Menikmati Kemilau Antwerpen

Jalan-Jalan Antwerpen
Het Steen, Antwerpen

Antwerpen, awalnya hanya saya kenal sebagai salah satu kota pelabuhan terbesar di Eropa. Kejutan menyapa ketika kami bertandang ke sana. Tak sempat menengok pelabuhan, kami malah disuguhi kilauan berlian dan beberapa pelajaran sejarah.

Hari pertama di sini, kami, rombongan kecil pelancong berkekuatan 5 orang dewasa dan 2 anak, menghabiskan waktu untuk mendatangi atraksi-atraksi wisata kota.

Antwerpen tak terlalu besar. Jumlah penduduknya tak lebih dari 500 ribu jiwa. Kota ini termasuk utuh setelah dua perang dunia. Pusat kotanya dekat stasiun kereta api utama. Tempat-tempat wisatanya pun saling berdekatan dan hampir semuanya berada di pusat kota. Tak perlu naik kendaraan umum untuk menjelajah isi kota.

Jika datang kemari dengan kereta api, maka akan turun di stasiunnya yang sangat megah. Jika dipotret dari luar lebih mirip bangunan megah katedral dibandingkan sebuah gedung stasiun kereta api. Kubahnya tinggi, mengagumkan. Orang Belgia sendiri menyebutnya Spoorwegkathedraal. Katedral kereta api. Tak hanya kami menganggapnya indah. Para turis memotret bagian-bagian stasiun nyaris tiada henti. Selain cantik, ini adalah stasiun terbesar, terpanjang dan terluas yang pernah saya datangi. Di kantor turis informasi di stasiun, orang bisa dapatkan peta wisata kota secara gratis. Sebuah kebun binatang berada tepat di belakang stasiun kota.

Melalui daerah pusat belanja, kuliner dan bisnis di sekitar stasiun, dengan menyusuri jalanan pusat belanja bernama Meir, kami sampai di katedral sesungguhnya. Salah satu lambang kota Antwerpen, Onze-Lieve-Vrouwekathedraal. Di depannya ada tempat terbuka tempat banyak orang berkumpul. Menjelang senja, tempat ini terlihat ramai. Sebagian besar duduk-duduk saja di bangku. Sambil bercengkerama, berfoto, tiduran, melamun atau bahkan mabuk.

Jalanan menuju Grote Markt sangat ramai. Kami berjalan pelan diantara kerumunan dan meja-meja kafe yang meluber ke jalanan. Semua kafe tersebut dijejali manusia. Tak terlihat satu bangku pun kosong. Grote Markt (terjemahan bebasnya = pasar besar), sebuah tempat di pusat kota juga masih ramai. Apalagi disana ada satu atraksi terkenal kota, yakni Brabobrunnen alias Air muncrat Brabo. Tepat di tengah bangunan-bangunan tua megah khas Eropa.

Air muncrat ini dipasang tahun 1887, sebuah patung perunggu besar buatan seniman Jef Lambeaux. Adalah gambaran dari legenda terbentuknya kota Antwerpen. Ksatria muda Silvius Brabo, memegang tangan kanan raksasa Druon Antigon yang baru dikalahkan, untuk dilempar ke Sungai Scheldt. Sang Raksasa selalu menarik pajak bagi tiap kapal yang lewat di sungai ini. Siapa saja yang tak membayar, dipotong tangan kanannya oleh sang raksasa. Nama Antwerpen berasal dari ‘hand werpen’ alias tangan yang dilempar.

Het Steen, obyek berikutanya tak jauh lagi dari Grote Markt. Sebuah benteng batu adalah bangunan tertua yang masih berdiri di kota terbesar kedua di Belgia, Antwerpen. Dibangun di abad 12 masehi, dan sempat menjadi benteng serta penjara, sempat hancur di abad 19, dan berhasil dibangun kembali, bangunan tua ini menjadi museum maritim sejak tahun 1952. Kami mengagumi kekokohan benteng, melihat-lihat sekeliling dan memotretnya.

Het Steen terletak di tepi Sungai Scheldt. Ada jalan mirip koridor jika ingin duduk-duduk sambil menikmati pemandangan sungai. Sayangnya hari sudah gelap.

Esoknya adalah waktu menikmati kilauan lain Antwepen. Cuci mata mengagumi berlian-berlian karya para master perhiasaan berbatu mahal ini. Ada Museum Berlian tak jauh dari stasiun kereta api. Bisa pula ke Diamond Land untuk melihat secara langsung proses mengasah batu kasar menjadi barang berkilau.

Sejarah Antwerpen sangat panjang sebagai pusat berlian dunia. Sebelum abad 18, semua berlian di Eropa dan Asia berasal dari India. Saat itu, para pedagang dan pengrajin berlian dari Venezia memegang monopoli batu mulia tersebut. Dari sana, berlian masuk ke Eropa melalui bagian selatan Jerman hingga ke Bruges, Belgia. Awalnya Bruges menjadi pusat pengrajin berlian. Tapi hanya bertahan sekitar 50 tahunan kemudian mereka berpindah ke Antwerpen.

Setelah ditemukan tambang berlian baru di Afrika Selatan di pertengahan abad 19, maka posisi Antwerpen sebagai pusat pengrajin berlian semakin kuat. Setelah sempat kendur di resesi dunia tahun 1930-an dan terjadinya perang dunia kedua, dimana sebagian besar orang Yahudi pengrajin berlian melarikan diri keluar negeri, mereka kembali ke Antwerpen setelah keadaan aman kembali. Saat ini, konon 70 persen berlian dunia diproses di Antwerpen.

Sebab sebagian besar pengrajin dan pemilik toko berlian adalah orang Yahudi, maka mereka kebanyakan tutup di hari Sabtu. Di hari Sabtu, hari pertama kami di kota ini, banyak sekali toko tutup. Hanya toko-toko tertentu saja yang buka. Baru di hari Minggu lebih banyak toko terlihat membuka gerainya. Konon ada lebih dari 1500 toko berlian di kota ini. Yang menyebabkan Antwerpen dinobatkan sebagai kota pusat berlian dunia. Tapi di dalam dan sekitar stasiun rasanya jumlahnya tak sebanyak itu. Entahlah jika banyak tersebar toko di tempat lainnya.

Meski memiliki komunitas Yahudi dalam jumlah besar hingga dijuluki Jerussalem di Utara, warga asing lain pun banyak menghuni Antwerpen. Kami sempat lewati sebagian kota denan banyak sekali warga muslim. Terutama di belakang stasiun kereta. Wanita-wanita berjilbab dan warung makanan halal menjadi pemandangan biasa.

Yang lebih unik lagi, kami temukan satu jalan mirip pecinan mini. Di mana toko-toko dan bisnis yang ada dijalankan oleh orang Asia. Jalan masuknya ditandai sebuah rangka gerbang khas China. Supermarket, panti pijat Thailand, restoran Jepang dan China meramaikan jalan ini. Alangkah damai dunia jika semua rukun berdampingan satu dengan lainnya.

Info Tambahan

Dengan kereta api, Antwerpn bisa dicapai dari kota-kota lain di Belgia seperti Brussel, Gent, dan Leuven. Kereta Thalys menghubungkan kota-kota Amsterdam dan Paris dengan Antwerpen. Bandara Antwerpen sangat kecil. Hanya melayani beberapa kota misalnya London, Manchester dan Innsbruck.

Bahasa Belanda adalah bahasa resmi di kota ini. Bagi pelancong muslim, makanan halal bisa didapatkan di kedai-kedai makanan dekat stasiun kereta api. Ada masakan Melayu sera Timur Tengah.

Jika ingin berbelanja berlian, pastikan dulu anda mengetahui harga pasaran berlian. Karena sistem belinya tawar menawar. Jarang sekali ada toko berlian memberi harga pas.

*Pikiran Rakyat*

6 Comments

Leave a Reply

%d bloggers like this: