Menggemari aktivitas jalan-jalan atau traveling atau wisata atau avonturir, apapun itu namanya, keluarga pelancong familiar dengan suvenir. Atau bisa disebut cinderamata. Rasanya kalau pergi gak bawa kenang-kenangan itu kok ada yang kurang. Suvenir bisa menjadi pengikat kenangan kita dengan tempat yang kita kunjungi. Biasanya kami suka yang ringan-ringan. Ringan di timbangan dan ringan ngeluarin duitnya.
Duluuuu, pas masih jadi mahasiswa dan jadi traveler unyu, yang bujetnya sangat-sangat terbatas, kami biasanya beli kartu pos ajah buat kenang-kenangan. Kartu posnya kebanyakan disimpan buat diri sendiri. Satu dua aja dikirim ke orang tua di tanah air. Itu pun banyakan gak nyampenya. Lama-lama bingung juga ini kartu diapain, yah. Sementara, kami puas dengan foto-foto ajah. Gak beli apa-apa sebagai suvenir.
Kalau sedang ada bujet, kami beli suvenir lagi. Kali ini pernak-pernik pajangan. Yang kecil-kecil. Miniatur-miniatur landamark suatu tempat gitu. Seperti miniatur Menara Eiffel, Menara Pisa, Dome Cologne, dan semacamnya. Syaratnya masih sama. Kudu ringan dan murah. Mereka kami pajang di lemari pajangan (Vitrine) di ruang tamu. Waktu itu keluarga pelancong masih tinggal di kota Bremerhaven, di Jerman utara.
Setelah pindah kota dan gak punya lemari pajangan lagi, miniatur-miniatur tersebut bertahan dalam kardus penyimpanan. Sampai sekarang, sudah pindah rumah lagi, kardus itu pun masih belum terbuka lagi, ย tersimpan rapi dalam gudang. Selain belum punya lemari pajangan, ruang tamu kami kecil, tidak cukup ditambahi lebih banyak mebel.
Tren pembelian suvenir di keluarga pelancong berubah lagi. Sekarang koleksi magnet kulkas saja. Kecil, harganya relatif terjangkau, dan bisa ditempelin aja di kulkas. Tak perlu tempat penyimpanan khusus. Namun ada juga beberapa teman kami yang membuat tempat pajangan khusus magnet kulkas. Board-nya bisa dibuat sendiri atau beli jadi di toko. Ada juga yang kemudian dipigura dan dipajang di ruang tamu. Wah, idenya keren, yaks!
Kalau kami, magnetnya ditempelin di kulkas belakang. Di tempat semacam gudang. Karena kulkas di dapur sudah ada penutup kayunya. Gak bisa ditempelin magnet. Ada seorang teman kolektor magnet kulkas. Kulkasnya pertama kecil. Lama-lama permukaannya penuh. Karena selain suka jalan, ia suka nitip minta dibelikan jika ada temannya traveling. Gak cuma bagian depannya. Samping-samping juga dah penuh magnet. Bagian belakangnya aja yang gak ditempelin magnet ama dia. Tak lama dia beli kulkas lebih gede biar bisa nempelin lebih banyak magnet. hehehe.
Sesekali kalau sedang buka kulkas dan tak sengaja mengamati magnet-magnet mungil ini, kenangan traveling tiba-tiba saja berloncatan di kepala. Ingat suka dukanya melakukan perjalanan. Ingat ketika trekking ke manara-menara di San Marino. Ketika kedinginan di puncak musim dingin Helsinki. Atau saat silaturahmi ke keluarga sahabat di Swiss. Pun ketika melakukan traveling beramai-ramai ke Kroasia, Austria, Slovenia, Bosnia-Herzegovina, dan Montengero. Setiap magnet, meski kecil menyimpan kenangan tersendiri.
Oh ya, sebelumnya kami beli magnet berbahan apa saja. Kayu, plastik, metal, keramik, maupun kaca. Suatu ketika si Adik mengambil kursi, menaruhnya di depan pintu kulkas. Usianya waktu itu 3 atau 4 tahunan. Diambilnya magnet tersebut satu persatu. Beberapa dijatuhkannya tak sengaja. Beberapa pula yang berbahan keramik pecah berkeping-keping. Hiks. Hancur pula kenangan kami bersamanya. Sejak itu kami beli magnet kulkas dari bahan selain keramik dan gelas. ย Biar lebih aman dan awet.
Souvenirku Foto sebanyak banyaknya ๐ Udah jarang beli Souvenir mbak. Dulu koleksi post card dan stempel dari negara tersebut Dari dan buat diri sendiri. Sekarang paling banter beli baju buat si kecil sama cemilan khas daerah buat Ibu. Biar Happy karena emaknya mbolang sendiri :))
Emaaakkkk…..emaaakkk….dakuw paling hobi ngoleksi magnet kulkas. hahaa. sampe di kulkas udah penuh :p
Foto mah kudu ituh… Soale buat nulis juga. hehehehe.
Berarti kulkasnya kudu digedein, Taro… hehehe. Btw, kenapa kemarin gak bilang. Kan bisa kutambahin koleksinya… ๐
Hahaha itu anu, eemm apa ya. Dakuw malu dan enggak enak ngerepotin. Tau gimana rempongnya bawa dua bocah sendirian :)))
Eh katanya ada tempat khusus ya yang bisa buat nempel-nempel selain kulkas gitu. Hihi. Pernah baca di mana gitu ๐
Tarie
http://www.jejaksematawayang.com
Kalo Taro mah lain lagi. Penuh satu kulkas, beli lagi kulkas baru cuma buat nempelin magnet :))
Aku orangnya masih gaya jadul mbak, souvenir andalan gantungan kunci mulu. Itu pun entah kemana :))
Iyah, ada board-nya, Taro. Buat pajangan. Bentuknya kayak tempelan post it punya Taro itu. Tapi lebih gede dan terbuat dari metal.
Wkwkwkwkwkwk… lama2 sekalian koleksi kulkas ya, Mbak Rien… ๐
Hahaha ngakak aku baca komen Mbak Rien. Itu curhat colongan pas si mbak main ke sini deeeh. Makasih tempelan kulkasnya yaaa. Suka suka suka ๐
Saiki tak simpen sek wae deh, Mbak Ira. Suk nek udah ada rumah sendiri tak beli. Etapi keburu itu kulkas penuh. Koleksi kulkas buat dodolan es cendol :p
Biasanya aku juga sering (gak selalu) beli tempelan kulkas sebagai souvenir untuk diri sendiri, mbak.. ๐ selain kartu pos tentunya, hehehe..
Seneng juga sesekali ngeliatnya kalau pas lagi mbuka pintu kulkas. Kadang aku berhenti dulu beberapa menit sambil mengenang perjalanan. ๐