Road Trip Keluarga Pelancong ke Semenanjung Balkan

Camping SUV
Bagasi atas belakang, penuh

Pengennya sih, liburan musim panas tahun ini mudik ke tanah air. Apa daya, harga tiket ke arah Asean melambung tinggi. Sampai tiga minggu sebelum liburan anak-anak tiba, belum juga ada tanda-tanda harga tiket bakal turun, dan sesuai bujet kami. Padahal, kami perlu juga punya plan B, kalau-kalau gak jadi mudik. Akhirnya, dengan berat hati, rencana mudik kami batalkan.

Gak perlu waktu lama buat menemukan plan B tersebut. Udah lama Emak pengen ke Albania. Akan tetapi, ke negara tersebut, jarang ada penerbangan murah dari bandara dekat rumah. Ada penerbangan murah, tapi banyakan dari kota-kota Italia. Kami punya waktu liburan tiga minggu. Cukuplah dipakai road trip ke sana plus mengunjungi beberapa negara lainnya. Hasilnya, kami pun berhasil mengunjungi tiga negara baru: Albania, Makedonia, dan Kosovo. Plus Kroasia, Montenegro, dan Bosnia-Herzegovina yang pernah keluarga pelancong kunjungi sebelumnya. Alhamdulillah.

Ini adalah road trip terlama sepanjang sejarah road trip keluarga pelancong. Sekitar lima ribu kilometer lebih. Plus beberapa kali nyasar. Dulu-dulunya paling banter 2 minggu. Itu pun di musim dingin. Kali ini, di musim panas, suasananya benar-benar beda. Pergi di awal-awal liburan sekolah, suasana jalan tol Jerman udah kayak masa mudik massal di tanah air. Jalan tol rame, meski gak terlalu macet. Pas balik ke Jerman malah macet berat. Tempat-tempat istirahat penuh. Sampah sampai luber-luber dari wadahnya. Banyak orang istirahat sambil piknik nggelar tiker. Beberapa gegoleran di atas plester atau lahan berumput. Seru banget.

Setelah fix rencana road trip ini, kami bikin persiapan. Emak, seperti biasa bikin itinerary dan nyiapin konsumsi. Bapak mempersiapkan kendaraan dan peralatan pendukung. Mobil dimasukkan bengkel biar fit. Baju bawa sekoper kecil buat berempat. Dan ternyata masih kebanyakan, sebab kami sering nyuci baju di perjalanan. Karena melipir ke Lautan Adriatik, kami berencana snorkeling. Beli peralatan olah raga murah meriah di #Decathlon.

On the Way

Meski udah bikin itinerary, tapi rencana perjalanan kami sangat fleksibel. Banyak daftar dicoret, dan nambah daftar baru. Yang awalnya mau mampir ke Yunani pun dibatalkan, demi mengunjungi Makedonia dan Kosovo. Biar nambah daftar negara yang udah dikunjungi gitu. Biar Eropa semakin cepat khatam. Inshaa Allah.

Pengalaman keluarga pelancong di Balkan sebelumnya bisa dibaca di sini: 

Keluarga Pelancong Menuju Balkan 

Perjalanan Darat ke Sarajevo 

Kami sengaja gak booking penginapan terlebih dahulu, seperti biasanya. Instead, kami booking mendadak, atau kemping di sebuah camping ground. Beberapa kali milih tidur di mobil. Nggak nyaman emang. Tapi waktu kadang gak memungkinkan buat nyari penginapan atau camping ground.

SUV camper
Kondisi bagasi belakang

Di negara-negara yang sudah pernah kami kunjungi, kami melihat perbaikan banyak sekali fasilitas. Terutama jalan raya. Jalanan semakin bagus, semakin lebar, atau beberapa sedang dibangun jalan tol. Kroasia terasa semakin mahal, utamanya di Dubrovnik. Harga makanan dan penginapan nggak kalah ama Eropa Barat. Montenegro makin asyik, dan kota Bar punya masjid baru yang raya dan cakep. Bosnia, makin assoy. Di musim panas, turisnya bejibun. Tapi harga-harga makanan serta penginapan tetap murah meriah.

Cerita sebelumnya tentang Montenegro ada di sini:

Keindahan Tersembunyi Teluk Kotor, Montenegro

Ngarai Indah Montenegro

Negara-negara yang baru kami kunjungi pun menguak aneka kejutan. Albania yang katanya merupakan salah satu negara miskin di Eropa itu bagi Emak gak keliatan miskin-miskin amat. Rumahnya gedong-gedong. Bahkan di desa-desa terpencil sekali pun. Kendaraan orang-orangnya bikin ngiler. Gede-gede dan bermerek mahal. Yang bikin kaget lagi, apa-apa murah di Albania. Ini negara termurah dalam road trip kami kali ini.

Road trip in Balkan

Di Makedonia, kami lebih sering masjid dibandingkan di Albania dan Kosovo. Ibukota Makedonia, Skopje, pecinta patung. Sepertinya semua pahlawan dan semua momen dibikinkan patung atau monumen gede. Prishtina, ibukota Kosovo, yang baru merdeka 2008, tampak paling banyak punya gedung tinggi dibanding Skopje, Tirana, dan Sarajevo. Bahkan di sini kami baru ngeliat ada warung KFC dan Burger King selama #BalkanTrip. Ini kota termacet selama trip. Dan lalu lintasnya kacau.

Peta dan gps merupakan teman setia kami selama perjalanan. GPS di hape Bapak tak selalu akurat, tapi sangat-sangat membantu. Jika mentok, bertanya ke penduduk lokal. Semuanya yang kami temui friendly dan helpful. Yang gak bisa bahasa Inggrisnya kebanyakan bersedia membantu sebisa mereka.

Balkan Salad, Healthy food
Salad segar mudah ditemukan di Balkan. Murah meriah.

Makanan, kami pilih seafood, atau vegetarian. Nanya juga, apakah mengandung alkohol. Di Bosnia, Albania, Makedonia, Kosovo, alhamdulillah gak susah nyari makanan halal. Kami suka nyari rumah makan dekat-dekat masjid. Jika kurang yakin, nanya dulu.

Pas berangkat, demi hemat gak beli vignette Slovenia seharga 15 euro, kami menghindari jalan tolnya. Pikir kami, jalan tol cuma 60 km, eman-eman kalau beli vignette yang cuma berlaku seminggu. Ndilalah, banyak jalan lagi diperbaiki, ditutup, dan kudu lewat jalan alternatif. Jalan alternatif gak dikenal gps. Jadinya kami muter-muter gak jelas. Begitu nemu jalan kecil di pegunungan, dan ada di sebuah perbatasan Slovenia – Kroasia, kami disuruh balik kucing.

“Warga non EU gak boleh masuk Kroasia lewat perbatasan ini,” kata Pak Petugas. Dikasih info tentang perbatasan lain berjarak 30 menit dari situ. Jadinya masuk lewat utara Kroasia yang lebih jauh. Menghabiskan setengah hari waktu kami. Benar-benar ndak sebanding dengan 15 euro yang dihemat. Lesson learned. Baliknya, dengan berat hati kami beli vignette Slovenia.

Keluar masuk imigrasi via jalan darat terbilang lancar. Hanya ketika masuk Kroasia pertama agak lama tertahan di imigrasi. Ditanya mau kemana aja. Kemping. Kemping dimana? Di Zadar, dan Dubrovnik. Apa nama camping groundnya? Kasih catetan beberapa camping ground yang sudah Emak persiapkan sebelumnya. Untunglah dah siap. Meski catetannya berupa orek-orekan sederhana. Semuanya dicatet pakai tangan ama Mas Petugas. Emak bilang, “Kami dah masuk Kroasia ke-empat kalinya. Setiap kali selalu begini.” Masnya cuma senyum-senyum.

Selanjutnya mah lancar aja. Pas masuk Kosovo, sempet ditanyain, itu di atas mobil bawa apa aja? Peralatan kemping. Apa aja? Tenda, sleeping bag, kasur, dll. OK.

Perjalanan balik ke Jerman, di imigrasi Bosnia, Kroasia, dan Slovenia, malah lempeng. Padahal udah siap-siap kalau disuruh bongkar muatan bagasi.

Alhamdulillah tiga minggu road trip terbilang lancar. Mobil fit. Ada baret-baret dikit di bodinya, entah kapan dan siapa pelakunya. Mestinya pas diparkir. Anggota keluarga pelancong gak sakit selama di jalan. Kami berusaha makan teratur. Banyak makan sayur segar serta buah-buahan jika memungkinkan.

Kadang pernah Emak agak pusing atau badan pegel-pegel akibat gak nyaman tidur di mobil. Sesekali kangen kasur di rumah. Nggak pernah ketemu scammer atau penggetok harga buat turis. Ansonsten, kami semua hepi dan banyak membanyol di jalan. Saling bercerita serta bernostalgia. Ketemu teman-teman lama dan teman baru. Serta jumpa orang-orang baik hati, yang tak terhitung jumlahnya.

Gerne wieder, inshaa Allah!

5 Comments

Leave a Reply

%d bloggers like this: