Taman raja mestinya punya wibawa tersendiri. Musim semi kemarin keluarga pelancong akhirnya berkesempatan mengunjungi taman keluarga raja Belgia. Sudah lama kami mendengar tentangnya. Tahun ini, kami agendakan khusus.
Karena taman milik raja, tarif masuknya murah. Anak-anak sampai 18 tahun gratis. Itu pun konon perolehan tiketnya digunakan untuk amal. Kami sengaja datang pagi-pagi. Sebelum taman buka. Karena dapat kabar bahwa antrian bakal panjang dan sangat ramai. Datang awal, kami antri di depan.
Wow yang datang emang sangat banyak. Dari Jerman berbus-bus. Terutama para senior. Walau ramai, pagi-pagi di dalam taman, kami tak terlalu mengantri. Memang kadang sempat terhenti sejenak saat hendak masuk rumah kacanya. Tapi kemudian, mengalir lagi.
Kondisi taman sesuai bayangan Emak. mewah dan elegan. Umur taman sudah lebih dari seratus tahun. Uang pembangunannya dari hasil jajahan Belgia di Kongo. Sebagian besar tanaman berada di dalam rumah kaca. Makanya banyak tanaman eksotis. Bahkan banyak pohon pisang. Asyik nih buat bikin pepes, pikir Emak.
Hanya sebagian kecil taman bisa dinikmati pengunjung biasa seperti kami. Padahal Emak ngiler banget ngintip taman Jepangnya. Ada bangunan mirip kuil Jepang gitu. Pasti dalamnya cantik, ya.
Emak jadi bisa mengira-ira bagaimana kehidupan monarki Eropa saat ini, yah. Keluarga raja Belgia yang tak terlalu disorot media saja udah kayak gini. Gimana dengan Belanda, Inggris, Spanyol, Swedia, Denmark dan Norwegia, yah?
Eh, ini jadi ngelantur cerita tentang keluarga raja. Alhamdulillah artikel tentang taman mewah ini dimuat di majalah Griya Asri edisi Oktober. 🙂