Di malam terakhir kami di Malta, kami mampir ke Hard Rock Cafe. Membeli beberapa barang titipan teman. Letak salah satu cafe terkenal ini di Floriana, satu daerah tepat di muka Valetta. Dari informasi satu penjaga toko, letaknya adalah di Waterfront, kompleks pertokoan di tepi laut. Dari depan Valetta, ada turunan tajam ke bawah menuju tepi laut. Agak jauh dari bayangan kami. Apalagi saat turun membayangkan kembali naik ke ketinggian lagi. (more…)
Sekilas melihat candi Tarxien dan melihat bagian luar Hypogeum, kami bertolak menuju satu-satunya mesjid di negara mini ini. Untungnya letaknya masih di Paola, tak jauh dari Hypogeum. Kami berjalan melalui jalanan Malta. Sambil menyimak bentuk-bentuk unik rumah, dan bangunan lainnya di sini. Bagian atas sebagian bangunan menjorok ke depan dan memiliki warna-warna lebih cerah dibanding warna dasar gedung itu sendiri. Bahannya biasanya terbuat dari kayu. (more…)
Kembali dari Gozo di Pulau Malta, kami tak ke Sliema. Melainkan naik bus langsung menuju Valetta. Kami ingn menengok sebentar Candi Tarxien sebelum mengunjungi satu-satunya mesjid di Malta. Seorang lelaki mengucapkan salam kepada kami sekeluarga di halte pelabuhan Cirkewwa. Walau tak sempat biacara panjang, mendengar ucapan salam saja cukup bahagia rasanya. (more…)
Feri penumpang menuju Pulau Gozo baru saja berangkat ketika kami tiba di pelabuhan. Mendung makin tebal saja. Hujan bisa turun kapan saja. Angin laut berhembus kencang. Kami pesimis, perjalanan hari ini bakal berlangsung lancar. (more…)
Di hari ketiga kami di negara mini di Eropa Selatan, di suatu hari Minggu, kami putuskan utnuk pergi ke Pulau Gozo. Letaknya di sebelah timur Pulau Malta. Malta sebenarnya terdiri dari tiga pulau : Malta, Comino, Gozo. Hanya Malta dan Gozo berpenghuni. (more…)
Hari telah menjelang senja ketika kami tiba kembali di Valetta. Sama dengan di Jerman, hari-hari kami di sana adalah hari-hari ketika karnaval umum dirayakan di seluruh pelosok Malta. Pusatnya, tentu saja di ibukota Valetta. (more…)