Alhamdulillah, perkembangan jumlah muslim di Jerman, utamanya di kota-kota besar membawa dampak. Salah satunya adalah bertambahnya jumlah rumah makan penyedia makanan halal. Di kota Frankfurt am Main ini contohnya.
Dahulu, kalau berbicara tentang makanan halal di sini, asosiasinya langsung warung kebab. Atau rumah makan Turki atau Arab dan daerah seputaran Timur Tengah. Sekarang, sudah mulai ada pizza dan spaghetti halal, kedai ayam goreng halal, resto China, Thailand, hingga Jepang halal. Di Berlin berdiri sebuah resto Indonesia halal. Alhamdulillah. Sangat memudahkan bagi para traveler maupun warga lokal yang ingin mencicipi makanan halal selain kebab.
Mengunjungi kembali Frankfurt am Main, kami sudah berniat untuk makan siang di resto ini. Informasi awalnya berasal dari seorang sahabat yang sudah berkunjung ke sana. Sempat berputar-putar mencari parkir, yang sangat tidak mudah di kota besar ini, akhirnya kami langsung melenggang ke sana.
Belum banyak pelanggan pada awalnya. Rumah makannya tidak seperti imbiss kebanyakan. Ruangannya relatif luas dan bangku serta mejanya banyak. Mungkin lebih dari sepuluh meja. Termasuk dua meja di luar. Tanda halal tertulis besar di kaca depan. Kami pilih meja di dalam. Ketemu dengan satu keluarga yang istrinya orang Indonesia asal Gresik. Dan suaminya orang Jerman.
Lapar, langsung kami pilih menu. Embak pilih Ped Priew Wan dan Bapak maunya Gäng Kuo Pad. Keduanya bebek goreng, tapi kuahnya berbeda. Emak, pilih ayam fillet goreng saja (Gai Phad Ruam Mid). Adik makan mie goreng daging sapi Pahd Thai Nua. Seorang mas-mas pramusaji berwajah Asia bermata sipit mendatangi bangku kami. Mencatat semua pesanan. Tidak pakai lama, si mas membawa aneka minuman pesanan. Kami pesan teh hijau hangat.
Menurut Emak, suasana bagian dalam Thai-fun perpaduan antara restoran dan imbiss, rumah makan cepat saji di Jerman. Bagian dalamnya cozy. Tempat yang kami pilih berada jauh di dalam. Dekat dapur dan pintu menuju kamar mandi.
Menu di Thai-fun
Menurut situs resto ini, www.thaifun-halal.de, semua makanan dan minuman yang mereka hidangkan halal. Mereka juga tidak menjual minuman keras. Pilihan menunya banyak sekali. Mulai dari makanan pembuka, utama, salad, sup, vegetarian, serba ikan, serta hidangan penutup. Kita bisa memilih menu dengan daging sapi, bebek, serta ayam.
Menu pilihan di buku menu semua tertulis dalam tiga bahasa: Thailand, Jerman, serta Inggris. Harganya, menurut kami wajar untuk kelas imbiss di kota besar seperti Frankfurt am Main. Hidangan utama berkisar antara 6,90 hingga 9,90 euro. Atau sekira Rp. 100.000,- sampai Rp. 150.000,- per porsi. Kalau minumannya sekitar 2 – 3 euro.
Sewaktu makanan datang, kesan Emak pertama kali adalah porsinya yang guede. Mashaa Allah. Tidak pakai lama, segera kami mengambil sedok dan garpu masing-masing. Serbuuuu. Kalau dari segi rasa, yah enak seh. Tapi gak istimewa banget gitu. Kalau untuk ukuran imbiss, ya normal. Bahannya terlihat segar. Di meja sudah tersedia kecap asin serta tiga macam sambal. Tahu aja kami penggemar sambal. hehehe. Sambalnya lumayan pedas. Selera Asia.
Ayam dan bebek gorengnya dipotong agak tebal. Kami lebih suka potongan lebih tipis. Punya Embak, bebek goreng dengan saus asam manis terasa sangat pedas. Jauh lebih pedas dibandingkan kari merah punya Bapak. Punya Emak gak pedas. Sayurnya banyak. Paprika, bambu muda, jamur, brokoli. Pas digigit masih kres-kres. Punya Adik juga rasa mie gorengnya standar. Akan tetapi potongan besar daging sapinya empuk dan manis gurih. Porsi jumbo ini pas buat Bapak. Padahal biasanya beliau seporsi kurang, lho. hehehe. Karena beberapa gak habis, kami minta dibungkus saja.
Alhamdulillah, senang kami makan di sini. Label halal ini bikin hati ringan dan mantap memakannya. Monggo, yang sedang di Frankfurt, silakan mampir. Letaknya gak jauh dari stasiun kereta api pusat, kok.
***
wuih.. puasa gini ngomongin makanan… glek! 😀
Alhamdullilah, ikut seneng mbak. Kalau ada yag halal gini enak mbak ya.. bisa cobain kuliner negara mereka. Selama ini masakan halal didominasi makanan timur tengah.
Memang sambal itu “menu” makanan luar biasa. Kayak “Narkoba” nya orang Indonesia, tanpa sambal rasanya kurang nonjok 🙂
@Mbak rosi: fotonya padahal dah dikecilin biar gak appetizing. 🙂
@Zulfa: yup… alhamdulillah banget deh… Nang Paris lebih asyik meneh Zulfa. Aku tahu nyobak makanan khas Perancis halal.
Restonya benar-benar Halal karena nggak pakai menjual minuman keras segala. Kalau di Jakarta ini, restoran halal bertebaran tapi tetap saja ada resto yang di dalamnya menjual minuman keras 🙁 Walau makananannya halal, tamu2 muslim banyak, tetap saja kalau pas duduk dekat tamu yang memesan minuman keras jadi berasa nggak halal :((
yang punya mungkin muslim atau dari daerah Pattani ya mbak?
bebeknyaaaa menggoda imaaann mba iraaa…
@Mbak Rien: iya sih Mbak. Di Indonesia di resto2 halal pun banyak yg jual minuman keras, yah..
@Mas Priyo: mungkin, ya. Kemarin sayangnya aku gak nanya.
@Ima: hehehehe kesukaan Embak dan Bapaknya…
Wuih itu bebeknya macam bebek peking yang tersohor itu. Atau bebek yang di acara masterchef hihi. Alhamdulillah makin banyak restoran halal di sana ya mbak 🙂
@Cek Yan: Bebek goreng ynag dijual di rumah makan sini, rata-rata penampilannya seperti itu, Cek Yan. Yup, alhamdulillah banget, kami merasa dimudahkan memperoleh makanan halal.
Aduh itu sambalnya bikin ngeces. Kaya sambal matah gt ya
Potongan bebeknya tebel-tebel bikin ngeces, tapi harganya bikin syok he3
@Zahra: he-eh sambelnya mantap tuh..
@Mas Ihwan: hehehhehe… di sini emang rata2 harga makanan segitu..