Ketika melancong ke suatu tempat, tentu saja kita inginnya semuanya berada dalam kondisi ideal. Bekal cukup, badan fit, cuaca mendukung. Enak dan nyaman berwisata dalam kondisi seperti itu. Namun adakalanya, kenyataan jauh dari harapan. Karena semuanya bukan kita yang menentukan. Salah satu hal yang tak bisa kita pilih dan tentukan adalah cuaca.
Memesan tiket atau paket perjalanan biasanya kita lakukan jauh-jauh hari sebelumnya. Berminggu atau bahkan berbulan sebelum keberangkatan. Meski sudah mengetahui di musim apa kita akan berangkat, situasi pasti pada hari keberangkatan atau pada saat kita berada di tempat tujuan, masih belum pasti. Apakah akan terjadi hujan, seberapa kencang kekuatan angin, apakah matahari akan lama bersinar, apakah ada badai, dan sebagainya.
Dahulu, saat kami masih satu dua kali melancong, cuaca tak menjadi perhatian. Tak ada persiapan dan antisipasi jika terjadi hal tak diinginkan. Tak pernah kami berusaha untuk mengatahui ramalan cuaca ketika hendak pergi. Jika ingin pergi, ya langsung saja berangkat. Beberapa hal kurang menyenangkan kami alami karenanya. Tersering adalah akibat hujan. Berkali kami merasa kurang puas dalam mengelilingi suatu kota wisata. Tak ada payung, tak pakai perlengkapan hujan. Tentu saja kami tak mau nekat berbasah-basah di tengah hujan. Tak ada pakaian ganti, dsb. Jika tak ada hujan, angin bisa menjadi ujian dalam perjalanan. Cuaca yang terlihat hangat bersahabat, bisa berubah dingin ketika dia menerpa. Padahal kami tak membawa jaket sebagai pelindung angin. Di musim dingin, kami sering salah membawa sarung tangan. Dalam perjananan, suhu udara terkadang turun drastis.
Nah mengetahui kondisi cuaca di tempat wisata ini menjadi penting artinya. Karena dengan memperhatikan prakiraan cuaca, maka kita bisa melakukan berbagai persiapan sebelum berangkat.
Jika kemungkinan besar hari hujan, bisa membawa payung atau perlengkapan hujan lainnya seperti jas hujan, celana hujan, dan sepatu boot anti air. Kami sendiri daripada membawa payung lebih suka memakai perlengkapan hujan. Payung, terutama payung kecil biasanya tak mampu menahan kencangnya angin di Eropa. Apalagi di awal musim semi dan di musim gugur. Jika cuaca sangat panas, nantinya bisa diantisipasi dengan banyak membawa air putih dan buah-buahan segar. Di musim dingin, selain jaket sangat tebal dan berat, asesoris lain seperti penutup kepala dan sarung tangan, kaos kaki tebal, jangan sampai ketinggalan. Tebal tipisnya sarung tangan biasanya kami sesuaikan dengan perkiraan suhu. Jika temperatur masih di atas titik beku, kami membawa sarunng tangan tak terlalu tebal. Tapi jika minusnya sudah banyak, yang paling teballah yang kami pilih. Di musim dingin ini, kecepatan angin juga harus diperhatikan. Kadang suhu plus yang berkesan cukup hangat, bisa berubah sangat dingin ketika kita telah berada di luar rumah. Akibat cepatnya hembusan angin. Di musim gugur dan semi ini yang agak ribet dalam memilih pakaian dan perlengkapan. Selain sering hujan dan berangin, perubahan suhunya bisa terjadi drastis. Sangat dingin di pagi hari dan hangat di siang hari. Serba salah. Jika tak memakai jaket dan kaos kaki tebal bakal kedinginan di pagi hari. Memakainya bakal kepanasan di siang hari.
Untuk melihat prakiraan cuaca, kami biasanya menggunakan jasa website www.wetter.de atau www.wetter.com. Dari sini sudah bisa dilihat, bagaimana perkiraan cuaca hingga satu minggu ke depan. Meski yang namanya prakiraan juga tak bisa dipastikan seratus persen akurasinya, paling tidak data mereka bisa kami jadikan acuan. Selain melihat kondisi cuaca (hujan, cerah berawan, bersalju), dsb, memperhatikan suhu udara dan kecepatan angin juga penting.
Usai memperhatikan cuaca, tinggal mempersiapkan diri. Kalau prinsip kami, mending kepanasan daripada kedinginan. Lebih baik kelebihan persiapan dari pada kurang. Jangan lupa, kenyamanan kita selama di perjalanan tergantung pada persiapannya!
hi friend plz add me & drop a mesg i will add u
t4 sy gi musim ujan nich sob ;)..berrr dingin naa