Menikmati Musim Dingin di Helsinki (1)

Banyak orang heran ketika kami hendak pergi ke kota Helsinki di Finlandia saat musim dingin seperti sekarang ini. Posisi Finlandia dekat dengan kutub utara, musim dingin pun pastinya jauh lebih menggigit dibandingkan dengan Jerman. Seminggu sebelum keberangkatan kami pun, suhu masih berkisar antara minus 13 hingga minus 16 °C. Bos suami yang asli orang sini sempat berkomentar bahwa dengan pergi berlibur kesana kami sudah melakukan hal gila. Melihat ramalan temperatur udara yang minus dua digit, kami pasrah. Nanti kalau tak kuat dingin, foto-foto sebentar lalu balik ke penginapan saja. Hitung-hitung pindah makan dan tidur. Demikin tekad kami sebelum berangkat.

Di musim dingin, tentu saja sebenarnya ingin mengunjungi tempat-tempat wisata hangat di belahan bumi selatan. Apa daya kemampuan membeli tiket belum sebanding. Belum kami temukan tiket dengan harga setara kantong kami ke tempat-tempat yang ingin kami kunjungi. Seperti Turki, Mesir, Siprus atau Maroko. Yang murah di awal Maret kemarin adalah tiket ke Helsinki ini. Sesuai dengan kriteria kami : murah dan belum pernah dikunjungi.

Waktu terbang pesawat pun sebetulnya tak terlalu strategis bagi kami yang membawa dua orang anak. Kami ingin terbang di hari Kamis pagi atau siang. Apa daya tiket murah ada untuk penerbangan Rabu malam ke Helsinki. Dini hari kami sampai disana. Sehingga ada episode menginap di bandara lagi di agenda liburan kali ini.

Menginap di bandara bukan kali pertama ini kami lakukan. Bukan karena terpaksa, namun karena pilihan kami. Agar bisa menghemat biaya penginapan di Helsinki yang super mahal. Tak hanya di bandara, pernah juga kami menginap di stasiun kereta api dan di kereta malam.

Rupanya tak hanya kami menginap di bandara Vantaa, Helsinki dini hari itu. Kami ditemani oleh beberapa orang lain. Entah mereka baru mendarat atau akan terbang pagi-pagi sekali. Kami menemukan sederetan bangku di Terminal 1. Adik tidur di kereta dorong. Bapak duduk di ujung, sementara Emak di ujung lainnya. Embak selonjor di tengah-tengah.

Sementara yang lain bisa tertidur, Emak susah memejamkan mata. Adik yang walau beberapa kali terbangun, bisa segera tertidur kembali. Embak, meski agak kedinginan, tapi bisa lama terlelap. Sampai-sampai susah sekali dibangunkan di pagi hari. Bagai tidur di atas kasur saja. Emak memilih jalan-jalan di bandara tak terlalu besar ini. Memperhatikan orang-orang lain yang tidur di bangku bandara atau di bangku-bangku kafe. Juga meneliti jadwal bus digital yang terpampang dalam tiga bahasa : Finlandia, Swedia dan Inggris. Pukul tiga pagi, petugas kebersihan mulai beraksi. Namun kami tak beranjak hingga pukul delapan pagi. Setelah sebelumnya mengambil peta di informasi turis bandara serta jalan-jalan keliling sebentar melihat suasana bandara yang mulai ramai.

(bersambung)

One Comment

Leave a Reply

%d bloggers like this: