
Walau menginap dua malam di ibukota Qatar, kami hanya punya waktu jalan-jalan efektif sehari saja. Jauh lebih baik dari pada ndak sama sekali, tho. Sebab terbatasnya waktu, tentu ndak banyak yang bisa kami kunjungi di Doha.
Ketika kami di Doha, musim panas di tahun Piala Dunia 2022, Doha sedang berbenah untuk perhelatan besar tersebut. Di mana-mana marak terjadi pembangunan atau perbaikan. Jalan, bangunan, sarana dan prasarana umum.
Berkeliling Doha dengan Metro
Doha memiliki beberapa moda transportasi publik. Seperti bus, metro, dan taksi. Yang segera kami pelajari begitu sampai di kota ini adalah sistem transportasi metro-nya. Karena moda ini yang kami pilih untuk eksplor beberapa destinasi Doha. Kalau naik bus, khawatirnya lebih ribet, sebab kami sedikit sekali mengerti bahasa Arab, serta tidak beli SIM card lokal, tak selalu terhubung jaringan internet. Sistem metro Doha moderen, seperti sistem metro kota-kota besar Eropa.
Tak lama, kami sudah paham bagaimana cara menggunakannya. Tiket bisa dibeli cash atau dengan kartu. Kami membeli cash. Buat kami saat itu, ada dua pilihan tiket, tiket harian atau tiket sekali jalan. Tiket sekali jalan sedang tidak berlaku, mau gak mau kudu beli tiket harian. Kalau dipakai bolak-balik ya murah pakai tiket ini. Buat berempat, beli empat tiket terpisah. Belinya di vending machine. Tersedia di setiap stasiun metro. Bingung? No worry. Selalu ada petugas stand by. Rata-rata mereka fasih berbahasa Inggris. Kami perhatikan, banyak sekali pekerja asing di Doha.
Metro Doha, selain sangat moderen juga nyaman. Stasiunnya lapang, bersih, elegan. Lift selalu ada bagi ynag membutuhkan. Selain itu, tersedia tangga berjalan. Adem sekali berada di sana. Oh ya, berkali turun naik, kedatangan mereka selalu tepat waktu. Di siang hari, metronya relatif sepi. Di sore dan malam hari, baru banyak sekali penumpangnya. Meski suhu udaranya tetap hangat di petang hari, setidaknya sinar matahari tak terlalu menyengat lagi.
Berbagai informasi mengenai metro Doha bisa dicek daring. Baik tarif perjalanan, jadwal, stasiun apa saja, dll. Oh ya, di hari Jumat, metro memiliki jadwal khusus.
Destinasi Mainstream Doha
Stadion Piala Dunia
Mulanya lebih banyak tempat ingin kami datangi di Doha. Begitu kena udara panas, langsung ambyar. Woles saja, ndak terlalu muluk dan hektik menentukan tujuan. Mau keluar dari sejuknya AC hotel perjuangannya warbiyasak. Baru keluar hotel, mau jalan ke stasiun metro terdekat, sudah pada sambatan panas, lemez.

Tujuan pertama kami, berfoto di depan salah satu stadion Piala Dunia Qatar. Di Doha ada beberapa stadion besar. Kami pilih yang paling dekat jalan kakinya dari stasiun metro terdekat. Ceki-ceki gmaps, kami putuskan ke Stadium 974. Deket stasiun metro Ras Abu Abboud. Ndak deket-deket amat juga, seh. Pas keluar stasiun metro, stadionnya masih keliatan kecil banget. Ada kali kudu jalan sekitar 1 km. Sepertinya ada bus ke sana. Tapi kami jalan kaki. Si Adik hampir mutung, nggak mau ikut jalan mendekati stadion. Kami bujuk biar bisa barengan dan bikin foto keluarga.
Jalanan ke arah dan sekitar Stadion 974 sepi. Kami berjalan ke arah deretan pohon. Sedikit ngadem di bayangan mereka. Sebagian rerumputan di sana kering kecoklatan. Stadion masih agak jauh, tapi lumayan kelihatan ketika menjadi latar belakang foto. Unik ini stadion. Dari kejauhan tampak fasadnya kotak warna-warni, seperti kontainer. Tampak beberapa orang bekerja di sana. Setelah beberapa jepretan, kami mbalik ke stasiun metro.
Sore-sore, Bapak dan Embak ke stadion satu lagi, Stadion Education City. Yang ini lebih ramai. Banyak orang sedang bermain sepak bola di lapangan bola sekitarnya.
Souq Waqif
Di mana-mana, pasar, mall, tempat belanja, punya daya tarik tersediri. Tak jarang jadi destinasi wisata suatu tempat. Di Doha, Souq Waqif jadi salah satu jujukan kami. Meski buat kami palingan buat belanja magnet kulkas doang. Halte metro terdekat adalah stasiun Souq Waqif.
Keluarga pelancong sampai di Souq Waqif di tengah hari. Menjelang waktu sholat zuhur. Daerah ini ternyata terdiri dari beberapa Souq, dari stasiun metro, terdapat lorong-lorong lumayan panjang. Petunjuk souq apa dan kemana jelas. Tujuan kami hanya ke Souq Waqif saja.
Baru jalan-jalan dan potret-potret sebentar, berkumandang azan zuhur. Alhamdulillah masjidnya dekat sekali dengan lokasi kami. Numpang sholat sekalian ngadem sebentar. Nyesss. Dari luar masjidnya terlihat kuno. Masuk ke dalamnya, moderen. Keren. Hanya Emak dan Embak jamaah wanitanya waktu itu. Tempat wudhu-nya sangat bersih. Air mengalir deras. Ruang sembahyang wanita di lantai atas.
usai sholat disambung makan siang di salah satu resto tradisional di Souq Waqif, kami ngiter-ngiter sebentar cari souvenir. Selepas zuhur, banyak toko tutup. Memang pasar sedang sepi, sih. Ramenya malah di malam hari. Souq Waqif ini terdiri dari labirin banyak sekali toko. Setiap wilayah ada temanya. Misalnya area toko kain, area handicraft, dll. Deretan tempat makan pun ada, no worry kalau soal mengisi perut.
Corniche
Usai makan siang, tubuh makin berat rasanya. Kami pengen ke tepi laut Doha sekaligus menangkap pemandangan gedung-gedung pencakar langitnya. Corniche jadi pilihan. Bisa dicapai lewat metro, turun di stasiun Corniche. Daerah sini agak rame. Keluar stasiun metro, kami bertemu sebuah taman. Cakep, sebagian memiliki korisor tertutup tanaman. Lebih adem dan ada dekorasi payung warna-warni. Ia jadi objek foto favorit pengunjung. Beberapa pekerja sedang memperbaiki serta menyirami koridor tanaman. Kami melihat lumayan banyak kucing berkeliaran di sekitarnya.

Promenadenya tampak sedang diperbaiki. Kami ndak nyebrang hingga tepi laut. Duhhh, mau nyebrang saja awang-awangen karena panasnya tidak ketulungan. Cepat-cepat balik ke hotel saja. Tidak sampai seharian sudah KO.
Barusan baca di news klo Qatar pasang AC raksasa dalam stadiun untuk persiapan Piala Dunia, wedi penonton kepanasan. Moco blog sampeyan iki ketok beneran panas polll, nggarai atas arasen jelong jelong nek panas
Biuhhhhh, poll panase, Zulfa. Suhu outdoor dan indoor njomplang. Sampai omah nang Jerman, langsung podho nggeblag kami. Mungkin kecapekan pisan seh.
Memang panas ki nyerah tenaga temenan mbak, mangkane aku nek travel seneng pas musim chill utowo adem
Tenanan, Zulfa. Lemezz banget yen panas iki.