Kalau mudik, selalu saja Emak terpana oleh perubahan di tanah air. Di kota tempat Emak lahir juga demikian. Perubahannya cepat sekali. Terutama perubahan fisik. Kalau perubahan mental penduduknya, belum terlalu kelihatan, tuh. Wong nyebrang di lampu merah aja mesti super ati-ati. Sebab tak sedikit motor nyelonong.
Desa-desa yang dulu banyak sawahnya, sekarang banyak bangunannya. Hawa tambah panas. Pelosok sekali pun tak bisa mangkir dari pembangunan fisik ini. Sekali Emak sempat berenang ke Rembangan. Ini dataran tinggi di Jember. Enaknya Jember ini emang selain tak jauh dari pantai, ia juga tak jauh pegunungan. Hawanya dulu sedeng, nyaman. Dari dulu, Rembangan punya resor. Tempat peristirahatan dan kolam renang dikelola oleh pemerintah daerah. Tapi Emak sesekali ajah kemari. Tak ada kendaraan umum. Paling banter naik ojek. karena mayan jauh, ongkosnya mahal lah buat anak sekolah. Kalau berenang mending ke tempat yang dijangkau angkot saja. Sesekali aja diajak sodara yang bapaknya pengelola Rembangan. Berasal dari mata air alami, segar sekali berenang di sini. Apalagi pagi hari.
Jalan ke arah sana sekarang sudah banyak bangunan. Villa dan hotel baru bermunculan. Tanah pekarangan ditanami buah naga. Bahkan ada viewing spot dijadikan gubuk-gubuk warung. Berada di ketinggian, orang bisa memandang Jember dari atas. Cantik sekali. Apalagi kalau malam hari. Semoga saja, jumlah banguanannya gak tambah banyak deh. Sayang banget kalau keindahan alam seperti ini rusak.