“Emang beda kalau nonton live, dibanding non ton di tivi, yah!”
“Ho-oh atmosfirnya yang beda. Denger teriakan orang live. Jadinya lebih seru.”
Menonton Köln Marathon 2015
Kota-kota besar memang lebih hiruk pikuk. Tak hanya dihuni oleh lebih banyak penduduk. Namun mereka juga punya lebih banyak acara. Kayak Köln atau Cologne. Event paling ramai di salah satu kota terbesar di Jerman ini adalah karnaval. Yang diadakan bulan Februari atau awal Maret. Yang nonton pun jutaan.
Acara budaya atau olah raga lain pun banyak dan tak kalah seru. Di antaranya lomba lari maraton tahunan. Tahun ini berlangsung 4 Okotober untuk yang ke 19 kalinya. Judul aslinya RheinEnergie Marathon. Kemarin-kemarin seh kami gak terlalu ngeh ama acara seperti ini. Tahun ini baru pertama kali menonton. Mendadak. Liat perkiraan cuaca beberapa hari sebelumnya, katanya cuaca bakal bersahabat. Berangkat!
Mau nonton, kudu berangkat lumayan pagi. Star halbmarathon, yang panjangnya setengah marathon normal, sekitar 21 km, adalah pukul setengah 9 pagi. Kami pilih menonton acara utamanya saja. Star mulai pukul 10. Berangkat sekitar pukul 8 pagi. Khawatir bakal macet atau kesulitan mencari parkir di Köln. Jalan-jalan utama pusat kota banyak yang bakal ditutup.
Kami pilih parkir dekat tempat start di depan stasiun Messe/Deutz. Emak sudah cek ricek rute. Dan rute ke lokasi parkir bebas dari penutupan. Masuk Köln, surprise juga. Sebab gak macet dan sekilas kota ini terlihat aman terkendali. Tak tampak sedang ada event besar. Pertandingan lari marathon terbesar kelima di Jerman. Pesertanya saja lebih dari 24 ribu orang.
Tempat parkirnya tetap kudu bayar meski hari libur. Ya di kota besar, kami sering kesulitan cari parkir. Tapi tempat parkir dekat B&B Hotel tersebut lumayan murah ongkosnya. Tiga euro (Rp. 45.000,-) per 24 jam.
Marathon Köln tahun ini konon tergolong rame. Pesertanya lebih banyak. Lebih dari 24 ribu orang. Sebagian besar ikut setengah marathon. Ada beberapa pelari marathon elit dunia diundang lari di sini.
Sampai di depan Stasiun Messe/Deutz, suasana dah meriah banget. Banyak peserta melakukan pemanasan. Ada yang pemanasan sendiri. Lari-lari kecil dekat tempat start. Ada yang senam bareng panitia. Sebagian ramai mengantri di depan toilet umum yang dipasang mobile di tempat acara.
Start
Start marathon dimulai pukul 10 pagi. Ada beberapa blok start. Yang jam 10 start marathon utama. Yang diikuti oleh pelari kelas dunia. Moderator membacakan nama mereka. Namun Emak nggak terlalu memperhatikan. Sibuk mengambil gambar pelari undangan. Yang sedang berpose di depan fotografer dan kameraman. Lima orang berkulit hitam. Pelari dari benua hitam memang sering mendominasi lomba-lomba lari marathon dunia. Seperti Gelane Senbete, pelari wanita asal Ethiopia. Katanya baru ikut marathon di Korea Selatan.
Kami beruntung masih bisa mendapatkan spot tepat di beakang pagar pembatas. Lumayan dekat pula dengan tempat start. Leluasa untuk mengambil gambar. Mobil pencatat waktu sudah bersiaga di depan. Bersama beberapa motor gede milik kameraman. Emak melihat motor gede berpelat Belanda. Kameramannya duduk menghadap ke belakang. Dibonceng sambil menenteng kamera video besar.
Cuaca hari itu lumayan bagus. Pagi hari gak sempat beku. Padahal hari-hari sebelumnya, kaca mobil tertutup lapisan es. Suhu udara sekitar 13 – 15°C dan tak berangin menurut informasi, adalah cuaca ideal untuk lari marathon.
Musik riang terus menerus mengalun menjelang start. Para pelari terlihat sedang good mood. Beberapa pelari bakan pakai kostum-kostum lucu. Entah setelah lari beberapa kilometer lagi nanti. Apa wajah-wajah ceria seperti ini masih terlihat.
Penontonnya juga tak kalah heboh. Teriak-teriak menyemangati peserta. Ada yang pakai spanduk. Buat handai taulan yang ikut. Tepat pukul 10, setelah hitung mundul dari sepuluh hingga satu, pistol pun berdentum. Para peserta segera bersorak sambil berlari. Hajatan olah raga besar di kota Köln pun dimulai. Setelah semua blok melakukan start, penonton bubar. Pindah tempat menonton. Banyak orang sudah membawa peta lintasan. Kami ikut bermigrasi. Cuaca hari itu enak buat jalan-jalan. Sekalian saja kami menunggu sampai pelari utama finish di dekat Dome.
(bersambung)
13- 15 iku nggak adem ta mbak?
Enak mbak dekat pagar, nek kruwelan di belakang nggak lego. Nggka sekalian melu marathon mbak? hehehe
Nah, aku baru ngeh kalo pengambilan gambar orang sedang lomba lari tuh pake motor dan kameramennya duduk terbalik 😀
Kameramen nya keren banget ya… Nenteng kamera besar sambil mundur gitu.
Aku pernah ikutan lomba maraton dan aku… kabur hahaha. Sempet hampir keinjak-injak juga waktu itu >.<
@Zulfa: yen aku mah jaketan. Lek sing mlayu yo kethoke enak suhu sakmono..
@Mbak Rien: kameramannya gak pernah ikut kesyuting sih, Mbak… hehe
@Zahra: tentunya dibonceng, Zahra. Tapi emang ngeliat kameranya gede gitu, aku udah ikut pegel ajah.
@Cek Yan: wuih serem amat mau keinjek. Di tempat start, yah?
Blm pernah ikut marathon, horor berjubel ya mba,,
@Ima: masih isa ditolerir yang di Köln ini. Malah kita dapat spot nonton di titik finish dengan mudah.