Seru-Seruan di Winterberg (2)

(Sambungan dari sini)

Ski-WinterbergKeluarga pelancong ke Winterberg kali ini niatnya mau belajar main ski. Meneruskan praktik dan berlatih melemaskan dengkul agar bisa diajak meluncur menuruni bukit bersalju. Emak akhirnya maen schlitten ajah. Cuma sempat meluncur sekali. Sisa waktu Emak pakai buat mengamati keadaan sekitar. Serta menjadi penggembira agar Bapak dan anak-anak rajin berlatih.

Embak lalu mengajari Adik meluncur. Bapak belajar bareng Dhika. Emak sempat bergabung dengan rombongan main schlitten di track rodeln. Kata Mas Riza, dasar track-nya keras, trus gak rata. Ada gundukan dan cekungan. Banyak orang  dewasa dan anak kecil jatuh di cekungan tersebut. Track ini agak curam di bagian atasnya. Setengah ke bawah agak landai. Emak meluncur sekali. Agak lupa caranya ngerem. Perasaan dua kaki sudah nempel di dasar. Tapi kok meluncurnya masih kenceng ajah.

Ada kisah lucu pas maen seluncuran. Beberapa teman bawa tongsis. Untuk kamera dan hape. Dua kali Mas Riza meluncur trus ada yang megangin tongsis. Mau merekam di video. Dan dua kali pula pemegangnya lupa tekan tombol on. Padahal udah jerit-jerit dan heboh seluncuran. hehehe.

Ketika Emak mau meluncur kedua kali, ada kecelakaan. Dua orang anak muda terjatuh dari seluncuran. Seluncurannya terpelanting mengenai dua orang ibu yang sedang ngobrol di dekatnya. Cepet banget kejadiannya. Sepersekian detik. Kami kebetulan dekat banget dengan mereka. Mau teriak udah gak keburu.

Seluncuran tersebut menghantam seorang ibu. Kena kepalanya. Beliau langsung memegang kepala kanannya. Trus rebahan. Teman dan keluarganya mengerubungi. Di anak muda yang jatuh tadi sepertinya merasa bersalah banget. Umurnya kira-kira 15-18 tahun. Mukanya kayak mau nangis gitu. Ikut berdiri di dekat ibu tadi. Tapi gak tahu mau ngapain. Hati Emak langsung temlosor. Waduh, istilah bahasa Indonesianya apa, yah?

Gak jadi deh meluncur lagi. Bawa sluncuran ke  bawah. Parkir deket mobil. Perut dah keroncongan. Baru juga nyampe. Sarapan udah, di mobil selama perjalanan cemil-cemil roti. Karena udara dingin kali.

Makan barenglah kami dekat mobil. Nggelar 3 schlitten buat duduk gantian. Lia berbaik hati memberi masing-masing goodie bag berisi makanan dan kue-kue. Menunya nasi uduk lengkap. Kuenya ada yang gurih ada yang manis. Mantep, kan! Sapa lagi cobak yang main ski bekalnya nasi uduk? Lainnya paling makan roti, pasta, atau kentang goreng. hihihihihi. *ngikik cantik*

Abis ishoma, acara main berlanjut. Embak lagi seneng-senengnya. Gak jadi gantian maen ama Emak. Ya sutralah Emak tetep jadi pengamat. Berdiri di luar pagar sambil ngobrol sama teman rombongan.

Alhamdulillah Embak makin lancar meluncur. Adik juga. Bapak juga. Mereka mendaki ke tempat agak tinggi. Lalu meluncur. Adik belum pernah ikut kursus. Dia diajari Embaknya dan suka ngeliat orang latihan ski di youtube. Waktu kami pertama belajar dulu, meluncurnya pakai teknik Pflugswung. Atau pizza machen kata pelatihnya. Kedua papan ski secara permanen membentuk huruf V. Sudutnya di bagian muka. Dengan teknik ini, kita lebih gampang ngerem, alias meluncur lambat.

Nah Adik gak belajar Pflugswung. Dia langsung main Parallelswung. Kedua papan ski sejajar. Tingkat kesulitannya lebih tinggi dibanding Pflugswung. Ngeremnye belok sambil memiringkan papan ski. Mereka bertiga kemudian minta dibelikan tiket naik lift. Eh ketagihan. Sampai tiga kali Emak bolak-balik ke loket.

Ada dua lift ski di Sahnehang. Satunya buat pemula. Lebih pendek. Satunya buat yang lebih mahir. Embak nyoba sekali lift tinggi. Sempat jatuh, trus lebih memilih pakai lift pendek dulu. Memakai lift ada tekniknya. Bapak dan Adik jatuh saat pertama pakai. Agak kesusahan mereka berdiri. Sampai lift-nya dimatikan penjaga, mereka berdua di suruh minggir terlebih dahulu.

Kami maen sampai sore. Sampai jam kerja lift berakhir dan schneekanone mulai bekerja kembali. Membuat salju untuk pengunjung keesokan harinya. Tak lupa foto bareng pake tongsis. Dannnnn, ternyata pose heboh terakhir pun tidak terfoto. hehehe.

3 Comments

Leave a Reply

%d bloggers like this: