Hari kelima kami di Swiss di liburan musim dingin lalu, kami putuskan sebagai hari perpisahan dengan tuan rumah. Yang sangat berbaik hati menyediakan tempat menginap dan menjamu kami selama di sana.
Parting is sorrow, kata P.K. Page di satu tulisannya. Terutama buat anak-anak kami. Mereka mulai terbiasa bermain bersama dua anak lelaki tuan rumah. Tak mengerti mengapa kami, orang tuanya harus memutuskan kesenangan mereka. Untuk kembali ke tempat bernama “rumah”. Perpisahan semacam ini sering kami alami. Tak hanya ketika menumpang. Setelah berhari menginap di penginapan pun, anak-anak jadi makin kerasan. Enggan beranjak pulang. Apakah kami mesti merasa senang atau sedih karenanya? Entahlah. Satu hal ingin kami ajarkan ke anak-anak. Begitulah alur kehidupan. Ada pertemuan dan perpisahan.
Kembali menuju belahan bumi utara, kami tak mau kehilangan momen berharga. Mampir ke dua tempat terlebih dahulu di perjalanan pulang. Mulanya kami ingin mampir ke Stuttgart. Sebab beberapa pertimbangan, kami alihkan ke Rheinfall dan Büsingen. Tempat pertama adalah air terjun terbesar di Eropa.
Alat GPS kami menunjukkan Neuhausen am Rheinfall. Di tengah jalan, ada papan penunjuk jalan menunjukkan kami menuju tempat ini. Kami ikuti saja. Ternyata yang ditunjuk di papan adalah sisi seberang Neuhausen. Tak apalah pikir kami, tak perlu menyeberang.
Kami langsung masuk ke tempat parkir luas. Pagi itu tak terlalu banyak mobil terlihat. Hari tak berkabut dan tak sedikin sebelumnya. Akan tetapi, lapisan es tipis menutupi jalanan di tempat parkir. Harus hati-hati berjalan.
Sebagian bada Sungai Rhein terlihat dari kejauhan. Kami perhatikan semua orang yang datang langsung masuk ke kantor informasi wisata besar di dekat air terjun. Maka kami pun masuk ke sana melihat situasi dan kondisi. Rupanya ada tiket masuk untuk melihat air terjun dari dekat. Masuknya dari sebuah kastil tua beberapa puluh meter dari kantor informasi wisata. Selain itu mereka menjual aneka macam oleh-oleh dan pernak-pernik khas Swiss. Coklat, pisau, topi, tas, gantungan kunci, jaket. Dengan melirik harganya saja langsung tak berminat membeli. Standar Swiss, lah… hehehe.
Kami keluar kantor, meneliti peta, menemukan jalan turun untuk melihat sungai Rhein dari dekat. Sungai terkenal di berhulu di daerah bernama Graubünden, Swiss. badan sungainya lebar. Emak taksir minimal 30 meter. Jalan kereta api berbetuk jembatan terbentang di atasnya. Orang bisa menyebrang lewat sisi jalan kereta api tersebut. Berjalan beberapa langkah saja, Emak gamang. Alirannya deras. Terasa bisa meruntuhkan jembatan dan membawanya mengalir.