Setelah Paris di bulan Maret, Emak berkesempatan melakukan perjalanan berjamaah lagi di bulan April. Kali ini bersama ibu-ibu Duren. Menuju taman bunga indah di Lisse, Belanda.
Taman bunga Keukenhof tak buka sepanjang tahun. Hanya di musim semi saja. Saat bunga-bunga tulip bermekaran. Mayoritas bunga di sini memang tulip. Aneka rupa dan bentuknya.
Karena pergi bersama dengan lebih dari 20 orang, kami putuskan menyewa bus sendiri. Enak kalau isinya orang indonesia semua. Jadi bebas bercengkerama. Setiap musim semi, ada beberapa bus menawarkan tur ke taman ini dari kota tempat tinggal kami. Harga sewa bus plus tiket masuknya tak jauh berbeda dengan tarif tur. Jadilah kami sewa di salah satu perusahaan. Prosesnya tak ribet. Cukup menelpon perusahaan bus tersebut, menanyakan ketersediaan bus. Perusahaan akan memilihkan besar bus yang sesuai dengan jumlah penumpang. Sehingga tak banyak bangku kosong jika penumpang kurang dari jumlah tempat duduk.
Sayangnya cuaca tak mendukung perjalanan kami. Sehari sebelum berangkat, Emak mengecek ramalan cuaca. Bakal hujan dan dingin di sana. Suhu sekitar 15°C. Padahal di Jerman cuaca cerah dan hangat. Emak dan Embak sudah bersiap dengan jaket tahan air.
Kami berangkat agak telat dari jadwal semula. Sayangnya dalam bus tak boleh membawa makanan. Tak sarapan dari rumah, banyak dari kami kelaparan. Padahal bawa banyak makanan dari rumah. Baru ketika sampai di Belanda, Pak sopir meminggirkan bus ke satu tempat istirahat jalan tol.
Makin dekat ke Amsterdam, cuaca makin buruk. Lisse memang terletak dekat dengan ibu kota Belanda. Angin bertiup kencang, langit abu-abu pekat. Kami harap Keukenhof bakal sepi dengan cuaca seperti ini. Sehingga kami leluasa menjelajah Keukenhof.
Harapan tinggal harapan. Parkir bus terlihat penuh. Mereka datang dari banyak negara. Termasuk Denmark yang lumayan jauh dari Belanda.
Semuanya lancar hingga masuk dalam kompleks taman. Para pengunjung berpayung atau berjas hujan. Cuaca berganti cepat. Kadang gerimis, kadang hujan berhenti tak lama. Akan tetapi, buruknya cuaca tak mengurangi keindahan Keukenhof. Bahkan bunga-bunga tulip aneka warna dan bentuk itu terlihat segar.
Kami berpisah bersama teman-teman masing-masing. Kami kebetulan berjalan bersama Tante Lia. Enaknya kalau jalan Tante satu ini, beliau ini jago memotret. Jadi kami bisa minta difoto dengan hasil memuaskan. Kami menjelajah hampir semua bagian Keukenhof. Tak bisa semua. Perlu satu hari penuh agar dapat melakukannya. Ada grup orang indonesia lain kami temui di sana.
Subhanallah… sepertinya hanya itu yang kami ucapkan selama mengelilingi Keukenhof. Keindahan bunganya susah dilukiskan dengan kata-kata. Ada gedung khusus anggrek yang membuat mata susah berkedip. Di toko souvenir juga dijual bibit-bibit bunga tulip. Kami membeli magnet kulkas saja. hehe. Entahlah kapan ada rejeki kesana lagi.
Wah,,indah sekali,,bunga tulip bentuknya berbeda-beda ya mbak?jadi pengen ke sana,,