Dibuka hanya tiga minggu dalam setahun, Royal Greenhouses of Laeken, menjadi atraksi khusus di Brussel, ibukota Belgia. Ia buka saat musim semi. Ketika bunga aneka warna bermekaran.
Konstruksi salah satu rumah kaca terbesar dan terindah di dunia ini memakan waktu beberapa dekade. Beberapa rumah kaca, galeri penghubung dan bangunan terpisah dibangun dalam beberapa fase antara 1874 hingga 1905. Saat itu Belgia diperintah oleh Raja Leopold II. Yang mendelegasikan pembangunan kepada arsitek Alphonse Balat. Balat meninggal tahun 1895, pembangunannya diteruskan oleh arsitek Charles Girault.
Taman megah dan mewah yang dalam bahasa Perancis disebut Serres Royales de Laeken ini terletak di Laeken, di bagian utara Brussel. Berdekatan dengan Istana Laeken. Taman sekaligus istana menempati areal seluas 2,5 ha.
Serres Royales biasanya dibuka dua minggu di terakhir di bulan April sampai minggu pertama Mei. Harga tiket masuknya 2,50 euro (Rp. 37.000,-) per orang. Di bawah 18 tahun gratis.
Pengunjung masuk dari pintu utama Istana Laeken. Melewati gerbang tinggi dijaga dua patung singa raksasa di atasnya. Di dalam baru ada loket-loket kecil untuk membayar tiket masuk.
Walau rumah-rumah kaca tersebut berada di dalam kompleks luas, tak semuanya bisa dimasuki. Pengunjung hanya diperbolehkan melewati jalur yang diperbolehkan. Bila ada jalur terlarang, maka ada polisi yang menjaga.
Dari loket tiket, pengunjung melewati taman terbuka dengan pohon-pohon rindang menyejukkan. Tak lama, sampailah di Orangery. Ruangan panjang tempat menyimpan pohon Jeruk, Laurel, Rhododendron, dan Kamelia di musim dingin. Bau harum Kamelia segera menyapa. Di musim semi, sebagian tanaman tersebut diletakkan di ruangan terbuka depan Orangery.
Setelahnya, pengunjung memasuki Theatre Greenhouse, rumah kaca tanpa tanaman yang dilengkapi dengan mesin teater Italia. Lantainya pasir, tingginya lebih dari 10 meter.
Keluar dari teater, untuk sementara pengunjung dipersilakan menikmati udara luar. Hanya bisa melihat bagian luar deretan rumah kaca. Namun kita jadi bisa memperhatikan, betapa rapinya kompleks taman ini. Rumput-rumputnya dipotong sempurna. Tanaman pagar juga rapi bentuknya. Lampu, patung, pot-pot bermotif unik, air muncrat memperkuat karakter taman.
Di hamparan padang rumput serta pepohonan, terlihat danau kecil di kejauhan. Objek-objek menarik antara lain kumpulan Mawar yang menjalar di konstruksi kayu mirip lorong. Bangunan dan taman bergaya Jepang danau luar di depannya juga sayangnya tak oleh dimasuki pengunjung biasa. Sebelum masuk deretan rumah kaca, pengunjung pasti melihat konstruksi rumah kaca bundar dengan berkubah besar. Itulah Iron Church.
Pemeran utama di kompleks taman ini tentunya adalah barisan rumah kaca, yang induk beberapa tanamannya dikumpulkan dan ditanam oleh pencetusnya, Raja Leopold II. Para pengunjung masuk sebuah galeri yang kedua sisi kacanya ditumbuhi Geranium.
Satu loggia mengantar kita menuju Palm Greenhouse, ruangan luas dan tinggi segi empat beratap oval melintang di tengah. Struktur penyangga besinya didekorasi motif bunga bergaya Art Nouveau. Pohon Palem, Pisang, Pakis, dan tanaman hijau dengan atau tanpa bunga menjadi penghuni rumah kaca ini.
Tak lama, sampailah kita di Azalea Greenhouse. Dibangun tahun 1885. Patung dada Louis Paras, kepala tukang kebun istana antara1921-1939, karya Ratu Elizabeth menyambut di antara tanaman Azalea. Setiap tahun tukang kebun terbaik kerajaan menjadikan rumah kaca ini sebagai ajang pamer. Azalea putih, merah muda, kuning, oranye ditata berselang-seling dengan air pancuran, batu-batu, dan kayu.
Lorong terindah di dunia segera menyambut pengunjung. Dua bagian Geranium Gallery dengan Diana Greenhouse di tengahnya. Lebar lorong sekira 2-2,5 m. Kanan kiri lorong tumbuh aneka varietas Geranium dan Heliotrope. Dari atas, menjuntai Fuchsia warna-warni. Bagai ribuan lonceng tanpa suara. Di bawah kaki tampak sistem perpipaan air dan pemanas rumah kaca.
Di ujungnya, kita akan bertemu turunan. Ke arah Underground Gallery. Galeri ini menampilkan bermacam tanaman Pakis. Dindingnya tertutup tumbuhan merambat hijau. Di kanan kiri jalan selain Pakis Ara dan Pakis Oak tertanam bunga Hortensia. Paling unik adalah Pakis Tanduk Rusa.
Kembali menaiki tangga, pengunjung sampai di Embarcadere Greenhouse. Di bagian tengah raungan berjajar pot-pot bunga Medinilla merah muda. Di kedua ujungnya berdiri patung wanita. Di satu sisi ada taman-taman mini dengan miniatur Smurf, tokoh dunia kartun karya kartunis Belgia, Peyo. Di sini zaman dahulu tetamu kerajaan masuk ke dalam kompleks ketika menghadiri resepsi.
Congo Greenhouse merupakan salah satu rumah kaca paling luas. Denahnya berbentuk bujur sangkar, ia memiliki kubah oktagonal dikelilingi empat kubah bundar. Hanya satu sisi saja bisa dilewati pengunjung. Bagian tengahnya banyak ditumbuhi pakis yang tingginya mencapai dua meteran. Tengahnya jalan dan bangku-bangku kyau di pinggir.
Dari luar, Winter Garten adalah rumah kaca paling megah. Objek foto favorit pengunjung. Bangunan ini adalah rumah kaca pertama yang dibangun untuk Raja Leopold II.
Struktur mengagumkan ini mulanya akan digunakan untuk acara resepsi kerajaan. Ia diinagurasi tahun 1880. Konstruksi rangka metal meliputi 36 tiang penyangga kubah kaca dengan mahkota di bagian puncaknya. Di tengahnya dibiarkan kosong. Sedangkan pinggirnya ditanami beberapa jenis pohon Palem tinggi, pakis dan tanaman berbunga. Winter Garten sekaligus menjadi acara klimaks kunjungan. Sebab tak lama, pengunjung akan kembali ke Orangery ditemani harum Kamelia.
***
Info Tambahan
Serres Roayales de Laeken / Royal Grenhouses of Laeken
Koninklijke Parklaan, 1020 Brussel atau Avenue du parc Royal, 1020 Brussel
Naik kendaraan umum:
Cari metro yang tujuannya Roi Baudouin. Turun di stasiun metro Bockstael. Naik bus 53 dari Bockstael ke arah Military Hospital. Turun di halte Serres Royales. gerbang istana Laeken dah dekat dan keliatan dari halte bus.
Pintu masuk dan keluar utama adalah gerbang Istana Laeken.
Tiket masuk 2,50 euro. Di bawah 18 tahun, gratis.
Jadwal buka 2018: 21 April – 11Mei. Setiap hari, kecuali Senin.
Wah baru tahu skrg ada yg bisa dikunjungi yg dekat dgn jerman ya mba. Tiket masuknya lebih murah drpd keukenhoft ya? Semoga berkesempatan foto2 di sini juga. Aamiinn
@Ima: aamiin… cakep banget ini taman, Ma..
Wow hanya dibuka 3 minggu dalam setahun. Eh tapi kok (keliatan) sepi ya mbak? apa masyarakat sana bosan ke taman karena banyak taman cakep di sana? 🙂
Cek Yan: rame banget malahhhh. Kudu pagi2 kalau mau lebih lega. INi ynag aku potret emang yg lagi sepi atau daerah yg gak boleh dimasuki. Jadi kupotret dari jauh…