Tak lengkap pergi ke Cote D’Azur tanpa mampir di salah satu negeri kurcaci tapi sangat masyhur dunia. Ada bus (nomor 100 arah Menton) dan kereta api dari stasiun Nice menuju Monaco Monte Carlo. Orang-orang kaya datang kesana dengan kapal pesiar atau helicopter. Menurut banyak orang, Monaco adalah negeri orang kaya, cantik, tampan dan terkenal. Negeri mini tapi padat ini tempat orang berpesta, menghabiskan uang dengan berjudi, bebas pajak, punya salah satu sirkuit balap Formula 1. Sang penguasa, keluarga Grimaldi, sering menghiasi majalah gosip dan gaya hidup di seluruh dunia.
Keluarga Pelancong ke Monaco naik kereta. Sempat ada drama dan kurang puas mengunjungi Monaco. Waktu itu kami kurang riset. Kami tidak tahu dimana halte bus dari Nice menuju Monaco berangkat. Apalagi di Nice kami selalu kesulitan menemukan tempat parkir. Kalau ada pun biasanya maksimal cuma dua jam. Mana cukup buat menjelajah negara mini Monaco seharian?
Kalau mau naik mobil trus parkir di Monaco kami mikir-mikir. Ada yang bilang, parkir di sini susah dan super mahal. Padahal setelah sampai di Monaco kami jadi nyesel. Selain Bapak tidak sempat menjajal track balap Formula 1, juga ternyata parkir di sini tak semahal dan sesulit yang diberitakan orang tersebut. Ya sudahlah.
Kami putuskan memarkir mobil di parkiran Carrefour dekat bandara Nice. Parkirannya sangat luas dan gratis. Akan tetapi, dapetnya susah betul. Berkali kami muter-muter nyari sepetak lahan kosong. Setengah jam lebih kami berebut tempat parkir. Setelah dapat, kami berjalan ke stasiun terdekat. Membeli tiket kereta ke Monaco. Lama menunggu, dapat kabar kalau kereta yang seharusnya tiba entah mengapa gak jadi datang. Sejam lebih menunggu kereta berikutnya baru datang. Hari sudah lewat tengah hari. Ngomel-ngomel pun tiada guna.
Stasiun Monaco Monte Carlo bisa sangat membingungkan. Bertingkat-tingkat, dari bawah tanah menjulang ke udara. Sama seperti negara Monaco. Bertingkat bagai terasering beton. Sebab minimnya lahan.
Bisa saja orang berjalan kaki untuk keliling Monaco. Untuk itu perlu peta sangat bagus dan pandai-pandai membaca peta. Sepanjang jalan ada trotoar untuk pejalan kaki. Tapi lalu lintas biasanya lumayan padat di Monaco. Sangat tak enak berjalan dekat kepadatan besi berjalan. Jalanan yang bertingkat-tingkat membutuhkan stamina baik. Bus kota menghubungkan tempat-tempat wisata utama kota. Tarifnya relatif murah. Sekali jalan 2 euro. Tiket harian 5 euro per orang. Anak hingga 7 tahun gratis.
Emak di Monaco mungkin sama nasibnya dengan Kabayan saba kota. Beuhhh, terasa ndesonya. Dikit-dikit bilang wow, ohhh, mashaa Allah. Gumunan, kata wong Jowo. Gimana gak gumun, cowok cewek mondar mandir berjalan pakai baju-baju desainer. Entah baju desainer atau bukan. Yang jelas menurut Emak, stylist banget. Mobil mewah aneka merek hilir mudik kayak mobil sejuta umat saja. Umat Monaco tentunya. Walau pajaknya rendah, tapi biaya sewa rumah di sini aduhai mihilnya. Mungkin bagi mereka yang menghindari pajak, yang duitnya gak keitung dan bingung ngabisinnya, Monaco ini habitat paling sesuai.
Biasanya para pengunjung Monaco akan langsung menuju Place du Casino. Istana perjudian pengangkat perekonomian Monaco yang hampir kolaps. Lokasinya tak terlalu jauh dari stasiun Monte Carlo. Jadi bisa ditempuh berjalan kaki. Walau tak main judi pun bangunan megah ini layak untuk dikunjungi, dilihat dan dipotret. Dari jauh memang terlihat seperti istana raja-raja. Di depannya terhampar taman cantik bertingkat. Dihiasi air mancur indah. Di sebelahnya, berdiri gedung opera. Tak kalah mayestik dibanding kasino.
Monaco adalah tempat pelarian orang-orang kaya. Banyak yang tinggal di sini untuk menghindari pajak tinggi di negaranya. Lebih dari setengah penduduk Monaco berkebangsaan asing.
Berjalan di trotoar Monaco seperti melihat cat walk terbuka. Wanita-wanita mengenakan baju-baju desainer dan perhiasan mewah. Mobil-mobil balap mewah bukan barang asing.
Istana dinasti Grimaldi terletak di Place du Palais, daerah bernama Monaco Ville, di antara dua pelabuhan. Sebagian bagian dalam istana terbuka untuk umum. Meski tak gratis. Pergantian penjaga setiap hari pukul 11.55 adalah atraksi menarik bagi para turis. Kafe, restoran, galeri seni, dan toko cinderamata bisa ditemukan di dalam gang-gang di daerah ini.
Walau padat akan beton, kaca dan baja, Monocao punya taman-taman cantik untuk dinikmati. Taman Jepang, taman Putri Antoinette, dan paling popluer adalah Jardin Exotique. Di mana orang bisa melihat bermacam tumbuhan eksotik, seperti kaktus-kaktus raksasa dan pohon-pohon dari Afrika.
Kelar melihat dan berfoto di depan kasino, kami berjalan ke arah Jardin Exotique ini. Letaknya di punggung bukit. Kami mendaki jalan trotoar. Keluar masuk lift. Sempat motret-motret istana keluarga Grimaldi dari jauh. Sayangnya gak punya tele canggih. Biar bisa ngintip Putri Stephanie putri bungsu Grace Kelly. Atau Ratu Charlene. Eh waktu itu beliau belum jadi ratu, ding. Abis itu bress, ujan deres. Males mau masuk tamannya. Pengennya cepet-cepet balik ke tenda trus bobok cantik. Moga ada rizki balik lagi ke Monaco dan gak gumunan lagi. 🙂
Hahaha, kebayang sampeyan ndelohom sekeluarga kayak si Kabayan.
Memang kalau kesini lebih asyik jalan kaki sampai gempor mbak. Lebih menikmati. Siapa tahu ketemu sama celebrity Hollywood atau pas ada shooting sampean diajak main film. hehehe
@Zulfa: wkwkwkwkkwk… lek onok sing nawarin maen pilem, kiro2 aku oleh peran opo, yo? Dikongkong dadi tukang ngipasin bret pit bekne, yo… 🙂
Dua kakak sepupuku bernama belakang Monaco. Yusuf Monaco dan Teddy Monaco, sayang aku nggak sempat nanya ke alm uwakku kenapa dinamakan Monaco 🙂
Sempat nonton film apa ya? oh Iron Man. Cakepnyaaaa, hua beruntung sekali bisa ke sana ya mbak. 🙂
Wah, so dadi pemeran utama pendamping bred (kece) pit, hehehe mosok kalah karo mbak angelina jolie yg sexy berlebih, Dikeplak bred pit :)))
@Cek Yan: unik ya nama belakangnya Monaco. Negara ini memang bagus, tapi istimewa banget seh enggak menurutku. Apalagi gak mampu juga apa2 mahal di sana. hehe
@Zulfa: wkwkwkwkwk…