Negara Mini Liechtenstein (1)

jalan-pegunungan-swissDi Eropa, ada enam negara kurcaci, luasnya minimal, yang kemerdekaannya diakui tanpa batas : Andorra, Liechtenstein, Malta, Monaco, San Marino dan Negara Vatikan. Serta tiga lagi dengan pengakuan terbatas : Isle of Man, pulau-pulau Guernsey dan Jersey, Gibraltar.

Liechtenstein adalah negara kurcaci keempat di daftar perjalanan keluarga pelancong. Semoga negara-negara kurcaci lain pun bisa kami kunjungi. Insyaallah. Liechtenstein ini pula yang menjadi salah satu alasan kami mengunjungi Swiss akhir Desember lalu (2011). Zürich, tempat kami tinggal selama di Swiss tak terlalu jauh dari negara mini ini. Sekitar sejam lebih sedikit perjalanan dengan kendaraan pribadi. Bayangan Emak tentang negara ini adalah seperti San Marino, salah satu negara kurcaci yang kami kunjungi musim gugur lalu.

Kali ini, keluarga pelancong ditemani keluarga tuan rumah. Total jumlah kami, lima dewasa dan empat anak kecil. Asyik sekali bisa melancong bersama-sama. Tak terlalu pagi kami berangkat. Sekitar pukul 11. Perjalanan yang mula-mula lancar tiba-tiba macet berat. Entahlah dimana tepatnya. Yang jelas setelah kami melalui Danau Zurich. Diantara danau tersebut dan Danau Walen atau Walensee. Di radio sudah kami dengar bahwa akibat kecelakaan, ada ruas jalan mengalami kemacetan. Menurut GPS, kami telah dicarikan rute alternatif. Ternyata kena macet juga. Lama menunggu, kedua kendaraan kami terpisah. Kami mencari rute alternatif tak lewat jalan tol. Melainkan naik turun pegunungan ke arah Vaduz, Liechtenstein.

Meliuk-liuk naik turun jalan pegunungan, di sela-sela hutan cemara, Bapak berkendara ekstra hati-hati. Salju tebal terlihat dimana-mana. Walau jalanan relatif bersih, kecuali di beberapa titik yang saljunya masih agak tebal di jalan raya. Ketinggian salju di beberapa daerah bahkan mencapai lebih dari setengah meter. Kami lewat beberapa daerah bermain ski. Syukurnya, Adik tertidur selama perjalanan. Sedangkan Embak tak sabar ingin keluar bermain salju. Emak juga sebenarnya. Apalagi melihat orang-orang bermain seluncuran salju. Parkiran pusat-pusat permainan ski terlihat penuh kendaraan. Gondola-gondola dan lift ski bergerak naik turun tiada henti. Bus-bus terlihat membawa banyak orang dengan peralatan ski, seluncuran atau hiking di atas salju.

Melihat itu semua, Emak merasa di alam berbeda. Di Jerman, kami setidaknya pernah mengunjungi dua pusat bermain ski, Harz dan Winterberg. Namun orang-orang disini terlihat jauh lebih antusias dan ramai. Liburan natal mereka manfaatkan bermain ski atau olah raga musim dingin lainnya. Hawa dingin bukan alasan untuk bermalas-malas dan menghangatkan diri di rumah. Sungguh, kemacetan tadi membawa berkah dan membuka satu cakrawala baru lagi buat kami.

3 Comments

Leave a Reply

%d bloggers like this: