Rela Nyetir Ratusan Kilometer Demi Makan Enak

Menu Tampah di Pempek Elysha, Den Haag

Selain keluarga, yang sering bikin mbrebes mili inget tanah air kelezatan makanannya. Soto, bakso, rawon, pecel, nasi rames, es cendol, rendang, pempek, dkk sudah mendarah daging. Ribuan kilometer dari tanah air serta puluhan tahun kami telah meninggalkannya tak lantas menjadikan kami bisa melepaskan kenangan atas rasa semua makanan itu.

Walau hampir setiap hari di rumah makan masakan Indonesia, tetap saja jika ada undangan makan-makan dari orang Indonesia, kami hampir selalu bela-belain datang. Jikalah plesir, jika mungkin, makanan Indonesia, atau setidaknya masakan Asia yang pertama diburu. Apalagi kalau mudik, daftar makanan yang mau dimakan sudah dicatat baik-baik di kepala. Jangan sampai ada ynag ketinggalan. Balik ke Jerman, koper dijejali krupuk, kripik, sambel, dan masih banyak lagi.

Sayangnya di kota tempat kami tinggal di Jerman tidak ada restoran Indonesia. Jikalau sedang ngebet makanan Indonesia tanpa perlu ribet masakah, salah satu pilihannya adalah mengunjungi resto Indonesia di luar kota atau bahkan ke negara tetangga Jerman, yakni ke Belanda sekalian.

Resto Dayang Sumbi Mühlheim an der Ruhr

Rumah makan Indonesia satu ini berada di kota Mühlheim an der Ruhr. Di negara bagian Nordrhein Westfalen, Jerman. Jaraknya dari rumah kami sekitar 120 km. Sekitar satu setengah jam kalau traffic sednag lancar. Keluarga pelancong mengunjungi resto ini di waktu pandemi sedang marak. Dan kami tidak membuat reservasi terlebih dahulu. Untung masih bisa makan di sana. Pemiliknya sepertinya sepasang suami istri, si Bapak dari Jerman, ibu yang memasak berasal dari Jawa Barat. Restonya berada di dekat kompleks pertokoan. Sehingga kami parkir di kompleks pertokoan tersebut. Menurut si Ibu, bisa juga parkir kendaraan di dekat resto mereka, tapi memang untung-untungan, bisa dapat cepat bisa juga tidak.

Nasi Rames Ayam Goreng, Resto Dayang Sumbi

Resto ini memiliki bangku-bangku indoor dan outdoor. Karena hari sedang mendung dan berangin, kami pilih duduk di dalam saja. Menu makanannya lumayan beragam. Bisa dipilih dari makanan pembuka, menu utama dan penutup. Selain masakan khas Indonesia, ada beberapa pilihan masakan Thailand juga. Emak pilih menu pembuka gorengan tempe goreng tepung dan pangsit goreng. Menu utamanya bisa dipilih dari bahan ayam, bebek, daging kambing atau sapi, mau pun vegetarian.

Kami memesan gulai kambing, nasi rames bebek, nasi rames ayam, nasi rendang, Rasa makanan yang kami pesan, hampir semua cocok di lidah. Porsi mayan gede, sambalnya enak pakai banget. Apalagi dicocol tempe atau tahu goreng. Menurut si Ibu, bisa banget misalnya kita pesan menu liwetan buat dimakan ramai-ramai. Nanti nasi serta lauk pauk dihampar di atas daun pisang. Pesan menu liwetan kayak gini, kudu setidaknya seminggu sebelumnya kata si Ibu pemilik. Seru banget dengernya.

Dayang Sumbi punya situs informatif di www.dayang-sumbi.com. Alamat lengkap sudah tertera di sana ya, gess. Kalau mau ke sana, cek lagi jam bukanya. Telpon dahulu kalau perlu.

Pempek Elysha, Den Haag

Belanda, tidak diragukan lagi, adalah salah satu tempat di Eropa di mana kita bisa menemukan aneka kuliner Indonesia. Kita bisa menemukan resto masakan Indonesia di banyak kota. Den Haag adalah salah satu kota jujugan keluarga pelancong untuk makan makanan Indonesia. Dua kali kami sengaja nyetir selama sekitar 3 jam sekali jalan, berjarak hampir 300 km dari kediaman keluarga kami, ke rumah makan bernama Pempek Elysha. Meski namanya mengandung pempek, jualannya tak hanya itu.

Es Cendol Durian lezatos

Pempek Elysha terletak di pinggiran kota Den Haag. Enak parkir di sini. Gratis dan kami tidak kesulitan mendapatkan spot. Ia hampir selalu ramai pengunjung. Dua kami datang tanpa reservasi. Alhamdulillah masih dapat tempat. kadang jika pas ramai banget, pengunjung kudu nunggu dulu sebelum mendapatkan tempat duduk.

Varian makanannya banyak. Bakso, pempek, nasi rames, nasi tampah. Minumannya pun bermacam. Baik minuman hangat serta dingin. Bapak dua kali selalu pilih ikan bakar Padang. Emak makan bakso atau nasi tampah dengan lauk ayam goreng. Adik sukanya makan bebek goreng. Porsinya sangat mengenyangkan. Pempek biasanya kami bungkus buat dibawa pulang ke rumah. Oh ya, selain Pempek Elysha, menurut informasi ada beberapa resto Indonesia lain yang recommended. Insyaallah lain kali kami cicipi ke sana.

Menu dan alamat Pempek Elysha bisa ditemukan di fan page Face mereka, gess. Pempek Elysha gak buka tiap hari. Buka setiap hari Kamis – Minggu, pukul 12.00 – 20.00. Reservasi tempat dulu tentu lebih bagus.

2 Comments

Leave a Reply

%d bloggers like this: