Di kala melewati jalanan kota-kota Eropa, sesekali secara tak sengaja kami menemukan pasar. Di Jerman sendiri, kami belum pernah menemukan pasar yang secara fisik mirip di tanah air. Yang ada adalah pasar hari tertentu di tempat tertentu yang penjualnya biasanya adalah para petani atau peternak langsung. Mereka menjual sayur, buah, bunga segar, daging, telor, keju, dan bahan makanan lainnya. Biasanya bertempat di lapangan atau pusat kota.
Nah, di beberapa negara di Eropa Selatan dan Timur seperti Yunani, Hungaria, Spanyol, dan Portugal, kami menemukannya. Bentuknya mirip dengan pasar-pasar tradisional di Indonesia. Meski kondisinya sangat jauh berbeda. Terutama masalah kerapihan dan kebersihannya.
Di Athena, pasar-pasar tradisional terletak dalam satu kompleks besar. Yang utama sepertinya yang terletak di Jalan Ommonia. Di sini, para pedagang tampaknya dikelompokkan menurut jenis dagangannya. Setiap kelompok ini menempati kompleks tertentu. Ada kompleks pejual barang-barang rumah tangga terbuat dari plastik, ada kompleks pedagang kaki lima penjual aneka kebutuhan rumah tangga lainnya, kompleks khusus penjual sayuran, daging, ikan, dan bunga. Kami yang lewat disana sambil lalu, hanya memperhatikan sekilas suasana pasar yang sangat ramai di pagi hari tesebut. Di dalam setiap kompleks terlihat sangat bersih. Pedangang menjual barangnya di dalam kios-kios kecil dan besar. Ada pula yang hanya menggunakan meja kecil. Di kompleks penjual ikan dan daging ada pemandangan unik. Selain mereka yang bertugas berjualan dalam kios, tampak di depan masing-masing kios satu orang lagi yang tugasnya mencari pelanggan. Dia berteriak-teriak menawarkan dagangan. Serta melayani pelanggan yang sepertinya hanya ingin bertanya tentang barang yang dijual. Unik.
Di Budapest, secara tak sengaja kami masuk dalam satu kompleks besar gedung pasar. Dari luar sama sekali tak tampak seperti pasar. Lebih mirip sebuah aula besar. Apalagi tak terlalu terlihat hiruk pikuk manusia. Terdiri dari beberapa lantai, pasar ini punya banyak pintu-pintu besar. Lantainya terlihat bersih dan menghilat. Tak tercium pula bau-bauan tak sedap. Meski kami masuk ke daerah penjual daging. Di lantai bawah, tampaknya tempat kios-kios penjual sembako. Daging, ikan, sayur, buah, serta penjual bahan makanan kering terlihat mendominasi. Tumpukan paprika merah kering, oleh-oleh khas dari Hungaria tampak menggantung bertumpuk-tumpuk di banyak kios.
Di Barcelona, kami sengaja masuk melihat suasana pasar besar, Mercat de la Boqueria. Letaknya dekat sekali dengan jalan masyur La Ramblas. Juga berlokasi dalam sebuah aula besar, pasar ini merupakan pasar terindah disana. Lucu juga, ya dengan istilah pasar terindah ini. Walaupun ramai dan padat pembeli dan penjual, pasar ini tak tampak kotor dan semrawut. Buah- sayur, jus buah aneka rupa tertata rapi di kios penjualnya. Warna-warna mereka pun sangat semarak. Segar di mata. Kaki babi asap, oleh-oleh khas Spanyol juga menggantung di banyak tempat. Kompleks penjual ikan dan hasil laut lain terlihat sangat ramai. Kami ikut berdesak-desakan sambil ngiler membayangkan nikmatnya ikan dan udang bakar. Harganya sangat mahal jika dirupiahkan. Dan para pembeli bisa menggunakan kartu kredit milik mereka untuk membeli ikan. Hebat, bukan?
wah sekalian sobat kasih info pasar-pasar tradisional mereka…dan kemungkinan peluang barang kita nongol disana bagaimana…….ditunggu sobat saran postingan usefulnya
wah keren sekali sahabt..senang seakli bisa berkunjung ke eropa:D
wah.. ternyata ada juga ya pasar tradisional di eropa ya.. 🙂
wow…kapan ya bisa kesana…
nice info…
senang sekali datang sini, banyak informasi.
ingin turut ke eropa tapi tiada belanja, membaca blog ini terasa udah berbaloi.
Yang pasti pasar tradisional di eropa gak sejorok pasar tradisionil di Indonesia, Khan?
trims buat semua…
@Simahir : iyah, pasarnya sama sekali nggak bau, apalagi jorok:)
wah beda bgt yah pasar traditional eropa sama pasar traditional indonesia.
Mudah jangka pendek pasar indonesia, terutama di jakarta bisa rapih n bersih kaya di eropa
wah seneng banget rasanya jalan2 di eropa,ternyata di sana ada pasar juga yo.oh iya gemana caranya yo aku mau meng eksport ke sana.aku seorang pengusaha gula merah di indonesia lo.
kalau cara ekspor impor barang, kami tak tahu bgmn caranya.