Sejarah Travel Writing

Semua pasti awalnya. Ada sejarahnya. Demikian pula dunia penulisan perjalanan. Demikian sejarah singkat travel writing dari berbagai sumber.

Manusia diciptakan untuk bergerak, berpindah, dan beradaptasi dengan tempat yang baru. Seiring berkembangnya jaman, pergerakan manusia ini menjadi semakin cepat dengan terciptanya aneka teknologi.

Menurut sejarah singkat travel writing di Lonely Planet oleh Don George, manusia kuno telah ‘mencatat’ perjalanannya sejah mereka mulai bepergian. Lukisan-lukisan di gua-gua bisa dilihat sebagai catatan perjalanan mereka. Setara dengan karya-karya Bill Bryson atau Paul Theroux di masa kini.

Buku perjalanan pertama dalam sejarah  ditulis oleh sejarawan Yunani Herodotus. Sejarah Perang-Perang Persia ditulis tahun 440 sebelum masehi. Abad-abad berikutnya, pedagang dan eksplorer dari Marco Polo, Christopher Columbus hingga Henry Morton Stanley dan Charles Darwin menuliskan buku harian, menjadikannya bacaan menarik hati. Mereka semua menulis untuk membagi pengetahuan dan pengalaman sehingga orang lain dapat mengerti, memahami, dan menghargai dunia lebih dalam – terutama bagian-bagian dunia yang sebagian besar pembaca tak berani bermimpi untuk mengunjunginya.

Di dunia Islam, ada Ahmad Ibn Fadlan (abad 10), Ibn Jubair (Perjalanan Ibn Jubair, tahun 1185), Yaqut al-Hamawi, serta yang paling terkenal mungkin adalah Ibnu Battuta, penulis Rihlah (1355).  (Semuanya bersumber dari Wikipedia)

Namun, baru di awal abad 20-an, travel writing tumbuh subur sebagai genre independen. Untuk pertama kalinya, muncul beberapa penulis-pelancong hebat yang mengabdikan dirinya secara eksklusif pada seni penulisan ini : Patrick Leigh Fermor, Wilfried Thesiger, Eric Newby, Colin Thubron dan Jan Morris adalah sebagian di antaranya.

Di tanah air, Emak kenalnya nama-nama seperti Gol A Gong, Agustinus Wibowo dan Asma Nadia. Sejarah runutnya belum ketemu sumbernya di internet. 🙁

4 Comments

Leave a Reply

%d bloggers like this: