Keinginan untuk bisa meluncur di atas papan ski masih menggebu. Tapi kami tak punya dana atau waktu untuk pergi ke resor ski jauh dari rumah. Ada wacana untuk kembali ke Winterberg. Kira-kira 3 jam perjalanan mobil dari rumah. Inginnya menginap di akhir minggu. Namun susah sekali mencari penginapan dengan harga terjangkau kantong kami.
Salah satu alternatif adalah resor ski di Pegunungan Eifel. Yang ini dekat rumah. Resor terdekat jaraknya kira-kira sejam perjalanan saja dari rumah. Harga sewa perlengkapan ski masih terjangkau. Masalahnya, pegunungan ini tak terlalu tinggi. Rata-rata tingginya sekitar 500 m di atas permukaan laut. Tak selalu kebagian salju di musim dingin.
Alhamdulillah, musim dingin tahun ini termasuk panjang dan banyak salju. Bulan Januari, salju tebal menutupi sebagian Pegunungan Eifel. Satu dua resor ski mulai buka. Kota Prüm adalah kota kecil di negara bagian Rheinland Pfalz dengan dua resor ski di dekatnya. Wolsschlucht dan Schwarzer Mann. Wolfsschlucht buka akhir minggu itu. Sebab selain salju yang ada resor ini punya meriam salju. Mesin penghasil salju buatan. Ada youth hostel bagus di sana. Kami pernah menginap sekali di tempat itu. Sayangnya penuh ketika kami ingin menghabiskan akhir minggu sekaligus belajar ski lagi.
Kami pilih menginap di Gerolstein, kira-kira setengah jam dari Wolfsschlucht. Sayangnya di hari Sabtu, kami salah perkiraan. Kami pikir ada persewaan perlengkapan ski di Wolfsschlucht. Ternyata tidak. Persewaannya ada di Schwarzer Mann, 15 km dari situ. Sudah tengah hari sampai Wolfsschlucht, bolak balik ke Schwarzer Mann bakal menghabiskan waktu. Rugi kalau cuma belajar sebentar. Kami putuskan keesokan hari kembali kemari.
Besoknya, kami langsung ke Schwarzer Mann sebelum ke resor ski ini. Resor satu pusat operasi lift-nya ada di atas bukit. Para pemain ski dan snowboard meluncur turun ke lembah. Baru ditarik lagi oleh lift ke atas bukit. Nah meski jalur ski pendek, tapi lumayan curam buat pemula seperti kami. Emak tak berani menggunakan jalur khusus ski. Apalagi mereka yang sudah mahir meluncur dengan kencang. Akhirnya kami bertiga belajar di sebuah turunan landai. Sebenarnya jalan setapak, namun tertutup salju tebal. Embak sudah lebih mahir dan berani, belajar di tempat lebih curam.
Kami belajar sendiri. Ada juga kursus ski si Wolsschlucht. Namun kami ingin memperkuat kuda-kuda. Dengan membiasakan diri mengenakan sepatu dan papan ski. Mulanya masih sering jatuh. Belok belum bisa. Setelah dua jam lebih berlatih sendiri naik turun, alhamdulillah, mulai mantap meluncur dalam posisi pizza. Bapak malah lebih cepat menguasai keseimbangan badan di atas papan ski. Adik mulai berani meluncur. Semua puas dengan pelajaran hari itu.