Dibanding persiapan jalan-jalan dan bepergian di sekitar Jerman dan Eropa yang hanya memakan waktu beberapa hari, persiapan sebelum pulang kampung pasti jauh lebih heboh. Dimulai dengan memesan tiket yang bisa memakan waktu enam bulan hingga setahun menjelang keberangkatan. Normalnya, semakin lama semakin murah tiket di dapat. Tahun ini pengecualian. Krisis ekonomi dunia ditambah flu babi memaksa banyak maskapai penerbangan banting harga.
Berbeda dengan liburan, acara mudik tak perlu diikuti dengan perburuan hotel. Cukup tinggal di rumah orang tua, mertua dan handai taulan. Masalah makanan pun tak perlu dipikirkan. Ingin makan sesuatu, tinggal menunggu abang-abang lewat depan rumah atau langsung saja meluncur ke tempat makan favorit.
Yang membuat ribet biasanya adalah oleh-oleh. Apalagi jika punya keluarga besar. Tak enak rasanya jika pulang tanpa membawa buah tangan bagi keluarga. Mudiknya kan tak bisa tiap tahun. Bagi kami, oleh-oleh standar biasanya coklat. Yang satu ini disuka oleh anak-anak hingga orang tua. Di Jerman pun coklat bisa didapatkan dengan harga bervariasi. Jenis buah tangan lainnya adalah parfum. Meski di tanah air tak kurang toko-toko penjual wewangian, namun jika dibawa dari luar negeri, lain rasanya. Itu kata banyak orang, lho. Emak juga suka membawa pisau buatan Solingen bagi sanak keluarga. Pisau seperti ini selain awet tajamnya, juga kuat dan tahan lama. Cocok sebagai oleh-oleh untuk para ibu.
Setelah oleh-oleh beres, kesibukan akan beralih ke acara pengepakan barang dan titipan. Kadang di saat-saat terakhir, satu dua orang keluarga mengirim pesan, eh, tolong beli itu, dong. Meski tak semua mampu dituruti, permintaan seperti ini tak bisa diabaikan begitu saja. Soal mengepak, ada yang suka melakukannya sedini mungkin. Saat mendekati keberangkatan semua sudah beres. Banyak pula yang melakukannya di menit-menit terakhir. Kami sendiri entah mengapa, meski telah berusaha sedini mungkin, hingga beberapa hari jelang berangkat, belum berhasil membereskan semua. Eh, ini belum masuk. Oh itu masih lupa. Baju, makanan, pampers buat adik. Buku dan mainan buat Embak tak boleh ketinggalan.
Pulang kampung membawa dua anak kecil, Emak sempat konsultasi dulu dengan dokter anak. Menanyakan perlu tidaknya imunisasi. Apa yang harus dilakukan ketika anak sakit, dan sebagainya. Dokter langganan mengatakan tak perlu imunisasi. Beliau menerangkan gangguan-ganggua yang mungkin timbul ketika berada di negara tropis. Yang paling sering adalah demam, mual dan mencret, katanya. Saya akan beri obat untuk ketiganya, lanjutnya sambil menerangkan usaha-usaha lain agar gangguan segera berakhir selain dengan meminum obat-obat.
Ah, masih beberapa hari lagi. Sudah tak sabar kami bertemu keluarga besar dan teman-teman lama. Semoga semuanya lancar di tanah air. Amin…….