Menyewa Mobil dan Menyetir di Albania

Pemandangan indah negeri Albania

Musim semi 2022, kondisi sektor pariwisata Eropa mulai menggeliat. Akan tetapi, beberapa negara masih menerapkan pembatasan terkait pandemi. Harga tiket pesawat mulai terlihat mengalami kenaikan signifikan. Sepertinya, ini adalah akibat perang di Eropa. Setelah memilih dan memilah destinasi sesuai bujet, keluarga pelancong membeli tiket liburan ke Albania. Salah satu negeri yang pernah kami jelajahi dengan mobil sebelumnya. Kami ini kami terbang naik maskapai low cost Wizzair. Terbang dari Eindhoven (Belanda) – Tirana (ibukota Albania) pp.

Untuk menghemat waktu, agar fleksibel kemana-mana, serta memperluas daya jelajah, kami memutuskan untuk menyewa mobil saja selama seminggu di negara di Semenanjung Balkan ini. Kami pesan secara daring sebelumnya. Lebih murah dan praktis. Pengalaman waktu ke Spanyol, gak pesan online, ternyata agak susah dapat mobil sewa berharga miring. Di internet, bisa kita temukan situs agegrat pembanding harga sewa mobil. Kita bisa membandingkan harga, mengecek ulasan penyewa mobil sebelum kami. Mempermudah sekaligus mempercepat pengambilan keputusan kami, untuk memilih persewaan mobil mana.

Setelah membandingkan beberapa penyedia jasa persewaan yang kami dapatkan infonya dari maskapai Wizzair, kami memutuskan untuk menyewa dari Greenmotion. Bukan pilihan termurah. Harga sewanya moderat, reviewnya lumayan bagus. Kami pilih sewa mobil dengan kapasitas 5 penumpang. Mobil kecil tapi nggak kecil banget. Cukup naman buat berkendara serta bagasi lega mengakomodasi barang bawaan kami. Karena liburan, kami hanya membawa satu koper besar plus 4 ransel. Tak lebih dari itu.

Mendarat tepat waktu di bandara Tirana, Albania, selesai urusan imigrasi kami langsung mencari lokasi persewaan mobil. Untungnya ndak jauh. Keluar dari pintu kedatangan, kami berjalan ke arah kiri, sesuai petunjuk jalan. Kios-kios persewaan mobil berada di luar bangunan utama bandara. Kios-kios kecil berisi satu dua petugas. Kios Greenmotion kosong. Kami mesti menunggu setengah jam-an sampai mas petugas datang. Mungkin baru mengantar penyewa lain ke tempat parkir mobil.

Kami selesaikan urusan administrasi. Asuransi yang kami beli online, kata masnya urusannya ribet. Karena bukan asuransi lokal. Proses klaimnya susah. Entah bener atau tidak. Akhirnya kami beli lagi asuransi lokal. Yeee, tau gitu kagak usah beli online. Sejumlah uang kami dibekukan di kartu kredit sebagai jaminan. Kami dapat mobil Skoda Fabia. Kilometernya dah lumayan banyak, 5 digit 0. Kata Bapak, mesinnya sudah mulai lemot, tapi alhamdulillah selama seminggu kami pakai naik turun pegunungan, tidak bermasalah.

Oh ya, karena kami tidak membeli SIM card lokal dan memiliki sambungan internet, kami mengandalkan maps offline. Alhamdulillah lumayan bisa dipercaya, meski kadang rutenya agak aneh dan ndak up to date. Beberapa kali kami mengandalkan intuisi atau bertanya arah jalan kepada penduduk sekitar.

Kondisi Jalan Raya di Albania

Seminggu berkeliling beberapa kota dan desa di Albania, dari agak utara ke selatan, kami melewati bebragai macam kondisi jalan. Lewat ibu kota, hingga desa-desa terpencil. Lewat jalan biasa hingga jalan tol paling anyar. Menyusuri pantai, serta naik turun pegunungan dan lembah. Bisa dibilang, perjalanan on the road ini, lumayan lengkap lah. karena sudah pernah menyusuri beberapa bagian Albania di musim panas 2017, setidaknya, kami sudah pernah punya pengalaman berkendara di sini.

Bermobil di negeri orang

Jalanan di Albania, memang tidak sebagus jalanan di negara-negara Eropa Barat. Mirip-mirip kondisinya dengan jalanan negara-negara Balkan di sekitarnya lah. Akan tetapi, selama di sana, kami tidak pernah mendapatkan kesulitan yang berarti di jalanan. Meski bentuknya makadam, jalannya ada, dan bisa dilalui. Mereka bahkan banyak berinvestasi untuk memperbaiki ruas-ruas jalan. Paling bagus, tentu jalan tol expressway. Jalannya masih sangat mulus, dan relatif sepi pengendara. Ada pula jalan semi highway. Gratis, dan relatif bagus. Sementara jalan antar kota dan antar desa lebih bergelombang, tidak rata, banyak tambalan, namun masih relatif nyaman dilalui. Jalan di kota, tua, masih berupa potongan batu-batu alami. Gronjal-gronjal, kata orang Jawa. Oh ya, selama di sana, untungnya kami hanya lewat jalan tol gratisan. Jalan tol berbayar hanya satu rute, dari Albania ke arah Kosovo, jalan yang melewati banyak terowongan.

Aturan Berkendara

Selama berkendara di Albania, peraturan tentang kecepatan kami perhatikan betul. Walau tak semua jelas. Kadang kami bingung, ini tadi batas kecepatannya berapa, yah? Kok gak ngeliat rambu kecepatan? Beberapa aturan dasar tentang batas kecepatan laju kendaraan bermotor di Albania misalnya:

  • Batas kecepatan di dalam kota 40 kmh
  • Batas kecepatan di jalan antar kota 80 kmh
  • Batas kecepatan di jalan cepat 90 kmh
  • Batas kecepatan di jalan bebas hambatan 110 kmh

Di dalam kota kadang kami nemu batas kecepatan 10 kmh dan 20 kmh. Di jalanan antar kota kadang ada polisi yang sedang mengukur batas kecepatan kendaraan. Selalu waspada saja ketika berkendara.

Keseruan Menyetir di Albania

Di negeri ini, kami mendapatkan banyak sekali pengalaman berkendara. Yang tidak kami alami di negara-negara Eropa Barat. Malah kadang Emak mikir, perilaku orang-orang Albania, baik pengendara kendaraan mau pun pejalan kaki agak-agak mirip dengan orang-orang dari tanah air beta. Misalnya saja, kami selalu ekstra hati-hati jika menyetir di keramaian, pusat kota, daerah pasar. Pengendara kendaraan bermotor suka tiba-tiba memotong jalan di depan kita tanpa diduga. Nggak pakai lampu sen. Kata Bapak, lampau sen di sini sepertinya mahal harganya. Jarang sekali pengendara memanfaatkannya. Di keramaian, pejalan kakinya suka menyeberang jalan bermodal yakin. Ndak pakai tolah-toleh kanan kiri.

Kendaraan mirip sepeda motor pun banyak berkeliaran. Banyak motor yang lebih butut tanpa nomor kendaraan berkeliaran di jalanan. Ada pula yang mirip betor, ihhh, jadi kangan Indonesia, dah.

Unik lagi di highway. Bentuk highway-nya masih semi terbuka gitu, sih. Nggak ada pembatas khusus di tepinya. Jadi masih banyak orang bersepeda, berjalanan kaki, naik motor, atau naik mobil beda arah, bahkan ngangon sapi dan kambing di tepi highway. Di beberapa tempat di tepi highway, kita bisa menemukan tukang-tukang sayur dan buah mangkal. Pada musim panas terdahulu, kami pernah membeli dan makan jagung bakar di pinggir jalan. Seru kali.

Ngangon binatang rupanya masih menjadi profesi banyak orang di negeri ini. Sering sekali kami berjumpa dengan penggembala bebek, angsa, sapi, terbanyak kambing. Sambil menggembala, yang muda mainan hape, yang sudah tua merokok santai. Beberapa kali kami kudu menunggu hewan ternak menyeberang jalan. Atau berjalan pelan di belakang koloni mereka.

Tempat Parkir

Namanya nyetir, mesti berhubungan dengan parkir. Bisa kudu parkir, kami pilih parkir di tempat parkir resmi. Lebih aman. Ndak mau lah kami tiba-tiba kena tilang di negeri orang atau mobilnya ditabrak atau dirusak orang tak bertanggung jawab. Berkali kami parkir di parkir bawah tanah. Agak aneh bentuk parkiran bawah tanah di Albania. Ruangan bawah tanah banyak banget pilar-pilarnya, gede-gede pula. Jadi agak repot buat parkir. Petugas biasanya membantu mengarahkan mobil.

***

Alhamdulillah, perjalanan seminggu kami dengan mobil sewaan di Albania terbilang lancar. Karena kami pun ekstra hati-hati berkendara. kecepatan sesuai peraturan. Ndak ngebut. Emak sering ngingetin Bapak jika tiba-tiba ada ynag nyelonong nyebrang dan nyalip sembarangan.

Leave a Reply

%d bloggers like this: