Berkali ke Maastricht, kami cuma berputar-putar di pusat kota saja. Kalau tidak jalan-jalan ya kesana untuk berbelanja di sebuah toko oriental yang lumayan besar dan lengkap. Padahal selain punya beberapa gedung bersejarah, taman-taman, museum-museum, Maastricht punya terowongan bawah tanah bersejarah.
Informasi ini kami dapatkan ketika akan mengajak satu keluarga sahabat kami. Walau saat itu tak jadi kesana, informasi ini terus kami simpan dan kami berniat mengunjunginya satu saat.
Alhamdulillah saat Embak liburan musim panas, kami ada waktu untuk pergi ke Maastricht lagi. Hari itu, menjelang akhir bulan Agustus, hari lumayan cerah. Suhu udara sangat nyaman buat jalan-jalan.
Kami sengaja berangkat pagi-pagi dari rumah di Düren. Sebab rencana awalnya, kami ingin pula mampir ke mesjid kota Maastricht. Perjalanan kereta Duren – Aachen disambung bus Aachen – Maastricht lancar. Sampai di terminal bus depan stasiun, datang pula bus menuju lokasi terowongan dan satu benteng bernama Sint Pieter. Lokasinya di pinggiran kota Maastricht. Tak pernah naik bus di dalam kota ini sebelumnya, senang juga kami bisa meliat lebih banyak suasana kota.
Akibat informasi tak jelas di situs bus kota Maastricht kami salah turun. Bukan salah sebenarnya. Tapi kami turun agak jauh dari tujuan. Bahkan kami berjalan ke arah salah. Ada satu bangunan dekat sana kami pikir benteng Sint Pieter. Ternyata Fort Sint Pieter masih jauh. Kami mesti berjalan kurang lebih satu kilometer lagi.
Menjelang benteng, jalanan menanjak. Untung tak terlalu tinggi. Ada undakan lagi untuk melihat benteng dari atas. Kami tinggalkan kereta dorong Adik di bawah undakan. Lalu naik dan duduk-duduk di atas rerumputan di atas benteng. Kami lemas, kelaparan. Waktunya membuka bekal, berpiknik.
Benteng Sint Pieter sendiri sedang direnovasi. Ada tur juga untuk masuk kesana. Keadaannya tak terlalu terawat menurut kami. Bahkan terlihat tak terlalu tua dibanding benteng-benteng lain yang pernah kami kunjungi di Eropa.
Perut terisi dan puas memotret, kami bergegas ke sebelah, Grotten Sint Pietersberg. Ada restauran di dekat loket penjualan tiket masuk terowongan. Sayangnya loket belum buka. Tur pertama pukul 11 siang sedang berlangsung. Tur berikutnya adalah pukul setengah satu. Saat itu, jam baru menunjukkan pukul setengah dua belas. Kami menunggu di satu bangku beasar. Anak-anak memilih bermain catur raksasa di depan restauran.
[…] (Sambungan dari sini) […]