Sehari Keliling Pekanbaru (1)

masjid-stain-pekanbaruAihhh… masih banyak cerita mudik belum Emak abadikan menjadi tulisan. Salah satunya adalah perjalananan menjelajah Pekanbaru ini. Padahal ini salah satu highlight mudik tahun lalu. Susah sekali mencari waktu khusus untuk mengeksplorasi satu tempat. Waktu utama dimanfaatkan buat keluarga dan teman-teman dekat.

Berkali lewat Pekanbaru, kami belum pernah sekalipun berkesempatan untuk mengenalnya lebih dekat. Kalau mudik ke Ujungbatu, pasti kami turun di bandara Sultan Syarif Kasim II. Paling-paling lewat sekedarnya ketika kakak atau adik ipar harus berbelanja setelah atau sebelum ke bandara.

Seorang sahabat, Mbak Ninik, dosen senior Universitas Islam Riau (UIR) yang dudlu mengambil S3 di Bremen sudah wanti-wanti sebelumnya. Bahwa keluarga pelancong harus mampir ke kediaman beliau saat mudik. Penasaran dengan kota Pekanbaru, Emak datang sehari lebih awal. Menginap di rumah beliau yang lebih mirip villa, dijamu aneka hidangan dari kebun, kolam ikan, dan ternak sendiri, diajak jalan-jalan keliling kota serta berwisata kuliner khas Melayu. Asyik sekali, bukan?

Saat itu Pekanbaru sedang bersiap menyambut Pekan Olah Raga Nasional di bulan September. Akhir Juli itu, terlihat sekali geliat kota sedang giat membangun. Dua jembatan layang baru berada di tahap penyelesaian, bandara yang sebelumnya kecil sesak, jadi luas dan nyaman. Pusat-pusat olah raga baru bermunculan.

Venue-venue PON tersebut menjadi tujuan pertama kami hari itu. Dimulai dengan kampus UIR dimana Bu Ninik menjadi direktur Pasca Sarjana, berlanjut ke kampus pusat Universitas Negeri Riau (Unri) dimana, stasion utama berdiri. Di sinilah pembukaan dan penutupan serta pertandingan sepak bola PON berlangsung. Sebagian jalanan dan bagian luar bangunan stasion juga masih dibuat. Dari kejauhan, stadion tampak megah. Katanya bisa memuat sekitar 40 ribu penonton. Agak susah mencari lokasinya dengan mobil. Kami masuk ke kampus, menanyai beberapa mahasiswi, tak ada yang tahu jalan menuju ke sana.

Sebagian jalanan menuju stadion belum kelar dibuat kala itu. Banyak tukang sedang bekerja di sekitarnya. Kami bahkan meminta tolong salah seorang memotret kami berdua. Tujuan berikutnya adalah kampus Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim di Panam. Gedung-gedungnya sungguh megah. Seperti di Timur Tengah saja. Sayangnya pephononan masih sangat minim.

(bersambung)

3 Comments

Leave a Reply

%d bloggers like this: