Setelah keluar Galeries Lafayette, kami tidak langsung ke sebelah, pusat perbelanjaan mewah Paris lainnya Printemps. Perut kami menagih haknya. Kami bergegas jalan kaki menuju satu resto Asia yang Emak lihat ada label halalnya.
Emak lupa mengingat-ingat restoran nomor jalan restoran tersebut. Emak hanya tahu nama jalannya. Baru nyadar kalau itu jalan panjang sekali. Dan kami salah belok pulak. Jadi sambil lapar, ngomel dalam hati sembari minta maaf pada suami dan anak-anak. Kami sudah mau masuk ke sebuah rumah makan tempat saji, akan tetapi kami putuskan mencari sekali lagi. Alhamdulillah ketemu itu resto.
Restonya berbentuk prasmanan. Yang halal ternyat produk-produk berbahan ayam saja. Ada sertifikatnya di depan toko. Dan banyak pelanggan memakai penutup kepala. Sehingga Emak yang mulanya ragu, jadi yakin. Sekali Bapak dikagetkan oleh sapaan assalamualaikum dari seorang saudara muslim asal Afrika.
Keluar dari resto, hari gerimis. Kami berjalan cepat ke Printemps. Seperti Galeries Lafayette, pintu masuknya dijaga dijaga dua orang pemuda. Bagian luarnya bernuansa merah muda. Rupanya mereka berulang tahun yang ke seratus lima puluh. Wuih, sudah tua juga, yah. Lebih tua dari Layafette yang mulai berdiri awal tahun 1900-an.
Di dalam, suasananya tak seramai pusat perbelanjaan pertama. Isinya pun tak banyak turis Tiongkok. Emak merasa lebih nyaman berjalan-jalan di dalamnya.
Kami melewati counter baju-baju mahal, tas-tas mewah dan eksklusif. Emak langsung tertarik ketika baru menginjakkan kaki di satu lantai. Entah lain berapa itu. Mungkin lantai 3. Isinya barang-barang unik, dan terlihat sangat eksklusif. Barang-barang rumah tangga, seh. Seperti pisau dapur, panci, penggorengan. Namun bentuk dan desainnya itu, belum pernah Emak lihat di toko-toko atau pusat perbelanjaan biasa.
Printemps ini sepertinya memiliki konsep menggabungkan kios-kios dan konter barang-barang tertentu dalam satu atap. Ada gerai Patisserie Laduree di lantai tersebut. Patisserie Laduree merupakan jaringan sebuah kafe di Paris. Atau bahkan mungkin di Perancis. Salah satu produk terkenalnya adalah macaron Laduree. Emak pernah mencicipi beberapa rasa macaron di Patisserie Laduree di Champ Elysees. Kafe tersebut didominasi warna hijau vintage. Sederhana, namun anggun. Satu macaron Laduree dulu harganya hampir 2 euro. Kalau dirupiahkan manisan kecil yang habis dalam satu hap ini harganya sekira Rp. 30.000,-. Tidak murah. Tetap saja banyak penggemarnya.
Di bagian lain, Emak dengan tekun mengamati pisau dapur. Gagangnya melengkung dan warna-warni. Ia dijual dalam set-set khusus. Kalau beli satuannya, yang paling kecil harganya sekitar Rp. 300.000,- Beuhhh…
Dari situ, Emak ke konter-konter berikutnya. Ada konter coklat praline dengan bentuk tak biasa. Atau konter khusus bumbu masak. Walah, bumbu masak eksotik yang dikemas cantik pun jadi naik kelas dan dijual mahal. Emak sempat pula melihat-lihat serta memotret sepatu yang disukai Carrie Bradshaw di Sex and the City, Mahnolo Blahnik. Sepatu berhak setinggi lebih dari sepuluh senti. Emak tak bisa membayangkan kedua telapak kaki ini bakal kuat berlama-lama di dalamnya. Di satu bagian, kami memperhatikan berjenis-jenis teh. Ada yang namanya tehnya Surabaya, loh.
Naik satu tingkat, Emak makin terkagum-kagum. Di sini kebanyakan alat dapur. Ada pula konter alat tulis dan hiasan rumah. Akan tetapi paling menarik perhatian tetap Β isi dapur. Dua orang ibu berkerudung sedang berdiskusi sembari membolak-balik katalog alat rumah tangga bermerek Hermes. Wohohoho. Gak cuma tas, yah. Set piring dan gelas pun ada yang bermerek ini. Harganya jangan ditanya, deh. Satu set kecil antara ratusan hingga ribuan euro. Ckckckck.
Ke sebelahnya, panci presto mahal-mahal. Lalu blender besar dan kecil. Di satu sudut, variasi pernak-pernik seperti sutil, cetakan kue, parutan, talenan. Tak jauh dari situ, Emak lama berada di satu konter monbento. Produsen kotak, rantang makanan, serta pernak-pernik bento.
Monbento ini hasil kreasi asli dari Perancis. Walau barang-barang yang dijual bukan buatan Perancis. Emak sudah lama kenal monbento. Sebelumnya hanya bisa melihat mereka di internet. Lamaaaa sekali Emak berada di sini. Mengelus-elus kotak bento persegi atau kotak. Baik satu, dua, maupun tiga level.
Desainnya cantik, menurut Emak. Volume kotaknya relatif besar-besar. Satu levelnya sekitar 600 ml. Rantang satuan harganya 20 euro. Sedangnya susun dua 30-an euro. Pengen banget beli setidaknya satu. Mengingat di rumah kami telah memiliki sekitar 10 rantang makanan. Cukup untuk berbagai tujuan dan kesempatan, Emak urungkan keinginan tersebut.
Lanjut cuci mata saja di Printemps ini. Mengagumi Kitchen Aid, tertarik pada wadah espresso, duhh… bahaya nih kalau kelamaan di sini. Semua dipengenin.
Printemps Paris:
64, bd Haussmann; 75009 Paris
Pisau paling kecil harga segitu, lap keringet. Sekali tebas, kntong bolong :))) rantang makanan INI penting, jadi tradisi Turun temurun di india π jadi pingin cerita juga di posting an. Eniwei, sampeyan nek ngomel koyok piye mbak ?
@Zulfa: aku lek ngomel dhowoooo, gak mari-mari. hehehe. Bener kuwi. AKu tahu moco tentang tradisi mengirim makanan lewat rantang nang India. Bahkan onok fileme, yooo.
Wah… Danan harus beli tuh, alat-alat rumah tangga bermerk Hermes untuk melengkapi koleksi dan memperkuat brandingnya π
Pantesan bangunan tokonya keliatan vintage gitu, tapi gak nyangka juga kalo umurnya udah 150 tahun.
Ih. rantang makanannya lucu ya π
@Mbak Dee An: betul betul betul. Mas Danan kudu beli. hehe. Rantang makanannya bikin mupeng banget, Mbak. Kalau gak inget di rumah dah bejibun, dah aku angkut satu. π
Bahayaa bahayaa haha kalo lama emang bahaya, apalagi pake euro. Gleg.
heheh.. emak” paling suka berlama” di bagian kitchen Aid, ya?
@Cek Yan: betulllllll…. ini toko tahu ajah, Emak2 suka alat dapur unyu2. hihihi
@Mbak Rosi: Bangetttt… bentuknya cakep banget sih, yah… Sayangnya harga gak ramah dompetku.. π
Di sinipun toiletnya kudu bayar 1,5 euro!! Cuma yg jaga mas-mas kulit putih….. Hihhihi
@Mbak Helene: Hiyaaaa, toiletnya mihil banget, Mbak… Untung pas ke sana gak harus ke toilet.. Oh ya, pas ke Galeries Lafayette, toiletnya gratis.
ada teh surabaya? hohoho
@Zahra: ada dong ah… hehehe. mau kukasih fotonya?
Nuansa pink pada fasad bangunannya tampak nggak biasa. Tapi unik π
Mahal-mahal ya mbak harganya. Aku cuma bisa ngiler π
@Mbak Rien: sama, Mbak… aku cuma bisa ngilerrr. Pengen beli, apa daya dompet tak sampai.. hehe
waaahhh emak belanja apa di sana? tunggu postingan berikutnya yaa.. *_*
@Ima: belanja yg kecil aja, Ma… hehe