Resto Nusantara Berlin

Sebagai kota besar, paling besar dan ramai di Jerman, Berlin tak kekurangan tempat wisata kuliner. Bisa dibilang, kuliner yang ditawarkan kota ini sudah mendunia.

Maksakan Indonesia di jerman
Rumah makan Indonesia di ibukota Jerman

Emak ke Berlin sudah tiga kali. Sayangnya belum pernah sampai nginep dan lama. Jadi belum banyak berwisata kuliner. Kalau dahulu, yang happening di kalangan warga Indonesia di Berlin adalah resto Libanon. Kata warga Indonesia di Jerman, belum sah mengunjungi Berlin jika belum mampir kemari.

Wuihhhh, sampe segitunya, yah. Nama restonya sendiri El-Reda. Terkenal akan hidangan Persia dan Libanon-nya. Waktu pertama mengunjungi Berlin, Emak menyempatkan sejam dari empat jam waktu yang kami miliki di Berlin. Demi disebut sah ke Berlin. hehehe.

Bagaimana rasa makanan di sana? Huenakkk banget. Pantes lah kalau jadi bahan pergunjingan. Porsinya banyakkkk. Harganya relatif murah. pertama liat porsinya, Emak pesimis bakal abis. Setelah makan, huaaaaa, gak bisa berhenti. Nasi persia plus daging panggang segabruk pun ludes. Sampai sekarang pun Emak masih mengingat kelezatan makanan El-Reda.

Resto Indonesia di Berlin

Interior resto Indonesia
Bagian dalam resto

Denger kabar tentang resto satu ini, udah lama. Dan Emak pun bercitacita mengunjunginya ketika di Berlin. Sayangnya ke Berlinnya itu gak bisa diprediksi kapan. Jarak rumah kami dengan ibukota Jerman lumayan jauh. Tujuh ratus kilometeran lah. Naik mobil butuh 8 – 10 jam. Itu belum ngitung waktu istrahat atau macet. Makanya meski pengen banget saba ibukota, kami belum benar-benar mau menjelajah kota ini.

Sampai kemudian Emak mau terbang ke Indonesia. Pakai Qatar Airways yang terbangnya dari bandara Tegel, Berlin. Sebab harga tiket tersebut lumayan miring, udah pakai rail & fly pula, ya udah serbu saja ibukota. Sengaja Emak naik kereta pagi-pagi. Bagasi titip di stasiun kereta api. Lalu beberapa jam ke Museum Pergamon plus mencicipi hidangan Indonesia di Resto Nusantara Berlin.

Yay, alhamdulillah udah ada resto masakan Indonesia di Berlin. Yang bikin lebih spesial adalah rumah makan ini punya label halal. Di Belanda banyak kami temui masakan dari tanah air. Akan tetapi, yang berlabel halal baru sedikit. Haqqul yaqin makannya.

Pas Emak di Berlin hari itu, cuaca sedang panas-panasnya. Lebih dari 30°C. Badan lemes, mbayangin mo makan makanan Indonesia jadi semangat. Emak pun naik metro menuju halte Turmstrasse. Dari halte Turmstrasse Emak jalan kaki beberapa ratus meter. Ada bus kota juga sebenernya. Emak pengen olah raga biar tambah laper dan enak makan.

Bangunan restonya bernuansa merah. Ada sepasang manusia sedang menikmati nasi goreng di bangku luar resto. Sedang sepi. Mungkin karena sedang masuk bulan puasa. Emak memang tidak sedang puasa hari itu.

Emak masuk. Disambut dua mas-mas sebangsa dan setanah air. Emak duduk. Meletakkan tas serta kamera. Memandang sekeliling. Foto-foto bernuansa Indonesia dipajang di dinding. Pun foto aneka makanan. Bangku-bangkunya biasa saja. Seperti rumah makan kebanyakan di tanah air. Kalau di Jerman, mirip suasana imbiss. Sebelum Emak akhirnya membuka lembaran menu makanan.

Menu Resto

Siomay batagor enak di Berlin
Batagor

Dengan segini banyak makanan yang gambarnya bikin ngiler, menentukan pilihan mau makan apa, bukan perkara mudah. Gini ini kalau sedang bepergian sendiri. Gak bisa pesen beberapa makanan untuk dimakan bersama kayak biasanya. Emak pun tidak berniat membungkus. mengingat koper besar dna di pesawat nantinya juga sudah tersedia makanan. Meski sangat lapar pun tetap hanya bisa memesan sejenis makanan dan sejenis minuman.

Aneka hidangan dijual di restoran ini. Ada siomay, sate, rendang, sate padang, nasi goreng, gado-gado, tongseng, soto, bakso, batagor, dll. Aihhhh, mo pilih nang mana neh. Embak pasti suka nih. Dia kan penggemar berat siomay.

Minuman yang ditawarkan pun beraneka rupa. Mulai dari minuman dingin seperti es teh, es jeruk, es lassi, es campur, es cendol, dan jus avokad. Hingga minuman hangat seperti kopi tubruk, kopi jahe, wedang ronde, dan beras kencur.Selain itu tersedia, makanan tambahan seperti krupuk, snek (tempe mendoan, bakwan sayur), serta hidangan penutup. Lengkap, kan.

Emak memutuskan memesan batagor dan es campur spesial pakai nangka. Porsi yang datang lumayan besar. Es campurnya seger bener. Manisnya pas buat Emak. Cumak tahu batagor serta bakwan gorengnya agak terlalu kering menggorengnya. Sehingga agak seret lewat tenggorokan. Saus kacangnyanya agak minim. Bakwan gorengnya ada bakwan sayurannya juga. Kalau mau nambah saus, sambel, atau kecap manis, tinggal minta ke mas pramusaji.

Soal harga, untuk ukuran Jerman, relatif murah. Harga hidangan utama berkisar antara 4,90 sampai 6,50 euro saja. Kalau sedang ke Berlin dan kangen hidangan Indonesia, monggo mampir ke mari!

***

Restaurant Nusantara

Turmstrasse 18
10559 Berlin

Telp. : +49 (0)30 – 966 00 331
HP : +49 (0)172 3030151
Email: info@restaurant-nusantara.de

Jam buka

Senin – Sabtu : 12:00 h – 22:00 h
Minggu : 12.00 h – 20.00 h

7 Comments

Leave a Reply

%d bloggers like this: