Wisata kuliner jadi agenda semi wajib selama traveling. Semi wajib karena kadang di perjalanan beberapa kondisi tidak memungkinkan kami untuk berwisata kuliner. Misalnya saja, karena rumah makan halal susah ditemukan, atau waktu perjalanan sangat terbatas. Atau kondisi ketika kami kepengen ngekep dompet sementara harga makanan di tempat tujuan membumbung tinggi.
Bapak dan Emak sebagai orang tua, lebih fleksibel dalam memilih makanan di tempat baru. Bahkan makanan dan masakan yang baru kami temui dan rasakan untuk pertama kali. Walau Emak biasa memilih menu-menu aman, seperti ayam goreng atau bakar. Anak-anak berbeda. Mereka belum terbiasa mencicipi hal-hal baru. Sehingga setiap kali berwisata kuliner di tempat baru, biasanya kami pilihkan menu yang ramah bagi anak-anak.
Seperti waktu kami ke Siprus, mereka kami pilihkan Fish & Chips. Makanan beruba kentang dan ikan goreng yang sudah mereka kenal sebelumnya. Menurut pengalaman keluarga pelancong, menu paling aman dan selalu bisa dimakan oleh anak-anak adalah roti, pizza, pasta, dan kentang goreng. Rata-rata makanan siap saji, memang.
Selain anak-anak doyan makanan-makanan tersebut, alasan lainnya adalah makanan yang Emak sebut di atas, relatif mudah didapatkan di mana saja. Tidak hanya di kedai makanan siap saji. Roti hampir bisa ditemukan di mana saja. Pasta dan pizza dijual di rumah makan biasa. Pizzeria tersebar di kota-kota besar dunia.
Hanya ketika kami di Turki dan Maroko kami jarang sekali melihat rumah akan cepat saji waralaba yang terkenal di seantero dunia itu. Untungnya kami sudah cukup familier dengan makanan Maroko dan sudah sangat terbiasa makan menu Turki. Sebab di Jerman pun restoran Turki bertebaran di mana-mana. Di kedua negeri tersebut, cita rasa msakannya gurih. Cocok buat lidah Indonesia kami.
Di Maroko, kami masih bisa mendapatkan roti ala Maroko buat sarapan. Enak dimakan dengan buah zaitun. Di Turki, sebagai pengganti pizza, anak-anak makan pide. Roti berbentuk mirip perahu dengan topping seperti pizza.
Lha ini mau ngomongin Pastamania kenapa jadi ngelantur ngomongin wisata kuliner di tempat lain, seh? Jadi kan pas SIngapura, tepatnya di bandara Changi kami ngider dari satu terminal ke terminal lainnya. Lalu berwisata kuliner. Salah satunya di Pastamania. Emak lupa ia ada di terminal berapa. Yang jelas tempatnya di basement. Yang ada banyak tempat belanja seperti mall gitu.
Di Pastamania
Pastamania punya label halal. Itulah mengapa kami tak ragu masuk kemari. Waktu itu kami berencana ke pusat kota Singapura. Sebelum cap cus isi bensin dulu lah. Emak perhatikan, yang makan mayan banyak. Utamanya anak-anak muda. Berpasang-pasangan. Ada juga keluarga dengan anak kecil.
Masuk ke resto penjual makanan kesukaan mereka, anak-anak tentu ria. Di rumah, kami selalu sedia spaghetti mentah. Pun bumbu instan untuk dibuat saus. Kalau sedang malas masak, tinggal rebus spaghetti. Cincang bawang bombay dan sedikit bawang putih. Tumis, campur dengan bumbu instan. Tambahkan daging sapi cincang atau sekaleng kecil ikan tuna. Siram dengan air. Masak hingga kuah kental. Tambahkan garam dan merica sesuai selera. Nyammmm. Spaghetti instan rumahan pun siap dimakan.
Pastamania, setelah Emak baca di Wikipedia adalah warung waralaba pasta dan pizza. Asalnya dari Singapura. Di Singapura saja, mereka punya 30-an cabang. Sekarang punya cabang manca di India, Malaysia, serta Timur Tengah.
Kami pesan sup jamur, garlic bread, ama pasta masing-masing satu. Pastanya bisa milih, mau berbentuk spaghetti atau bentuk pasta yang lain. Kami pilih yang berbentuk spaghetti saja. Mesennya kudu di meja pemesanan khusus. Sekaligus bayar dulu. Nanti diantar pramusaji ke meja kita.
Adik mau kids Bolognese. Embak ayam pakai saus krim. Ayamnya dicincang seperti taburan mie ayam. Sedang Emak pilih Basil Chicken Alio. Ayam cincang juga, dimasak pakai basil dan minyak. Kayaknya minyak zaitun.
Makanan datang, Emak perhatikan porsinya. Porsinya terbilang kecil. Kalau cuma makan pasta doang, sepertinya perut bakal masih nagih. Untung plus pesan sup dan garlic bread. Harganya? Hampir sama dengan harga di rumah makan Eropa. Kalau buat kami, ya lumayan mahal, nih. Apalagi dengan porsi sedemikian. Rasanya? Standar saja tuh. Baik sup, roti bawang, sampai pastanya yah, rata-rata gitu lah. Karena ada label halalnya ini, Emak beri sedikit nilai plus. Mayan ajah buat ganjel-ganjel perut selama di bandara atau saat jalan di Singapura.
Hadew kok lupa di Terminal mana Mbak, padahal aku mau kesana sama si Najin, ini rencana ke Johor baru dari singapore. kebetulan Najin suka sama Spaghetti. Sering juga bikin dirumah. Spaghetti instan rumahan dan sausnya dari Jerman 🙂
@Zulfa: Terminal 3 tibake, Zulfa, tapi ndik Basement. He-eh, bumbu pasta instan soko kene enakkk.. Arek2 yo doyan.
Gak begitu suka spageti, tp bukan yg anti juga 😀
@Zahra: pasta makanan umum di Eropa, Zahra. Kalau bisa makan pasta, mayan bisa bertahan hidup di sini. hehe.
Ihwaaan, mana Ihwan. Kalo gak jadi ke Singapura, aku mau eksplor Changi aja Waaan. 🙂 Mau makan MIE *hahaha* kayak mb Ira.
@Cek Yan: eksplor Changi ajah kayaknya seharian gak cukup, loh…