke Surabaya pun sehari lima kali. Lumayan sering.
Dua malam Emak menginap di KL. Saat pergi menginapnya di KLIA2, pas balik pilih nginep di KLIA ajah. Sampai di KLIA sekitar pukul 9 malam. Lancar keluar imigrasi. Sebenarnya ada penerbangan di malam hari ke Surabaya. Akan tetapi Emak khawatir kalau pesawat ke Malaysia bakal telat. Njagani, nyari aman saja.
Di KLIA, Emak langsung menukar duit. Karena cuma butuh buat naik bus ke KLIA dan makan, maka Emak cuma menukar 10 euro. Kata embak petugasnya, minimal 20 euro. Emak gak mau. Akhirnya diterima juga tuker 10 euro. Tapi tak terlalu disarankan nukar duit di bandara. Sebab kursnya tak terlalu bagus. Konon sih, mending ambil lewat atm saja.
Dari bagian kedatangan masih agak jauh menuju terminal bus. Apalagi jika kudu menggeret koper. Tapi Emak santai aja. Menunggu di lantai bawah. Terus ketemu seorang pekerja Indonesia asal Lombok.
“Enakan naik ekpres, lho Mbak, cuma beda satu ringgit ongkosnya,” katanya.
Emak mencatat saran ini dalam hati. Ternyata memang betul. Lebih enak naik kereta ekspres antar KLIA dan KLIA2. Stasiunnya masih di dalam terminal. Sedangkan halte bus di KLIA2 mayan bikin gempor. Jauh banget kalau berjalan ke arah terminal keberangkatan. Makanya pas pulangnya, dari KLIA2 ke KLIA, Emak pilih naik kereta ekspres saja. Yang tarifnya 2 ringgit sekali jalan.
Mulanya Emak pengen nyoba-nyoba nginep di kapsul. Ada di lantai dasar KLIA. Ngeliat pas Emak baru turun dari bus. Ngintip harganya kok ya lumayan mihil. Jaman-jaman pula. Ada 3, 6, dan 12 jam sewa. Mending nyari gretongan, deh. Paling murah 3 jam tarifnya 50 ringgit.
Emak pun berkeliling sebagian KLIA2 sebelum nyari tempat. Sekalian ceki-ceki lokasi mana yang paling afdol buat bobok-bobok syantik. KLIA2 ini jumbo banget ternyata. Beda sekali dengan LCCT dulu. Ini mah lebih mirip mall dibanding bandara. Kata situs KLIA2, unofficial, bandara ini emang bandara shopping paling luas di dunia. Ada lebih dari 200 tempat usaha. Bank, tempat makan, penginapan, serta aneka macam toko. Emang iya seh banyak banget, sambung menyambung gitu tokonya.
Di lantai dasar, Transportation Hub KLIA2 itu terdapat beberapa bangku, dan suasananya relatif sepi. Tapi hati Emak gak ayem mau bobok di sini. Surau yang tersebar di beberapa lantai, tak boleh digunakan tidur. Alternatif tempat tidur ada dua, dekat pintu keluar kedatangan. Keluar pintu kedatangan, lurus saja. Salah satunya sebelahan sama kafe Oldtown White Coffe. Rame sekali di situ. Orang tidur dengan cuek. Duh, sayangnya gak ada fotonya, neh.
Emak makan di Ramen Ten. Resto Jepang halal. Maekan nasi dan salmon teriyaki. Alhamdulillah perut keganjel. Trus keliling ke lantai kebarangkatan. Banyak pelancong tiduran di kursi-kursi atau ngemper di lantai. Atau tiduran di sebelah lift. Kadang dialas kain, kadang tanpa alas. Sepertinya aman-aman saja. Tidak ada petugas yang membangunkan atau menyuruh pindah.
Akan tetapi, yang sama-sama pengen tidur di bandara rupanya banyak. Kursi-kursi laris manis. Kecuali yang di taman di luar pintu keberangkatan. Akan tetapi, di situ lumayan ribut. Sebab masih terdengar pesawat mendarat atau tinggal landas. Bahkan di tengah malam.
Emak pun kembali ke lantai 2. Ke bagian kedatangan. Ke spot tidur bareng.Tempatnya terbuka, tapi ada pager dan dibatasi tembok. Walau ramai, tapi masih bisa menyelip. Koper Emak tinggal di atas troli. Banyak anak muda berkumpul. Ada yang tidur. Ada yang duduk-duduk sambil main hape. Tempat tidur umum ini ada karpetnya. Banyak orang membuka alas kaki. Namun ada juga yang cuek memakainya.
Emak menggelar pashmina. Khawatir gatal-gatal, sebab karpetnya agak kasar. Jaket tipis, Emak jadikan selimut. Emak memang selalu membawa jaket tipis. Soalnya di dalam pesawat kadang kedinginan. Walau ada selimut, tetap sedia jaket. Tas ransel jadi bantal.
Alhamdulillah bisa tidur sekitar 2 jam. Lumayan bisa nge-charge energi. Sebelum terbang keesokan paginya ke Surabaya. Pas sarapan di sebuah kedai, masih melihat sepasang anak muda tidur di bangku panjang empuk milik resto. Ooo, berarti gapapa juga numpang bobok di sini. Modal beli makanan atau minuman aja.
Aku kangen ngegemper di KLIA 2 mbaaaak. *artinya kangen jalan-jalan lagi hahaha*
Fav-ku itu yang di depan KFC ๐ atau space di atas imigrasi (P & Q) tapi di sana dingiiiin. Masih lebih enak yang di depan KFC ๐
Waahh aku jg pernah 2 kali tidur di bandara KL
Thn 2013 di KLIA 2, dan itu blm sebagus yg skrng bandaranya, tdr tanpa alas dan untungnya bawa sarung bali, jd sarung bali aku jadiin selimut soalnya dingin.
Yg terakhir oktober 2015 di KLIA 1 terminal keberangkatan, untung dpt kursi jd bisa tiduran dan slonjoran di atas kursinya, cm gak sukanya lampu terlalu silau, padahal dah bawa pasminah buat nutupin mata..
barusan kemarin nyapa KLIA 2 dan ….. Gpp. tapi lebih enak KLIA *digamparkarpet.
Aku senenge iku dan bikin terharu,waktu di KLIA 2 di ilingno waktu shalat.
Saya nggak kuat AC-nya bandara Mbak, ntar masuk angin berat kalo tidur di sana.
@Cek Yan: Depan KFC itu rame juga, yah….
@Dewi: KLIA emang lebih nyaman kalau buat nginep. Dan lebih sepi. Bener, lampunya terang bener. ๐
@Zulfa: aku pas mbalik nang Jerman turune nang KLIA. Nang viewing mall, tengah malem diusir petugas. hehehe.
@Ihwan: Di spot dekat terminal kedatangan itu AC-nya gak telalu dingin. Aku yg gak kuat Ac masih bisa tahan.
pernah sekali bobok cantik di meja petugas stasiun karena nunggu kereta kepagian dari berlin, hihihihi.. untung pake jaket..
@Ima: di kota apa bobok cantiknya, Ma? Di Aachen?