Banyak perubahan kami saksikan di Siprus di sejak kehadiran kami pertama kali di negeri pulau di Lautan Mediterania satu dasawarsa lalu. Misalnya saja kondisi transportasi umum di sana. Awalnya Emak pesimis soal transportasi umum ini. Informasi di internet, Emak rasa kurang memuaskan. Akan tetapi, saat mengalami sendiri, perubahan positif sudah kami rasakan. Tidak saja armada transportasinya yang lebih moderen, namun juga pelayanannya lebih bagus.
Usai bermalam di Larnaka, keesokan harinya kami bertolak ke Nikosia. Tujuan ke Siprus kali ini memang kami ingin mengeksplor Siprus Utara lebih banyak. Dari Siprus selatan, kita bisa menyeberang ke utara melalui beberapa pintu. Kami pilih masuk ke utara lewat Nikosia. Negeri pulau Siprus saat ini de facto terbagi dua, selatan dan utara. Siprus selatan menggunakan bahasa Yunani, mata uangnya euro. Di Utara berbahasa Turki, mata uang yang digunakan lira. Walau selama di sana kami tak pernah kesulitan untuk membayar dengan mata uang euro. Dan Nikosia adalah satu-satunya ibukota terbagi dua di dunia saat ini.
Check out dari penginapan, kami berjalan kaki ke arah marina. Tepatnya ke halte bus Finikoudes, salah satu halte bus InterCity ke arah Nikosia. Dari Larnaka tersedia layanan bus antar kota ke Pafos, Limassol, Paralimni (Ayia Napa), serta Nikosia. Bus Nikosia lumayan sering. Di hari-hari kerja, Senin – Jumat, ia datang setiap setengah jam sekali. Sabtu dan Minggu paling lambat sejam sekali. Tiket sekali jalan ke Nikosia 4 euro. Pergi pulang 7 euro. Dibeli ke Pak Sopir bus secara langsung.
Dahulu bus Larnaka – Nikosia lebih jarang. Apalagi di akhir Minggu. Pernah keluarga pelancong dan beberapa teman perjalanan hendak ke Nikosia, supuluh tahun lalu. Penumpangnya sangat banyak. Ndak muat dalam satu bus. Terpaksa kami terpisah. Dua orang rekan seperjalanan tidak terangkut bus. Bus berikutnya 1,5 jam kemudian baru datang.
Bus ini melewati beberapa halte di Larnaka. Penumpang tidak harus naik dari halte Finikoudes. Penumpangnya ramai hari itu, bus hampir penuh. Kebanyakan penumpang sepertinya pekerja asing. Siprus banyak memperkerjakan pekerja asing. Sepuluh tahun lalu kami banyak bertemu wanita asal Filipina. Sekarang tak hanya dari Filipina, banyak pula pekerja asal India dan mereka yang berasal dari benua Afrika.
Jalanan Siprus di akhir minggu lengang. Utamanya di jalan tol. Bus pun melaju lancar. Perjalanan sejauh sekitar 50 km ditempuh sekitar satu jam. Di hari kerja, dalam perjalanan balik dari Nikosia ke Larnaka, bus butuh waktu lebih lama. Sebab kami mengalami kemacetan di Nikosia. Di Nikosia selatan, bus berhenti di beberapa halte sebelum berakhir di Salomon square. Terminal bus ini sudah berada dekat sekali dengan pusat kota Nikosia selatan. Tinggal jalan kaki tak sampai lima menit, kami sudah berada di Jalan Ledra. e dekat crossing point tempat kami menyeberang ke utara Nikosia. Memulai petualangan kami di Siprus Utara kali ini.