Kecil, dingin, ramai. Demikian kesan kami saat berkunjung di salah satu kota kecil bernama Winterberg, tempat wisata musim dingin di negara bagian Nordrhein Westfalen.
Lama tak berwisata musim dingin sebab nyaris tak ada salju tebal di pegunungan-pegunungan di bagian utara dan barat Jerman, kerinduan kami terjawab saat musim dingin akhir tahun 2008 – awal 2009 dihiasi salju tebal hampir di seluruh negeri. Apalagi saat liburan karnaval di pertengahan Februari salju turun dengan derasnya. Sehingga kami putuskan untuk pergi ke salah satu tempat wisata musim dingin terdekat. Ada dua area terkenal di Rothaargebirge, pegunungan berjarak sekitar 4 jam-an dari Duren. Yakni Winterberg dan Willingen. Winterberg lebih terkenal dibanding lokasi kedua.
Berbekal tiket kereta negara bagian, kami berangkat pagi buta dari Duren. Mesti berganti kereta dua kali, perjalanan terasa sangat panjang. Di kereta terakhir menuju Winterberg, sebagian penumpang memiliki tujuan sama dengan kami. Memanfaatkan waktu untuk menikmati tebalnya salju Winterberg. Sebagian membawa kopor-kopor besar dan peralatan olah raga musim dingin. Seperti ski, sledding dan snowboard. Pengen juga rasanya bisa main ski seperti mereka. Namun kondisi keuangan dan waktu rasanya belum memungkinkan untuk belajar.
Stasiun Winterberg berada di bagian rendah. Sesuai petunjuk teman, kami mesti menuju pusat kota di bagian lebih tinggi. keluar dari stasiun, terus ikuti jalan ke arah kanan. Salju tebal menyelimuti Winterberg. Di jalanan pun masih ada sisa-sisa salju yang belum sepenuhnya berhasil dibersihkan. Mobil-mobil berjalan pelan. Kami berjalan menuju tanjakan. Adik di dalam kereta bayi, Bapak menarik Embak yang duduk di sledding miliknya.
Pusat kota Winterberg terlihat jauh lebih rama. Gerombolan turis ada di mana-mana. Banyak mobil berpelat Belanda disini. Tak lama, kami menemukan sebuah pusat informasi wisata dimana kami mendapatkan peta kota dan mengetahui dimana saja lokasi bermain ski dan ski-sledding. Menurut informasi petugas, tempat paling asyik dan ramai berjarak kira-kira satu kilometer ke puncak bukit.
Kesanalah kami menuju ke tempat yang ditunjuknya di peta. Melewati toko-toko, dan perumahan serta jalanan yang makin lama dirapati oleh mobil-mobil penyuka olah raga musim dingin. Tak lama kami sampai di kompleks perbukitan dimana orang sangat ramai. Ada yang sudah bersiap pulang atau istirahat menuju tempat makan dan penginapan. Ada yang baru mulai naik ke perbukitan lebih atas lagi dengan menggunakan lift khusus. Anak-anak kecil mulai belajar ski di lintasan pendek. Lama kami berdiri memperhatikan ratusan atau ribuan orang disana.
Akhirnya, kami temukan juga tempat khusus bermain ski sledding, yakni meluncuk di atas salju bermedia sledding. Punya kami terbuat dari plastik. Ada juga terbuat dari kayu asal Swiss. Bergantian, kami meluncur deras ke kaki bukit, Asyik sekaligus agak ngeri. Apalagi tak hanya kami yang bermain seperti. Jika tak ingin memanjat ke atas puncak bukit, disediakan ski-lift. Tapi pengunjung mesti membeli tiket yang berlaku sehari atau setengah hari. Kalau kedinginan, tinggal memilih kafe untuk menghangatkan badan di kaki bukit.
Awalnya kami kedinginan, namun makin lama sepertinya tubuh kami sudah memulai menyesuaikan diri dengan suhu luaryang besarannya berputar di sekitar titik beku. Salju terus saja turun selama kami di sana. Sehingga makin tebal dan kadang menganggu pandangan. Naik turun bukit beberapa kali, menjelang pukul empat sore, kami kelelahan dan kelaparan. Sehingga kembali kedinginan. Tak mau membuang waktu kami mampir dulu ke sebuah toko doner kebab sebelum kembali pulang.
wah enak bgt wista disini
asyik meski dingin…:) trims, ya…
[…] ski-sledding di Winterberg. Sebagian rekaman saat keluarga pelancong mengunjungi pusat wisata musim dingin Winterberg di bulan Februari […]
hohohohho…saljuuuuuuuuu