Bila mendengar tentang pasar, mungkin sebagian kita akan segra membayangkan sebuah pasar yang semrawut, tempat orang-orang menjual barang-barang yang hanya laku dijual kiloan dan hampir tak bisa dimanfaatkan lagi.
Memang sebagian suasana pasar loak di tanah air demikianlah. Di kota kelahiran Emak, pasar loak dihindari sebagian orang, sebab merupakan salah satu daerah kurang aman. Sebagian besar barang yang dijual selain baju bekas berbau apek, juga pretelan barang-barang elektronik tak terselamatkan, koin-koin tua buram, onderdil kendaraan (mobil, sepeda dan motor), dan barang-barang, yang entah bakal dimanfaatkan untuk apa.
Awal tinggal di Eropa, Emak sempat heran jika mendengar orang bercerita akan ada flohmarkt (pasar loak) di tanggal tertentu. Di Jerman, pasar loak diselenggarakan di waktu-waktu tertentu. Ada yang diselenggarakan setahun sekali atau dua kali di sebuah pusat kota. Ada pasar loak mingguan, dua mingguan, atau empat mingguan. Biasanya di akhir minggu, yakni Sabtu dan/atau Minggu. Sampai saat ini kami belum pernah mendengar ada pasar loak Jerman yang buka setiap hari. Jadwal buka mereka biasanya bisa dilihat melalui internet. Sebagian bahkan telah menjadi tradisi puluhan tahun di suatu kota.
Setelah sempat sekali diajak bareng-bareng ke sebuah pasar loak di Nuernberg dulu, memang harus diakui bahwa atmosfir pasar loak disini sangat berbeda. Dia berada di area terbuka khusus. Tempatnya bersih dan teratur.Penjualnya sebagian besar bermobil. Ada yang memang pekerjaan atau hobinya berjualan. Ada pula yang hanya iseng mencari uang tambahan dengan menjual barang-barang tak terpakai di rumahnya. Penjual terakhir ini biasanya menawarkan dagangannya dengan harga sangat miring. Pasar loak semacam ini dikoordinasi oleh lembaga khusus. Mereka yang menarik bayaran kepada para penjual sesuai dengan banyaknya dagangan.
Di Bremerhaven dulu pasar loak berlangsung setiap hari Sabtu dan Minggu. Tak pandang musim dan cuaca. Namun bila cuaca kurang bersahabat penjual dan pengunjung juga sangat sedikit jumlahnya. Sebaliknya bila cuaca sangat cerah, penjual dan pengunjung membludak hingga nyaris berdesakan.
Sebab letaknya hanya sekitar satu kilometer dari rumah, kami lumayan sering mampir kesana. Apalagi ketika cuaca hangat. Buruan kami adalah mainan anak-anak. Harganya bisa sepersepuluh hingga sepertiga harga baru. Lumayan. Sebab kondisinya biasanya masih sangat layak.
Tak hanya barang bekas dijual di pasar loak. Beberapa stan menjual barang baru berharga miring. Juga barang-barang antik. Jika jeli, kita bisa menemukan barang-barang unik dan antik murah. Konon banyak pedangan barang antik ikut berburu di pasar loak. Di suatu pasar loak di Luxemburg, kami melihat banyak sekali orang menjual barang-barang antik. Sepertinya, hampir tak ada kota yang tak pernah menyelenggarakan pasar loak. Skala kecil atau besar.
Di Athena, kami pernah lewat pasar pasar loak buka permanen. Sebagian besar berupa toko-toko. Di Brüssel ada juga pasar loak permanen di Place du Jeu de Balle sejak lebih dari seratus tahun lalu. LE MARCHÉ AUX PUCES de Saint-Ouen di Paris adalah salah satu pasar loak rutin terbesar di dunia. Kami sendiri belum sempat menjenguknya. Konon, pasar loak ini merupakan salah satu yang hampir tak boleh dilewatkan ketika mengunjungi Paris. Hebat, ya. Pasar loak bisa jadi atraksi wisata.
hem,… bagus yah!!
jdi pengen kesana…
liat barang2 antik!!!
menarik sekali sobat, ingin sekali singgah kesana!!!
wah kapan bisa kesana yah
kapan ya bisa ke sana???
menarik banget deh!!!
aku sukaaaaaaaa barang antik… XD
Loakan luar negeri beda dengan loakan dalam negeri.. Kalau disana loak masih bagus2 kliatannya,, kalo di sini yg namanya loak biasanya kondisi udah 50:50 hehehe
hmm.., seru banget pastinya.
aku juga pernah lihat liputan tentang pasar loak di luar negeri di tv,kapan ya di dalam negeri ada loak yg gutu he..he..
pasar loak tapi tetap brsih gak seperti di indo hiks
mari ke Eropa dan belanja di Pasar loak saja, btw pasti pernah ke Italy kan?..posting dong liputan perjalanannya…hhehehehehe
Makasih semua atensinya..