Separuh Napas Tulisan

Emak melancong jauh sebelum perjalanan itu sendiri dimulai. Bisa sebulan, seminggu, atau beberapa hari sebelumnya. Lho kok bisa, Mak? Karena Emak hampir selalu melakukan riset sebelum melancong.

Dulu sebelum aktif menulis buat media cetak pun, Emak sering meriset destinasi. Untuk bikin itinerary. Awalnya masih belum pengalaman. Pergi asal pergi saja. Sampai di tempat plonga-plongo. Bingung mau kemana atau ngapain aja. Jelas menghabiskan waktu sia-sia.Kalau buat rencana perjalanan dulu, sudah tahu tempat mana saja yang mau dikunjungi, berapa bujet makan, di mana bisa nemu makanan halal, ada masjid, dsb. Di jalan memang ndak 100 persen sesuai rencana. Tapi ya itu tadi, kita jadi hemat waktu, tenaga, dan pikiran.

Setelah serius menulis, makin kerasa manfaat riset ini. Bagi Emak, riset ini separuh napas perjalanan. Sekaligus separuh napas tulisan. Biasanya dari riset itu saya sudah tahu apa saja yang bisa saya tulis dari perjalanan tersebut, dan bakal dikirim ke media mana saja. Perjalanan itu sendiri jadi semacam verifikasi tentang apa yang Emak riset sebelumnya. Serta merekam tempat yang kita datangi dengan empat indera lainnya. Tak hanya melihat destinasi yang kita baca dalam tiga dimensi, namun juga kita bisa mendengar, mencium bau-bauan, merasakan teksturnya,berbicara dengan pemandu atau penduduk lokal, serta mencicipi kuliner khas di tempat tersebut. Sebuah artikel di media massa normalnya merupakan gabungan antara hasil riset dan pengamatan langsung di lapangan.

Dengan riset, kita bisa melihat suatu tempat dari sudut pandang berbeda dengan turis biasa. Saaat masuk hutan yang terlihat biasa, kita tahu ada flora ada fauna langka di sana. Sebuah lapangan kosong, bisa jadi bekas tempat pembantaian manusia zaman penjajah. Sebuah rumah bobrok bisa jadi adalah tempat kelahiran salah satu pahlawan nasional. Seorang penulis kisah perjalanan, harusnya bisa menemukan sudut pandang unik ini untuk dijadikan bahan tulisan.

Apa saja yang diriset untuk bahan artikel perjalanan? Sudah pernah Emak bahas di sini.

One Comment

Leave a Reply

%d bloggers like this: