“Mbak, kita ke Menjangan, yuk!” ajak seorang sahabat suatu ketika.
“Menjangan itu di mana?” tanya Emak.
“Di sini, Mbak,” balasnya seraya mengirim capture peta.
“Oh.”
***
Emak ndak menyangka kalau obrolan itu kemudian jadi serius. Tanpa perlu menunggu lama, dan diskusi berkepanjangan, lima emak dan calon emak jelita melakukan petualangan bareng di Pulau Menjangan.
Pulau Menjangan berada di Taman Nasional Bali Barat. Taman nasional yang juga baru Emak kenal lewat foto seorang teman di media sosial. Fotonya berupa cottage asri, bikin mupeng. Pulau Menjangan bisa dicapai dari Bali atau Banyuwangi. Kami sepakat menginap di Banyuwangi. Lalu menggunakan operatur tur, naik perahu ke Pulau Menjangan.
Emak sih tidak ikut mengurus banyak hal untuk trip kali ini. Penginapan sudah ada yang memesankan. Demikin pula dengan tiket kereta. Tinggal janjian di stasiun. Karena sebagian dari kami memilih naik kereta api.
Terjadinya perjalan bersejarah ini, sungguh di luar dugaan kami. beberapa waktu sebelum berangkat, Gunung Raung batuk. Memuntahkan abu vulkanik. Angin membawanya sampai jauh. Menyebabkan tutupnya bandara Jember, Banyuwangi, bahkan Bali. Dan salah satu dari kami naik pesawat ke Banyuwangi. Alhamdulillah di hari keberangkatan dan kepulangan, perjalanan kami semua lancar.
Naik Kereta Api ke Banyuwangi
Tetanggaan dengan Jember, Emak belum pernah naik kereta api ke Banyuwangi. Tepatnya belum pernah ke kota Banyuwangi. Baru sampai Jajag dan Pantai Pulo Merah.
Kami naik kereta api Mutiara Timur siang. Nunggu agak lama di ruang tunggu stasiun. Sempat sembahyang di musalla yang bersih. Toiletnya pun kinclong.
Di Jember banyak penumpang turun. Sehingga banyak bangku kosong di dalamnya. Di gerbong sebelah banyak orang asing. Asyik, bisa ngobrol asyik berempat. Berhadapan. Emak dibawain nasi krawu dari Gresik. Enak banget. Sayang porsinya kedikitan. hihihi.
Emak gak sempet beli oleh-oleh khas Jember buat teman-teman. Sempat kepikir kereta bakal berhenti di Garahan. Jadi bisa beli pecel Garahan yang katanya sedap. Kereta Mutiara Timur hanya berhenti sebentar-sebentar di stasiun. Dan gak berhenti di Garahan.
Naik kereta api Jember – Banyuwangi ini seringkali jadi piknik alternatif warga Jember. Moda kereta api antar kedua kota ini lumayan sering setiap harinya. Orang bisa naik kereta api pagi-pagi dari Jember. Jalan-jalan ke pelabuhan Banyuwangi, lalu balik dengan kereta sore ke Jember. Kalau mau, bisa sekalian nyebrang ke Gilimanuk. Mencicipi sedikit suasana Pulau Dewata.
Selain menikmati obrolan, Emak sangat menyukai pemandangan sepanjang Jember – Banyuwangi. Sama sekali tidak membosankan. Masih sangat alami. Bekas abu vulkanik masih menyelimuti sebagian tanaman jagung atau tembakau. Hutan rimbun, sungai jernih, sawah-sawah luas menemani kami.
Lalu lewat terowongan di Gunung Gumitir. Waktu Emak masih es de, pernah mendengar cerita mendebarkan seorang teman. Tentang perjalanan kereta ke Banyuwangi. Lewat terowongan ini. Ceritanya serem banget. Katanya suasana benar-benar gelap mencekam. Lama sekali.
Kalibaru, Kalisetail, Temuguruh, Rogojampi, Karangasem, nama-nama stasiun di perjalanan kereta api. Sebelum sampai tujuan, kami sempat minta tolong difotoin oleh seorang anak muda. Eh, taunya dia malah ikutan selfie. Sambil mangap pula. hahaha.
Stasiun Banyuwangi Baru sungguh eksotis bagi Emak. Kami tidak menyangka sudah sampai tujuan. Semuanya baru pertama kali ke Banyuwangi. Dan gerbong kami berada di belakang. Kami pun tak melihat plang nama kota ini.
Emak bayangkan stasiunnya berada di kota di antara banyak gedung. Nah ini di pinggir sawah. Kotanya belum kelihatan. Malah kelihatan sebuah gunung menjulang di kejauhan. Asri banget. Kami pun sibuk potrek-potrek dulu sebelum ke luar stasiun. Emak terpesona melihat jam dinding kuno yang terlihat cantik.
Karena hari masih terang, kami berempat maunya jalan-jalan dulu sebelum ke hotel. Seorang petugas menyarankan kami naik taksi saja ke hotel. Sebab jaraknya relatif jauh. Tak ada kendaraan umum ke sana. Ya sudah kami tawar menawar taksi ke hotel Watu Dodol. Lima puluh ribu tarifnya. Tapi sebelumnya mampir dulu berfoto ria di pelabuhan.
Pelabuhan Ketapang berkali Emak lewat en route ke Bali. Akan tetapi Emak lupa penampakannya. Sekarang terlihat rapi dan teratur. Lokasinya benar-benar di pusat kota. Dekat sebuah masjid besar. Tak lama berfoto, kami pun naik taksi lagi menuju penginapan. Perjalanan sesungguhnya menuju Pulau Menjangan akan berlangsung besok pagi.
Emak, cerita perjalanannya seru. Jadi ini baru sampai Banyuwangi ya Mbak belum sampai Menjangan?
Kalau melihat jalan ceritanya sepertinya Emak satu rombongan dengan Mbak Rien ya. Salam kenal dari Serpong ya Mak 🙂
Nek onok sing ngelem aku jelita iku rasane piye…. *mesem2gr
Iku sing nggowo nasi krawu njaluk dikeplak, InsyaAllah next nggowo 2 porsi.
Hahaha poleh iling arek iku sing melu selpie :)))
@Mbak Evie: hehehe iyah baru nyadar kalau ceritanya baru sampai Banyuwangi, Mbak. Salam kenal, Mbak Evie.
@Zulfa: hihihi iyo arek sing melu selfie kuwi pancen ngilingi… 🙂
Hahahaha… Jadi inget lagi cerita anak yang ikutan selfie itu 😀
Perjalanannya seru, saayang aku ga ikutaaan 🙁
Btw, jam dinding kunonya cakep ya..
@Mbak Dee An: next time moga bisa ikutan. Biar makin seruuu.