Setelah pindah ke Dรผren, dan punya kendaraan sendiri, keluarga pelancong memulai berbagai petualangan dengan mobil. Dengan mobil kecil kami waktu itu, kami langsung pakai ke Rotterdam, kira-kira 250 km sekali jalan dari rumah. Banyak sekali pengalaman kami kumpulkan dari perjalanan panjang dengan mobil ini.
Perjalanan panjang kami (lebih dari 1000 km) pertama kali kami lakukan ketika kemping di Cote d’Azur. Sekitar 1200 km sekali jalan. Kami merencanakan kemping seminggu lamanya. Karena panjang dan lama, kami menginap semalam di rumah teman di Zurich.
Capek namun seru, itu kesan pertama kami. Apalagi ini kemping pertama kami. Adik sudah berusia 3 tahun kala itu. Sudah bisa diajak bertualang di alam bebas.
Setelahnya, daftar perjalanan dengan mobil semakin panjang. Beramai-ramai, dari Jerman kami menuju Klagenfurt (Austria). Lalu menjelajah beberapa kota di Slovenia. Dan masuk pertama kali ke Kroasia. Kroasia belum resmi masuk jajaran negeri Schengen waktu itu.
Tahun berikutnya, kami semakin melesak ke selatan. Menuju Balkan. Masuk dari Kroasia, kami memasuki Bosnia-Herzegovina. Terus ke arah selatan, ke Montengero. Dan balik ke utara ke Kroasia. Menyusuri negara-negara yang pernah berkonflik dalam perang Bosnia. belajar sejarah dan menikmati keindahan alam.
Tahun 2014 lalu kami melakukan safar ke luar batas daratan Eropa. Ke Islandia. Sebuah pulau besar di Atlantik Utara. Mampir sebentar ke Kepulauan Faroe, bagian dari Denmark.
Petualangan panjang dengan mobil, tentu berbeda persiapannya dibanding dengan perjalanan dekat-dekat rumah. Bekal kudu lebih banyak. Baju, makanan basah dan kering, jaga kesehatan yang utama, serta kami perlu mempertimbangkan kenyamanan. Menurut pengalaman keluarga pelancong, hal-hal ini kami persiapkan jelang perjalanan panjang dengan mobil:
1. Mobil
Kesehatan dan kelengkapan mobil harus dicek sebelum berangkat. Mulai dari roda, kelengkapan surat dan lain-lain. Ini bagian Bapak. kadang beliau sengaja membawa mobil ke bengkel dahulu. Apalagi jika perginya di musim dingin. Di mana malam hari lebih panjang dibanding siang. Salju sering turun dna suhu udara bisa minus beberapa derajat celcius. Jalanan bisa jadi licin. Di beberapa daerah yang sering tertutup lagi kadang mengharuskan kita menggunakan rantai salju.
Selain membawa ke bengkel dan mengecek kondisi mobil keseluruhan, Bapak biasanya mengecek kelengkapan yang harus ada di dalam mobil. Seperti misalnya safety vest. Ini harus selalu tersedia. Banyak negara Eropa mengharuskan orang mengenakannya jika mobil mogok di jalan tol, penumpangnya harus keluar dari mobil. Segitiga pengaman dan Kotak P3K juga wajib ada. Di Jerman bahkan harus selalu diperiksa tanggal kadaluwarsanya. Jika ada pemeriksaan oleh polisi dan kotak P3K sudah kadaluwarsa, maka pengemudinya kena denda.
Bapak juga membaca peraturan lalu lintas di negeri yang akan kami kunjungi. Permasalahn apa yang mungkin timbul, adakah kemungkinan scamming di jalan, dsb.
2. Perbekalan non makanan
Apa saja? Yang paling utama ya baju. Satu ini tanggung jawab Emak. Segala informasi mengenai tempat wisata, tarif dan jam masuk masuk dalam perbekalan. Emak biasa meminjam buku panduan agar dapat peta dan gambaran mengenai tempat tujuan. Selain baju dan informasi, perlengkapan mandi, obat-obatan seperti parasetamol untuk dewasa dan anak-anak, balsem, dan obat sakit perut biasanya masuk dalam barang bawaan.
3. Makanan
Ini penting banget. Kami selalu membawa makanan. Baik untuk makan di jalan, pun untuk dimakan di tempat tujuan. Rendang, tempe, tahu, ayam dan daging sapi yang sudah dibumbu, Emak suka bawa. Nanti tinggal digoreng di destinasi, kadang di penginapan, atau tempat kemping. Selain itu, Emak bawa beras, mie instan, pasta instan, telur dan bumbu dasar seperti garam, bawang merah, bawang putih, serta merica. Sambal ย dan kecap instan bisa jadi senjata di jalan. Peralatan makanan tak boleh lupa. Pun peralatan memasak. Kami suka membawa alat masak khusus untuk kemping. Ringan dan praktis. Membawa makan sendiri selain hemat dan murah, kita pun yakin akan kehalalannya.
Aku sama suami masih belum long journey keluarga, dalam artian nyetir sendiri. Selama ini masih mengandalkan sopir. Soalnya trafik di India ugal ugalan. jadi suami nggak mau stress di jalan gegara adu mulut. paling cuman keliling kota atau kota sebelah. Mobil kami juga imut mbak, tipe city car. yang penting kebersamaan dengan keluarga.
welcomeback mbak ๐ oleh oleh e mana?
Jadi pengingat Mbak. Aku pribadi jarang ngecek Tanggal kedaluarsa P3K. Matur nuwun mbak ๐
Mbak keren banget petualangannya. Ngacak-ngacak peta Eropa ๐ Anak-anak kuat luar biasa bisa ikut berpetualang sejauh itu. Ooh kotak P3K itu ada kedaluarsanya ya? Tidak obat saja berarti?
asik banget petualangannya keliling eropa bareng2 gitu ya mba…udah ngubek2 kemana2
asyiknya. pengen banget jalan2 kaya mba ira ๐
iya bener banget. kotak p3k penting banget kalau dalam perjalanan.
@zulfa: bojoku nek nang Indonesia yo gak wani nyopir dhewe, Zulfa. mending mbayar uwong… ๐
@Mbak Lina: Alhamdulillah, Mbak Lina. Paling jauh emang ke Bosnia dll itu. Mungkin total hampir 6000 km jauhnya. ๐
@Mbak Dewi: alhamdulillah, Mbak. Karena gak perlu pakai visa lagi. jadi praktis.
@Zahra: in shaa Allah neh Zahra juga bisa bertualang. Iyah, penting banget dan wajib ada kalau di sini.
Nek Indonesia Shah jahan gelem nyetir meski keluar kota. Tapi nek India, nyerah… hahaha
@Zulfa: wuihhhh, Shah Jahan malah wanian, yoooo.
Perjalanannya keren bingits mak,,salut deh
*melongo*
Sampai kena denda kalau kotak P3K-nya kadaluarsa. Wooowww *kasihjempol
@Syukur: alhamdulillah…
@Cek Yan: he-eh… kudu selalu teliti, nih..
[…] untuk menikmati kemolekan daerah aliran sungai ini. Pertama, lewat jalur darat. Bisa dengan mengendarai mobil di sepanjang jalan di tepi sungai. Atau seperti cara saya dan keluarga selama ini. Naik kereta api […]
penting iniii kotak P3K, walaupun nyadar2 udah ED karena tidak pernah dipakai..
@Ima: bener, Ma. Punya kami juga belum pernah dipakai. Tiap dua tahun beli baru. hehe. Lebih baik bersiap, yah..