Belasan tahun, bahkan hampir dua dasawarsa Emak telah meninggalkan kota ini. Akan tetapi, ia selalu di hati. Lima tahun bukan masa singkat untuk dilupakan begitu saja. Sayangnya selama bertahun-tahun di Surabaya, rasanya Emak baru mengunjungi sedikit sekali bagian kotanya. Selain wilayah kampus di Keputih, Mulyosari, Gebang dan sekitarnya, yang pernah Emak kunjungi palingan mall-mall-nya saja. Galaxy Mall, Plaza Surabaya, Tunjungan Plaza, Jembatan Merah Plaza, dan Pasar Turi. Selain itu, Emak akrab dengan Gramedia Kertajaya, Toga Mas, Terminal Bungurasih dan Stasiun Gubeng. Dan kini Emak menyesal. Ya ampun, guwe ngapain ajah sih, di Surabaya? Kok ngiternya situ-situ doang!
Sekarang, pelan-pelan Emak tebus penyesalan. Sedikit demi sedikit, jikalau mampir Surabaya, Emak kunjungi tempat-tempat asyik yang dahulu terlewatkan. Dua tahun lalu sempat ke Gresik. Walau bukan Surabaya, Gerbang Kertosusilo adalah daerah menarik yang menawarkan banyak potensi wisata. Gresik adalah salah satu tujuan wisata religi terkemuka di Jawa. Memiliki dua makam walisongo, Syeh Maulana Malik Ibrahim dan Sunan Giri.
Singgah ke Makam Sunan Ampel
Tahun ini, Emak sempatkan mengunjungi kawasan Ampel, dimana masjid dan makam salah satu tokoh walisongo lainnya, Sunan Ampel, berada. Dan Emak tidak menyesal. Mengunjungi kompleks Ampel yang merupakan salah satu wilayah tertua Surabaya telah memberikan banyak sekali pengalaman berharga. Apalagi perginya bersama teman- temen kocak nan menyenangkan asal Gresik dan Jombang. Kota-kota pusat wisata religi Jawa Timur.
“Biasanya hari Minggu gini rame banget pengunjungnya,” kata Pak sopir taksi tumpangan kami.
Untungnya selama perjalanan pergi serta pulang, kami tidak terjebak macet. Pintu gerbang utama ramai pengunjung maupun pedagang kakilima, namun semuanya masih terkendali. Gang menuju masjid tidak terlalu lebar. Palingan lima meter. Kendaraan besar tak masuk sini. Atau bahkan tak ada kendaraan bermotor lewat gang ini.
Di mulut gang, kami susah disambut bakul gorengan, sate, tasbih yang berteriak- teriak menawarkan dagangan. Semakin masuk, jenis dagangan making banyak. Kebanyakan seh mukena, baju koko, gamis, jilbab, tasbih, baju muslim dan muslimah lainnya, batik, parfum, kurma, dan aneka jenis makanan lainnya. Bau harum martabak asin yang berbumbu tajam menusuk hidung. Ada juga lapak-lapak penjual roti maryam khas di sana. Pengunjung tak terlihat padat Minggu siang itu. Konon kabarnya kalau malam hari, khasanah kuliner Ampel lebih beragam dan ramai. Wah, bikin Emak penasaran.
Tak lama, kami sudah sampai di depan masjid. Sekilas mirip sebuah sebuah joglo besar bentuknya. Sebuah bangunan masjid tanpa kubah. Pagar besi berwarna hijau mengelilinginya. Terdengar suara orang mengaji lewat pengeras suara. Makam sang wali berada di balik masjid. Kami langsung berjalan ke sana. Lewat bagian samping masjid dekat tempat wudu lelaki.
Kompleks masjidnya lumayan luas. Tak hanya makam Sunan Ampel. Banyak makam lainnya. Makam beliau berada di dalam. Puluhan peziarah datang bersama kami. Ada beberapa aturan masuk makam. Di antaranya larangan untuk mengambil foto atau video. Akan tetapi, sepertinya banyak yang tidak sempat membacanya. Mereka berswafoto atau mengambil video semaunya. Dan saat itu tak terlihat petugas mengingatkan.
Pintu gerbang ke arah makam ditutup. “Tak lama lagi masuk waktu sembahyang zuhur,” kata Bapak penjaga pintu.
Yaaaa, agak kecewa. Emak pun mendekati pagar. Agar bisa melihat makam lebih dekat. Puluhan orang masih terlihat duduk mengelilingi makam. Puluhan jamaah yang baru datang seperti kami duduk-duduk menggelar koran bekas lalu salah seorang di antara mereka memberi kata sambutan sekaligus sekilas ceramah. Kami segera keluar lagi. Melewati bagian masjid berpilar banyak yang terlihat sangat adem di bagian dalamnya. Serta bedhug raksasa di sampingnya. Kepanasan, kami pilih keluar lewat jalan lain. Melewati sebuah rentetan pasar tertutup. Gang satui ini jauh lebih sempit. Atapnya melindungi kami dari sengatan sinar matahari. Suasananya mengingatkan Emak akan grand bazar di Istanbul, lho. Jualannya mirip-mirip gang sebelumnya. Cuma di sini, penjualnya lebih bersemangat mengajak pejalan sekadar melirik dagangan mereka. Sebelum pulang, kami masih sempat icip nasi kebuli kambing di sebuah depot tak jauh dari pintu keluar.
Things to do in Surabaya
Jika berkesempatan ke Surabaya lagi di akhir tahun, masih banyak lagi tempat yang ingin Emak datangi atau ingin Emak lakukan. Di antaranya adalah.
- Ke Museum Kapal Selam
- Ke Monumen Jalasveva Jayamahe
Meski kabarnya monumen ini agak susah dikunjungi, sebab berada di kawasan militer (Angkatan Laut), tapi kok bikin penasaran, yah. Sebuah monumen menggambarkan seorang perwira angkatan laut berpakaian lengkap, memegang pedang, memandang ke arah laut. Letaknya di Dermaga Ujung, Surabaya.
- Tilik rumah-rumah kuno Surabaya
Kota pahlawan kabarnya masih memiliki banyak rumah kuno peninggalan Belanda. Seperti di daerah Peneleh. Pun bunker-bunker kuno yang masih tersisa. Semoga masih bisa bertahan, atau direnovasi tanpa mengubah bentuk aslinya.
- Naik bus wisata Surabaya
Ada tur bus gratis Surabaya Heritage Track tersedia bagi pelancong. Bus merah berbentuk mirip tram ini kapasitanya hanya 20 orang sekali angkut. Karena gratis, banyak peminatnya. Harus daftar sebelumnya. Rute yang dilewati antara lain Balai Pemuda, Tugu Pahlawan, Balai Kota Surabaya, dan Gedung Kesenian Cak Durasim. Semuanya belum pernah Emak tiliki.
- Ke Gang Dolly
Eks lokalisasi terbesar di Asia Tenggara kini berubah menjadi salah satu pusat UKM sepatu dan sandal. Dahulu mana berani ke tempat ini. Sekarang jauh lebih kondusif didatangi.
- Icip-icip Aneka Kuliner Khas Surabaya
Sebetulnya masih banyak lagi, sih- Tapi sementara wish list-nya itu dulu. Kalau udah terwujud, baru ditambah lagi daftarnya. Hehe.
Menginap di Mana?
Sepertinya masalah menginap di mana bukan masalah serius jika mengunjungi Surabaya. Sekarang ini tersedia bermacam penginapan untuk segala bujet. Mulai termurah hingga bintangnya paling banyak. Salah satu alternatifnya adalah jaringan Red Doorz. Menyediakan kamar-kamar berkualitas tinggi dengan harga terjangkau. Berfasilitas kamar bersih, televisi, hingga wifi. Di Surabaya, Red Doorz punya banyak pilihan akomodasi. Yang mau dekat Stasiun Gubeng bisa pilih salah satu kamar Red Doorz di kamar hotel dekat dengan Stasiun Surabaya Gubeng, Surabaya.
Mbak, Permisi saya mau klarifikasi, Itu blogger Gresik orang pendiam dan malu malu (in) hahaha.
RedDoorz ini memang jaringan hotel kesayangan traveller, harganya nggak bikin kantong menjerit dan fasilitasnya sungguh lengkap. Banyak yang komentar `gila, harga segitu murah dikasih fasilitas lengkap kayak gini` hmmm
Kayaknya yang paling seru icip2 kulinernya deh…
@Emakmbolang: baiklah klarifikasi diterima…. Iya lah, kalau nginep pasti milih yg fasilitas lengkap, dan gak bikin kantong bolong. APalagi kalo ada kolam renangnya, yaks… hehehe
Banyak tempat wisata yang bagus di Surabaya, seperti: Kebun binatang surabaya, taman bungkul, pantai kenjeran.