Sofra, Resto Bosnia di Pusat Zagreb

Menjelajah beberapa kota di pesisir Kroasia, seperti Pula, Rijeka, dan Omisalj, kami tak menemukan rumah makan berlabel halal. Syukur hidangan laut mudah sekali didapatkan. Bapak yang penggemar daging merah sudah mulai merasa bosan. Di Zagreb, ibukota Kroasia, akhirnya kami bertemu dengan satu restoran halal, Sofra. Ulasannya muncul di situs tripadvisor.

Lokasinya waktu itu dekat masjid terbesar di negeri ini, Islamska zajednica u Hvratskoj. Sekarang sudah pindah dekat pusat kota. Di sana, kami menikmati hidangan dari Bosnia dari aneka macam daging.

Desain lampu gantung
Lampu cantik Sofra

Dari luar, rumah makan satu ini terlihat sepi. Ketika kami mengintip-intip ke dalam restoran Sofra, seorang pramusaji keluar, menyilakan kami masuk. Ada dua bagian di dalamnya : ruangan makan luas dengan banyak sekali meja, atau bilik-bilik mini terdiri dari satu meja dengan beberapa kursi untuk rombongan dan kesannya lebih privat. Kami pilih bilik mini. Ruangan temaram dengan lampu-lampu gantung warna-warni yang romantis. Di sebelah satu keluarga besar yang tampaknya sedang merayakan pertunangan.

Ketika menu dibagikan, teman Emak sekali lagi menanyakan ke pramusaji, apakah makanan mereka halal. Kami agak skeptis, karena minuman beralkohol juga dihidangkan ke beberapa tamu, termasuk rombongan sebelah.

„Every food here is halal,“ jawab sang pramusaji, menegaskan.

Menu di tangan kami ditulis salam bahasa kroasia dan inggris. Tebal dan membuat kami kesulitan memilih. Makanan yang dijual sangat bervariasi. Mulai makanan pembuka, variasi sup, makanan yang serba dipanggang, hidangan berbahan ikan, makanan manis untuk penutup, serta makanan spesial buatan chef Sofra. Banyak makanan tak kami mengerti. Sang pramusaji menerangkan apa yang tidak kami mengerti.

Kami tak memilih hidangan pembuka maupun penutup. Hanya menu utama disertai air minum. Buat si kecil Emak pesankan kentang goreng saja. Sebab ia masih susah beradaptasi dengan jenis makanan baru. Tak lama setelah memesan, datang roti tawar gandum penuh serta minuman. Rasanya biasa saja, hanya lebih kering dan sedikit asam. Teh pesanan Emak tiba dengan dua tatakan, atas dan bawah.

Seorang bapak dari rombongan sebelah menghampiri kami. Meminta maaf jika mereka terlalu ribut. Mereka memang berbicara tiada henti. Baik dalam bahasa inggris maupun kroasia. Sepasang muda-mudi di tengah terlihat malu-malu.

Pesanan Emak datang terlebih dahulu, Bosanska Musaka atau Musaka ala Bosnia. Lidah Emak sebenarnya juga agak susah beradaptasi dengan makanan baru. Emak pernah makan musaka sebelumnya. Sehingga pilih itu, sebab sudah bisa mengira-ira bagaimana rasanya. Musaka pesanan hadir dalam panci hitam beralas piring. Dipanggang hingga coklat kehitaman, disiram saus yogurt.

Masakan daging dan yoghurt
Bosanski Musaka

Anak perempuan saya maunya makan ayam panggang. Akhirnya memilih Kvrgusa. Ayam dipanggang di atas penggorengan. Di sekitarnya adalah lapisan mirip crepes, namun tebal kira-kira 1 cm. Lagi-lagi dengan siraman saus yogurt yang banyak. Crepesnya sepertinya terbuat dari tepung kentang. Ayamnya enak, empuk.

Bapak memilih salah satu dari menu spesial chef Sofra. Steak daging sapi yang lupa Emak catat namanya. Tampil dalam piring besar panjang, disajikan bersama tumis kentang, wortel, dan saus agak encer. Sedangkan teman kami memilih Bosanski Lonac, sup sayuran berisi potongan wortel, zucchini, paprika, daging kambing, dan entah apa lagi. Daging kambingnya tak berbau. Sampai teman lain yang tak suka daging kambing bisa memakan sup tersebut. Satu lagi pilih daging kebab dibungkus roti berbentuk cincin ukuran jumbo.

Pada saat pertama datang, kami langsung kaget dengan porsi besarnya. Walau kelaparan dan kalap lama tak makan daging, tak mampu kami habiskan semuanya. Enaknya, kami bisa saling mencicipi. Sehingga tahu rasa masing-masing makanan yang dipesan. Secara keseluruhan, rasa makanan yang kami pesan gurih, cocok di lidah kami. Ada cita rasa makanan Turki di sana. Kaya rempah-rempah. Namun Musaka-nya bagi Emak agak asin dan terlalu kuat bumbunya. Makanan sisa kami bungkus saja.

Ketika membayar, kami bingung mendapati beberapa yang tak merasa kami pesan. Pramusaji kemudian menjelaskan bahwa itu adalah harga roti yang terhidang bersama makanan. Yaaaa, kalau tahu harus bayar, ya kami kembalikan saja roti tadi, komentar kami setelah keluar restoran.

Restoran Sofra

Radnicka cesta 52, Zagreb-Kroasia

www.sofra.hr

4 Comments

Leave a Reply

%d bloggers like this: