Tempat yang sangat berkesan di hati selalu membangkitkan semangat untuk menuliskannya. Kunjungan ke kota tua Salamis dan Famagusta di Republik Turki Siprus utara pun demikian. Sehari, tapi kesannya tak luntur hingga kini.
Mungkin karena untuk mencapai keduanya butuh perjuangan sangat panjang. Berpeluh, jalan di bawah terik matahari, capek hati, namun kemudian diiringi dengan berbagai kemudahan setelah sampai di perbatasan dua negeri di Siprus.
Di kedua kota tua ini, kami belajar banyak hal. Tak hanya budaya kuno di ujung Meditarania, namun juga merasai bagaimana konflik kedua bagian Siprus masih sangat membekas di hati orang-orang di sana. Keduanya merasa dirinya benar, keduanya merasa teraniaya oleh yang lain. Tapi saya para pendatang, tentu tak bisa menghakimi. Apalagi saya suka kedua bagian Siprus. Sama-sama cantik, menarik, dan meninggalkan kesan sangat dalam.
Alhamdulillah, karena sebelumnya Majalah Ummi pernah memuat tulisan Emak, pengiriman kali ini sungguh lancar. Tapi tetap harus mengantri untuk dimuat. hehe. Ketika menunggu dikirimi soft copy, ada teman di grup menulis ibu-ibu berbaik hati memotretkan foto artikel ini. Terima kasih, Mbak Nunung.