Tag: Swiss

Makanan Halal di Swiss

Makanan Halal di Swiss

Info Wisata, Kuliner
Sebelumnya Emak pikir, memperoleh makanan halal, semisal kebab, seperti di Jerman bakalan mudah. Lha sama-sama berbahasa Jerman. Ternyata oh ternyata, menurut tuan rumah kami, di Swiss relatif lebih jarang penjual doner kebab ini. Salah satu penyebabnya adalah di Swiss tidak diperbolehkan adanya tempat penyembelihan hewan. Makanya daging-daging mesti diimpor dari negara lain. Dan ini mempengaruhi juga pola makan muslim disini. Mereka lebih suka makan ikan, imbuh tuan rumah kami di Zurich. Yang banyak, kami perhatikan adalah rumah makan China-Thailand. (more…)
Busingen, Pulau Mini Jerman di Lautan Swiss

Busingen, Pulau Mini Jerman di Lautan Swiss

Kisah Perjalanan
Hah? Di Swiss ada lautan? Bukannya isinya danau-danau dan gak ada lautan di sekitar negara ini? Mungkin ini reaksi banyak orang ketika membaca judul di atas. Padahal judulnya adalah analogi yang Emak buat untuk menggambarkan Busingen, satu desa kecil milik Jerman. Uniknya, desa ini terletak di dalam negara Swiss, terpisah beberapa kilometer dari perbatasan Jerman. Istilah kerennya enklav. Berpenduduk hampir 1.400 jiwa, kata Wikipedia. (more…)

Wisata Ski di Swiss

Kisah Perjalanan, Wisata Aktif
Salah satu yang membuat Swiss terkenal adalah posisinya di Pegunungan Alpen. Tempat ideal untuk bermain ski, sebab salju hampir selalu menumpuk di musim dingin. Hampir semua kanton (negara bagian) di negara ini memiliki pusa-pusat main ski sendiri. (more…)
Rheinfall, Air Terjun Terbesar di Eropa (2)

Rheinfall, Air Terjun Terbesar di Eropa (2)

Kisah Perjalanan
(sambungan dari sini) Mulanya kami tak tahu bahwa Rheinfall adalah air terjun terbesar di Eropa. Setelah kembali ke rumah dan mencari bahasan tentang air terjun, baru kami ketahui fakta tersebut. Perhitungan terbesar ternyata berdasarkan debit air yang lewat air terjun. Air terjun Dettifoss di Islandia dua kali lipat lebih tinggi, tapi debitnya hanya setengahnya. Tingginya 23 meter, dan lebarnya, tak hanya 30 meter. Melainkan hingga 150 meter. Rata-rata, setiap detik 373 meter kubik air mengalir dari ketinggian Rheinfall. (more…)
Interlaken dan Grindelwald (3)

Interlaken dan Grindelwald (3)

Kisah Perjalanan
(dari sini) Desa kecil nan ramai. Itu kesan kami akan Grindelwald. Hari sudah mulai gelap. Orang-orang sedang bubaran main ski. Bus-bus berdatangan mengangkut mereka yang akan pulang. Kereta api pun penuh sesak. Di kereta, deretan peralatan ski memiliki tempat khusus. (more…)
Interlaken dan Grindelwald (2)

Interlaken dan Grindelwald (2)

Kisah Perjalanan
(dari sini) Ada perasaan meluap-luap dalam perjalanan menuju Grindelwald. Antara ingin tahu dan ria luar biasa. Lalu diantara desa-desa Swiss dan pusat olah raga ski, kami akui bahwa Swiss adalah negara tak biasa. Menakjubkan, menawarkan banyak hal yang belum pernah kami saksikan sebelumnya. Desa-desanya masih punya rumah-rumah kayu tua, berwarna gelap, namun berkesan kokoh. Asap mengepul dari perapian-perapian kuno. Entahlah, mungkin bagian dalamnya sudah modern. Sebab banyak orang Eropa lebih suka mempertahankan sesuatu agar tetap kelihatan tua, walau kenyataannya berbeda. (more…)
Interlaken dan Grindelwald (1)

Interlaken dan Grindelwald (1)

Kisah Perjalanan
Bern masih saja kelabu ketika kami tinggalkan. Pusat kota Bern tak terlalu berkabut. Begitu masuk ke jalan tol menuju Interlaken, suasana berubah muram. Kabut menghalangi jarak pandang hingga berpuluh meter saja. Danau Thun di sisi jalan menuju kota tersebut terlihat samar-samar saja. Padahal kata Bapak, jika tak berkabut tentu indah sekali berkendara di tepi danau seperti ini. Interlaken berjarak hampir satu jam perjalanan dari ibukota Swiss. (more…)
Sekejap di Ibukota Swiss

Sekejap di Ibukota Swiss

Kisah Perjalanan
Kalau melihat Jakarta sebagai ibukota, pusat pemerintah sekaligus pusat bisnis, hiburan, pusat manusia dan kemacetan, rasa-rasanya aneh melihat suatu ibukota sepi dan tak terlihat hingar-bingar. Kota Bonn yang pernah menjadi ibukota Jerman Barat tak ada apa-apanya dibanding Jakarta. Mendapat julukan kota metropolitan saja dibilang tak pantas oleh orang Jerman. (more…)
Naik Turun Kendaraan Umum di Zurich (2)

Naik Turun Kendaraan Umum di Zurich (2)

Kisah Perjalanan
(dari sini) Masuk daerah Paradeplatz, kerumunan manusia mulai menipis. Bahnhofstrasse di daerah sini masih ada pertokoan juga, tapi sebgian besar adalah toko-toko mode/butik mahal. Rombongan kami berbelok sebentar ke kota tua. Masuk ke Poststrasse, melalui gang-gang sempit ke Muensterhof, lalu balik lagi ke arah Paradeplatz. Sebenarnya ada suatu tempat lagi ingin kami kunjungi di kota tua tersebut, namun karena peta kota Zurich yang dibawa Chitra agak membingungkan, kami potong kompas. (more…)