Ketika mencari info tentang kota Skopje di Makedonia, Emak ingat pernah membaca sebuah artikel yang menyatakan bahwa pemerintah Skopje lebih pintar membangun patung dibandingkan membangunan fasilitas umum lainnya buat warganya. Emak hanya tertawa dalam hati. Emang seberapa banyak sih patung di sana. Nyatanya, bener juga warganya. Di pusat kota buanyakkkk sekali patung berbagai ukuran menghiasi.
Hampir seharian kami berada di dalam kota Skopje emang ngeliat patung, patung, dan patung lagi. Mulai sebuah taman penuh patung, main square berisi patung seorang terkenal kelahiran Makedonia, hingga jembatan penuh patung berderet-deret.
Taman Patung Zena Borec Park
Taman ini berisi beberapa memorial. Satu memorial terdiri dari banyak patung. Dan satu memorial lumayan gede-gede. Letaknya persis di seberang gedung parlemen Skopje.
Berbagai monumen di Zena Borec Park (Taman Wanita Pejuang) dibangun oleh pemerintah Makedonia dalam rangka Skopje2014. Oh ya, sekarang negaranya menjadi negara Makedonia Utara. Untuk mengingat beberapa orang penting serta fakta sejarah yang terjadi di Makedonia.
Taman ini gak terlalu luas. Lumayan rindang pepohonannya. Bersih, serta memiliki cukup bangku taman dan walking trail. Saat kami di sana, tidak terlalu banyak pengunjungnya.
Pertama kami menikmati area monument Fallen Heroes of Macedonian. Monumen lumayan besar. Satu bagian terdiri dari pilar-pilar berbentuk lingkaran beratap sebagian. Bagian tengahnya berupa pilar lebih jangkung yang puncaknya berupa patung perempuan bersayap menengadahkan cincin besar di kedua tangannya. Ia diresmikan di hari kemerdekaan Makedonia, 8 September 2012. Konon, monumen didominasi warna putih ini banyak menjadi bahan kritikan warga setempat.
Alasannya karena bentuknya yang dianggap mirip dengan Brandenburger Tor di Jerman. Alasan lainnya karena, patung Prometheus, lelaki pembawa api, yang semula dirancang tanpa busana, ditampilkan mengenakan cawat, setelah diprotes oleh seorang wanita pejabat. Lainnya, karena api abadinya sering dimatikan. Berarti bukan api abadi, dong!
Memorial ASNOM di satu pojok taman, memperingati sidang pleno pertama organisasi pejuang ASNOM di perang dunia kedua. ASNOM merupakan organisasi anti-fasisme. Di atas sebuah ‘panggung’ 10 orang sedang duduk di seblah meja. beberapa orang berdiri di belakangnya, sementara satu orang terlihat sedang berbicara di mimbar.
Satu monumen lagi namanya Defender of Macedonia. Didedikasikan bagi pasukan bersenjata Makedonia yang meninggal dunia ketika terjadi konflik tahun 2001.
Konflik terjadi ketika grup militan Albanian National Liberation Army yang diasosiasikan dekat dengan Kosovo Liberation Army menyerang tentara keamanan Makedonia awal Februari 2001. Terdapat klaim bahwa daerah yang memiliki warga mayoritas Albania ingin memisahkan diri dengan Makedonia. Meski hal itu ditolak oleh petinggi grup. Kekacauan ini berlangsung hingga akhir tahun 2001, dan berakhir setelah Perjanjian Ohrid ditandatangani pihak bertikai.
Monumen ini menggambarkan beberapa lelaki kekar, shirtless, bergandengan lengan membentuk sebuah lingkaran. Di punggung mereka terdapat benda bulat yang tengahnya kroak. Duh apa sih bahasa Indonesianya kroak? Di bagian bawah, terpampang nama-nama pahlawan yang gugur.
Plostad Makedonija
Dari Taman Zena Borec, sudah terlihat sebuah konstruksi gerbang jangkung bernama Porta Macedonia. Dibangun pada tahun 2011-2012, memiliki tinggi 21 meter, dan menghabiskan lebih dari 4 juta dolar. Dibangun dalam rangka memperingati kemerdekaan Makedonia.
Jalan kaki terus, kami sampai di pusat Skopje yang berjulukan Plostad Makedonija atau Macedonia Square. Patung-patung akan bermunculan dari segala arah begitu kita memasuki tempat ini. Ndak ngitung berapa jumlah semuanya. Yang pasti uakehhhh banget. Belum pernah Emak menyaksikan patung bertebaran di dalam kota sebanyak di Skopje.
Sepertinya ndak ada tema khusus buat monumen dan patung-patung di Plostad Makedonika ini. Mereka yang dibuat patung tentunya orang yang dianggap berjasa bagi Makedonia. Sebut saja nama mereka: Goce Delcev, seorang revolusioner, Dame Gruev, seorang guru dan revolusioner, patung Tsar Samuil, Kaisar Romawi Timur Justinian I, Dimitrija Cupovski, seorang penulis Makedonia.
Highlight-nya tentu saja adalah patung Alexander the Great dari Makedonia. Raja kerajaan Yunani kuno di Makedonia. Pembangunannya yang menghabiskan dana sekitar 8 juta dollar pun menimbulkan kontroversi.
Meski menggambarkan sosok Alexander the Great, patung ini dinamai Prajurit di Atas Kuda. Untuk menghindari konflik dengan negara tetangga, Yunani. Lahir di Makedonia, Alexander adalah keturunan Yunani. Yaaa, zaman dahulu mana ada paspor, gak bisa ditentuin, beliau orang Yunani atau Makedonia.
Lokasi patung ini di tengah-tengah. Eye catching banget. Dikelilingi air muncrat apik. Patung-patung lain dibuat sebagai penghias air muncrat.
Art Bridge
Sesuai namanya, ini adalah sebuah jembatan seni. Tepatnya sebuah jembatan sepanjang kira-kira 80 meter membelah Sungai Vardar di pusat Skopje, berhiasakan puluhan patung. Dibangun dengan biaya sebesar 2,5 juta dolar.
Kebayang yah, patung-patung ini, dibangun dalam waktu hampir bersamaan, dan dalam rangka #Skopje2014. Meski pemerintah setempat beralsan, bahwa patung-patung seni yang mereka bangun dapat menarik banyak wisatawan, sehingga semakin banyak pendapatan dari situ.
Art Bridge berada di depan Museum Arkeologi Makedonia, gak jauh juga dari Plostad Makedonija. Jembatan ini hanya boleh dilewati pejalan kaki. Kayaknya kalau naik sepeda juga masih boleh. Cakep dan lumayan instagramable. Patung-patungnya berdiri di sepanjang pagar jembatan. Masing-masing sisi 14 patung. Satu patung lagi ada di ujung. Sehingga jumlahnya 29. Di bagian tengah jembatan berdiri pilar-pilar lampu jalan yang cantik.
Objek patung sepanjang art bridge adalah warga populer Makedonia, para artis dan musisi. Nama-namanya belum pernah Emak kenal sebelumnya. Seperti Zivko Cingo, Vasil Iljoski, Dimitar Kondovski. Di daerah patung ini banyak sekali kali jumpai pengemis anak-anak. Mereka agk pushy, gak menyerah meski sudah kami tolak secara halus. Sepertinya mereka adalah keluarga-keluarga. Satu kelompok kami lihat bergerombol di sisi lain jembatan dan di dekat taman. Emak perhatikan, yang mengemis gantian. Kadang naknya, kadang orang tuanya. Kalau lagi gak mengemis, mereka duduk-duduk bergerombol sambil bercanda.
Di jalan dan di taman, masih kami temui beberapa patung. Lha itu baru di wilayah pusat kota aja patungnya sudah bejibun. Entah di bagian lain, apa masih lebih banyak lagi.