Pertama ke Zurich, belum terpikir untuk mampir ke mesjidnya. Kunjungan pertama serasa berkejaran dengan waktu. Ingin melihat Zurich sebanyak mungkin. Di kunjungan kedua musim dingin lalu, kami punya waktu lebih untuk sowan ke salah satu mesjid. Kami pilih ke gedung milik Stiftung islamische Gemeinschaft Zürich, perkumpulan muslim di kota terbesar di Swiss ini. (more…)
(dari sini)
Masuk daerah Paradeplatz, kerumunan manusia mulai menipis. Bahnhofstrasse di daerah sini masih ada pertokoan juga, tapi sebgian besar adalah toko-toko mode/butik mahal. Rombongan kami berbelok sebentar ke kota tua. Masuk ke Poststrasse, melalui gang-gang sempit ke Muensterhof, lalu balik lagi ke arah Paradeplatz. Sebenarnya ada suatu tempat lagi ingin kami kunjungi di kota tua tersebut, namun karena peta kota Zurich yang dibawa Chitra agak membingungkan, kami potong kompas. (more…)
Dua hari mengukur jalan di Swiss, arah kota Luzern dan negara Liechtenstein, di hari berikutnya Bapak mau istirahat. Bukan tinggal dan bersantai di rumah tempat kami menginap, akan tetapi ingin menjelajah Zurich lagi setelah sekian lama. Waktu pertama ke Zurich dulu, si Adik belum ada. Daripada ribet mencari tempat parkir dan pusing berkendara di dalam kota besar, kami pilih beli tiket harian dalam kota Zurich. (more…)
Zurich, kota di tepi danau Zurich termasuk kota dengan kualitas hidup terbaik di dunia. Tak heran, sebab Zurich adalah salah satu kota dengan biaya hidup termahal di dunia. Dibandingkan dengan Berlin, Paris, Hamburg, Amsterdam dan Bruessel, kota terbesar di Swiss berpenduduk sekitar 365 ribu jiwa ini tak terlalu besar, namun dia memiliki keunikan a la mediteran. Max Frisch (1911-1991), arsitek terkenal kelahiran Zurich menyebutnya sebagai kleintropolis atau metropolis kecil.
Di luar negeri kota ini sangat terkenal karena bank-bank besarnya. Sebagai kota wisata Zurich menawarkan banyak hal. Gedung-gedung bersejarah, museum, gereja-gereja berarsitektur unik, tempat-tempat belanja nan eksklusif, taman-taman kota, serta kawasan perairan yang ditata dengan apik. Tak kurang dua puluh lima...